"Iya. Ini semua berkat didikan Ayah dan Ibu. Adikku sudah tumbuh dewasa dan menjadi gadis yang super sabar. Kita do'akan saja yang terbaik buat dia Ayah! Jangan singgung soal pernikahan lagi, saya khawatir dia tidak akan nyaman!" Kata Heru.
Pak Andi langsung mengangguk. Ia juga tidak ingin mendesak Tiara lagi. Ia tidak mau Tiara menjadi sedih dan menambah beban pikiran anak gadisnya itu lagi.
Setelah makam malam, Tiara duduk di teras rumahnya sambil menelusuri halaman di google.
Tepat saat itu, satu pesan muncul di WhatsApp-nya. Tiara mengerutkan keningnya ketika melihat foto profil dari pemilik pesan.
'Bukankah ini Pak Azka? Aku lupa menyimpan nomornya. Perasaan sudah beberapa bulan lalu dia minta nomerku. Tapi, kenapa sekarang dia menghubungi ku?'
Setelah membatin, Tiara langsung membalas pesan Azka dengan menjawab salamnya.
Tiara : Wa'alaikumsalam, Pak Azka!
Azka : Maaf mengganggu malam-malam. Saya ingin menyampaikan sesuatu yang sudah lama saya pikirkan!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com