8 Hati malaikat

Naumi mencoba berjalan ke luar kamar, kepala nya terasa pusing kembali, matanya bekunang - kunang. dan pandangannya menjadi gelap. dia tak sanggup menopang badannya dan terjatuh kembali.

" Naumi..." semuanya berteriak

semua terlihat cemas kembali, Rina tak terus menangis melihat sahabatnya itu, wajah Naumi semakin pucat

" nikahi lah dia nak" Ibu Ilham ikut berbicara sambil memegang bahunya

" ibu yakin dia anak yang baik" ibu menambahkan

" mana mungkin dia anak baik bu, sementara dia ingin merusak kebahagian orang lain" Ilham memandang kepada ibunya

" dia hanya egois, dan dia tidak mengerti dengan apa yang dia lakukan" ibu tetap memintanya

semua yang ada di ruangan itu tetap memandang ke arah ilham, seoalah olah meminta hal yang sama.

"ibu... aku hanya mencintai Mutia" kata ilham

" ibu tau, dan Mutia juga tau itu" ibu memandang kearah Mutia

" aku ikhlas" Mutia membalas

" baik lah jika kalian memaksa, tapi jika sesuatu terjadi di rumah tangga kita, kamu yang harus bertanggung jawab" Ilham memandang Mutia dengan tatapan marah dan kesal karna memaksanya

" aku tau kamu baik, dan kamu akan bisa adil, aku akan membantumu" Mutia berdiri dan memeluknya sambil menangis.

2 jam berlalu, Naumi mulai sadar dari pingsannya, ketika dia melihat sekitarnya. semua memandang kearahnya tak kecuali Ilham yang melihat kearahnya dengan tatapan benci dan penuh dengan kemarahan

" pak penghulunya sudah datang. " seorang pria datang memberi tahu ke kamar

" baik lah" ilham menjawab kesal sementara Naumi masih bingung dengan apa yang terjadi

" hayo keluar, kamu akan menikah" Rina tersenyum kepadanya

" tidak aku sangka kau akan punya dua istri" bisik lelaki yang menyampaikan kabar kalau penghulu sudah datang, dia Andi adalah teman sekantor Ilham dan juga teman dekatnya.

" ini terpaksa" Ilham membalas lemah

" tapi kau beruntung, baru pertama kali menikah langsung punya istri dua, sementara aku sudah 4 tahun menikah baru satu" Andi menggoda

" sudah diam, aku lagi pusing, kesal banget" Ilham menyingkir kan Andi dengan mendorong lembut

" pusing mikirkan malam pertama sama siapa?" Andi tetap menggoda

" Andi" Ilham memanggilnya Nama dengan nada di tekankan

" oke oke ,maaf aku hanya becanda supaya tidak tegang" Andi mengangkat kedua tangannya.

Naumi yang bangun di papah oleh Reza dan Rina berjalan menuju ruang tamu karna disanalah tempat mereka menikah, Naumi duduk berdampingan dengan Ilham. wajahnya terlihat cerah sambil tersenyum riang di wajahnya. sementara Mutia musuk kekamar mandi dan menangis disana.

suasana di dalam rumah itu menjadi hening saat ijap kabul berlangsung, ada tamu yang terlihat bahagia, ada yang marah dan kesal. ada juga yang menampakkan wajah iba pada pasangan penganten itu. acara berjalan lancar dan hikmat

ketika pembacaan ijap kabul selesai Ilham memandang Naumi yang tersenyum sangat bahagia

" apa kau senang?" Ilham bertanya dengan nada sinis sambil berbisik

" terima kasih, telah menikahiku." kata Naumi pelan sambil memandangnya

" kau tak kan pernah bahagia, dan ini hanya nikah sirih, jangan pernah meminta lebih" Ilham memandangnya dengan penuh amarah

" terima kasih, aku sudah bahagia dengan bisa melihatmu" Naumi masih tersenyum

" jangan pernah tersenyum lagi, apa kau tidak sadar kau menyakiti wanita lain dengan merebut suaminya?" Ilham mengingatkan

" aku tak kan pernah merebutnya, dan aku akan rela mati untuknya. aku hanya meminta sedikit kebahagian darinya" Naumi melihat jauh ke dalam mata Ilham

" jangan pernah menyakitinya" Ilham memperingati sambil memalingkan pandangannya.

"aku takkan menyakitinya, aku tau kalau aku salah" Naumi memandang kearah reza, mata mereka bertemu, terlihat mata Reza berkaca kaca, seakan ingin menetaskan air mata. tapi Naumi tersenyum kearahnya dan menggelengkan kepalanya seoalah mengisyaratkan jangan menangis.

Reza yang mengerti apa maksut Naumi, melihat kelangit langit rumah agar air matanya tidak jatuh. Reza yang di dalam hatinya berkecamuk antara bahagia dan kesedihan. memandangnya dengan penuh kebahagian

...

suasana rumah Mutia mulai sepi, para tamu undangan dan keluarga sudah pulang. Naumi, Reza dan Rina juga pamit untuk pulang. Ilham yang masih dipenuhi dengan amarah tidak mau mengantarkan mereka ke pintu depan. hanya Mutia yang mengantarkan mereka.

terlihat mata mutia sembab kerna menangis

Naumi yang melihat itu memeluknya, " kak maafkan aku" sambil menangis..

" aku tau kau wanita yang baik, dan sangat mencintainya" sambil menepuk pelan punggungnya.

" maaf kan aku" Naumi mengulang

" jika kau mau di maafkan aku punya persyaratan" sambil mendorong pelukan Naumi untuk melihat wajahnya

" apa?" Naumi terlihat bingung

" anggap aku kakak kandungmu dan jangan lagi menangis untuk lelaki pemarah itu" sambil tersenyum

" kakak" Naumi tersenyum kembali dan memegang tangannya " Kau berhati malaikat kak, tidak ada yang rela membagi suaminya dengan orang lain tapi kau sanggup" mata Naumi mulai berkaca kaca lagi

" aku tidak sanggup kehilangan dua adik ku untuk seorang pria pemarah itu" Mutia sambil menarik Rina dan Naumi kepelukannya

" kakak terima kasih" ucap Naumi

" aku menyayangi Rina sudah seperti adikku sendiri, jika dia tidak menceritakan semuanya antara kau dan Ilham maka aku akan marah besar padanya karna bahagia di atas penderitaan orang lain." Naumi memandang Rina

" terima kasih kak, kau memang malaikat ku" ucap Rina. Naumi dan reza hanya memperhatikan

avataravatar
Siguiente capítulo