'Daddy merindukan ibu peri'
'Tangan ini bukan milik siapa-siapa. Semua yang ada di tubuhku hanya milikmu. Aku sudah menyerahkannya bukan? Kenapa terus menghindar dan marah?'
Setiap kalimat yang Bian ucapkan terus terngiang-ngiang di benak Mayang. Perasaan bersalah spontan hadir saat mengingatnya.
"Apa yang kulakukan? Kenapa hati dan pikiranku jadi kacau seperti ini? Kurasa perasaan ini yang membuatku tidak bisa berpikiran jernih," bathinnya bergumam lirih. Menyadari kebodahannya yang tidak percaya dengan lelaki yang tulus mencintainya.
"Tapi, begini juga baik dan mungkin yang terbaik. Tanpa saling dekat dan memiliki hubungan, maka tidak ada yang tersakiti dan menyakiti. Lagi pula dunia kami berbeda," lanjut keluh kesahnya, sambil menatap pemandangan luar dari jendela mobil.
***
"Hei, Kak! Apa-apaan ini?" tanya Trian mendesak karena kebingungan.
"Apa? Aku sedang ada pertemuan, kau jangan menggangguku!" jawab Bian dengan nada kesal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com