Vika menghampiri Jesika yang berdiri di pinggir jalan, menunggu angkot. Ia merasa tidak enak, melakukan aksi tadi kepada orang yang tidak bersalah.
"Jes ...," panggil gadis itu dari atas sepeda.
Jesika menoleh, tangannya sibuk memainkan tali jaket yang menjuntai.
"Ada apa lagi?" tanyanya canggung.
"Nggak. Ini ... buat naik angkot." Vika menyelipkan selembar uang biru ke kantong jaket.
"Ta ... tapi."
"Terima aja. Biar aku nggak terlalu merasa bersalah," ucap Vika yang langsung berpaling dan pergi meninggalkan Jesika yang terbengong.
"Lima puluh ribu," gumam gadis itu sambil memandang Vika yang mulai tak terlihat. Uang sebanyak itu, bisa ia gunakan untuk naik angkot pulang pergi selama 8 hari.
Sementara itu, Vika bergegas pulang. Hasil rekaman Sera belum sempat ia lihat. Rencananya ia akan menunjukkan itu ke Adel sebelum mengunggahnya ke media sosial.
Tiba di rumah, ibunya sedang masak. Bau gurih ikan goreng membuat gadis itu segera berganti baju dan duduk di meja makan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com