Jifan berdiri di gelanggang menatap seorang pemuda yang usianya hampir sama dengan kakak sulungnya itu. Terpaksa dia harus menerima tantangan bertanding ini. Yuan menatap adiknya dengan cemas. Bagaimanapun Jifan baru saja ia pukuli habis-habisan. Tentu staminanya tidak bisa menyamakan tubuh bugar jendral Ziu.
Matanya lantas menyorot pada jendral Jie yang membuat kekacauan ini. Yang ditatap langsung membungkuk merasa bersalah. Dia hanya ingin membuat raja Austin tidak meremehkan kemampuan Jifan, sehingga dia menjelaskan semuanya. Tapi, malah seperti ini akhirnya. Dia merasa sangat bersalah dan merasa sial seketika. Tentu saja dia merasa sial. Entah apakah Jifan akan mengampuninya atau langsung menggantinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com