"Lo baik-baik aja?" tanya Vera saat melihat Devan cukup lama memagang perut dengan tangannya. Devan menggelengkan kepalanya menjauhkan tangan Vera dari perutnya.
"Jauhkan tangan lo dari perut gue!" kesal Devan saat Vera terus saja memegang tangannya membantu menekan tangannya pada perutnya. "Lo belum sarapan? Kenapa langsung berangkat, ayo ke kantin aja," ajak Vera menarik tangan Devan agar pergi ke kantin bukan ke kelasnya, Devan menggelengkan kepalanya menolak.
"Gue butuh istirahat, bukan makanan," tolak Devan tegas sekali. "Muka lo pucat, mungkin lo butuh nutrisi daripada istirahat," sahut Vera tidak ingin kalah dari Devan, respon Vera terus terlalu agresif sampai Devan hanya bis amenghela nafasnya berat.
"Gue sayang sama lo, sampai rasa-rasanya jantung gue dipaksa berhenti berdetak hanya karena lihat lo yang sekarang ini keras kepala," celetuk Vera benar-benar dengan wajah sangat khawatir, Devan tidak melihatnya sama sekali.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com