"Pokoknya, kalian harus nikah! Titik!" Putus ibu Marta dengan tegas, dan tidak ingin ada perlawanan dari siapapun. Termasuk suaminya, Bapak Wiratama.
Setelah menyampaikan itu, ibu Marta berdiri dari duduknya. Berjalan mendekati Rio dan Jamal yang masih berdiri berdampingan. Manik matanya menatap kedua remaja ganteng itu secara bergantian.
Yang ditatap mengrenyit heran__Jamal dan juga Rio.
"Tapi kalo diperhatikan, kalian kok... serasi ya?" komentar heran ibu Marta, setelah dengan teliti ia mengamati wajah Rio dan juga anaknya, Jamal. "Kalo gitu secepatnya aja kalian nikah..."
"Mama ini apa-apa sih? enggak lucu!" protes Jamal. Ia masih belum bisa terima dengan keputusan ibunya. "Jangan ngambil keputusan sepihak dong ma! Mama kan harus minta persetujuan dulu dari aku!"
"Lho...? mama kan enggak butuh persetujuan dari kamu. Jadi kenapa harus minta?" tegas ibu Marta. "Bukan begitu, pa?"
"T-terserah mama saja," sahut pak Tama gugup.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com