Aida pergi dengan kesal. Ia berpapasan dengan Aryk yang baru saja tiba di depan ruang ICU. "Hem!" Aida memalingkan muka sambil mencebik kesal.
"Bagaimana keadaan Mama?" Aryk bertanya tanpa menyebutkan panggilan ayah.
Gheisha melihat kebencian di mata Aryk saat menatap ayahnya. Hubungan mereka, sepertinya tidak terlalu baik, pikir Gheisha. Meski Aryk memandangnya penuh kebencian, tapi Gheisha melihat kasih sayang di mata senja pria paruh baya itu.
"Dia harus segera melakukan melakukan cuci darah. Mamamu mempunyai penyakit gagal ginjal."
"Lalu, apa kau tidak mau menyelamatkan ibuku? Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa tidak menyuruh dokter melakukan transfusi darah?" Aryk bertanya dengan suara pelan, tapi ditekan. Gigi bergemeretak menahan emosi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com