Di tempat berbeda, ada seorang pria bermata biru yang gelisah uring-uringan karena tidak mendapati candu disisinya setelah bangun tidur. Bahkan, setelah berkeliling ruangan di apartemennya pun, candu itu tidak ditemukannya. Nomor milik si candu pun tidak bisa dihubungi. Thomas mengetuk-ngetuk jarinya ke atas meja. Membuat praduga kemana istri dan anaknya pergi tanpa jejak. Masih berbalut jubah tidur berwarna putih berbahan beludru lembut, si mata biru berambut coklat duduk di sofa ruang tamu, berharap yang ditunggu muncul dari balik pintu dihadapannya. Namun, yang ditunggu pun tak kunjung muncul. Bahkan, semua pengasuhnya tidak ada ditempat. Suasana didalam apartemen sunyi sepi, hanya ada Thomas seorang. Ketika dering telpon masuk berbunyi. Thomas mengernyitkan alisnya melihat nama ARYA muncul di layar ponsel.
"Halo bro, apa kabar? Kapan pulang?" Suara Arya diujung telpon membuat Thomas menarik bibir tipisnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com