webnovel

Cakya

Cakya yang terkenal dingin, dan jarang bicara. Seketika dunianya berubah ketika dihadapkan dengan gadis pindahan dari luar kota. Ada apa dengan gadis ini...? Mengapa dia sanggup menjungkirbalikkan dunia Cakya yang damai.?

33nk · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
251 Chs

3 hari menghilang

Alfa masih terus berusaha mencari Erfly. bahkan Alfa sampai menghubungi orang tuanya yang di Bali, dan orang tua Erfly yang lagi di Singapura.

3 hari menghilang. Bahkan tidak ada petunjuk apa-apa tentang keberadaan Erfly.

"Dokter...!!!", Rima bicara setengah berteriak membuyarkan lamunan Alfa.

"Ah... Iya, kenapa sus...?", Alfa bertanya gelagapan.

Rima tersenyum, "HP dokter bunyi dari tadi", suster berparas cantik itu bicara disela senyumnya.

"Oh... Iya", Alfa merogoh kantong celananya, kemudian meraih HPnya.

"Ko Alfa...?", terdengar suara lirih dari ujung telfon seberang.

"Erfly... Ya Tuhan... Kamu kemana saja dek...?", Alfa merasa lega karena bisa mendengar suara Erfly, setelah pencariannya selama 3 hari tidak ada hasil.

"Koko dimana...?", Erfly bertanya, nada suaranya terdengar lelah.

"Mau kemana lagi seorang dokter dek...?", Alfa malah balik bertanya.

"Hem... ", Erfly bergumam pelan.

"Kamu kemana aja dek...? 3 hari menghilang?"

"Erfly ke Sukabumi ko"

"Sukabumi...? Kenapa...?"

"Ambu Kinasih meninggal"

"Ya ampun dek, kenapa kamu g'ak ngasih tau koko...? Koko senewen nyariin kamu 3 hari ini tau g'ak...?"

"Iya, maaf..."

"Kapan kamu pulang dek...?"

"Ini udah transit di Jambi ko"

"Koko jemput di Bandara Hiang"

"Terima kasih ko"

Alfa menutup telfon, langsung merapikan barang-barangnya.

"Suster, saya minta tolong cek jadwal saya sampai malam ini...?", Alfa bicara pelan sambil memasukkan barang yang mau dibawa kedalam tas.

"Dokter mau pergi...?", Rima bertanya bingung, karena tidak biasa-biasanya Alfa meninggalkan rumah sakit pada jam segini.

"Saya harus ke bandara menjemput Erfly", Alfa menjawab pelan, tidak menghentikan kegiatannya.

"Dokter tidak ada pasien, pak Nugroho minta pindah jadwal cek-up hari kamis. Dia masih diluar kota", Rima mengingatkan jadwal Alfa.

"Saya keluar dulu, kalau ada keadaan darurat hubungi saya ke nomor biasa", Alfa memberi perintah.

"Siap dokter. Hati-hati di jalan", Rima menundukkan kepala sedikit sebagai ungkapan dia menghormati Alfa.

"Erfly lagi...! Selalu saja gadis ingusan itu", Rima menggerutu kesal setelah melepas kepergian Alfa.

"Kenapa kamu ngedumel sendiri...?", Kahfi mengagetkan Rima, entah muncul dari mana manusia yang satu ini. Tiba-tiba sudah ada di hadapan Rima saja.

"G'ak... ", Rima menjawab malas kemudian pergi meninggalkan Kahfi sendirian.

***

Tidak perlu menunggu lama, Erfly keluar dari bandara langsung menuju mobil Alfa. Alfa tidak turun, hanya membuka pintu kursi penumpang untuk Erfly dari dalam mobil.

Erfly duduk di kursi penumpang, kemudian melempar tas sandangnya ke kursi belakang. Wajahnya masih terlihat lelah, karena melalui perjalanan yang cukup panjang.

"Kamu sudah makan dek...?", Alfa bertanya pelan.

"Erfly ngantuk ko, Erfly istirahat dulu", Erfly bicara pelan, kemudian menaikkan kakinya ke kursi memutar duduknya menghadap Alfa, kepalanya bersandar di punggung kursi.

Alfa mulai menjalankan motornya, "Waktu kamu hilang, ada Cakya nyariin kamu kerumah", Alfa bicara pelan. Dia menatap Erfly menunggu respon apa yang akan diberikan oleh Erfly saat mendengar nama Cakya disebut.

Erfly membuka matanya, "Ko, Erfly boleh istirahat di rumah koko sebentar...?", Erfly bertanya diluar dugaan Alfa.

"Kamu g'ak mau makan dulu dek...?", Alfa kembali menawarkan.

Erfly tidak merespon, dia malah memejamkan matanya kembali. Hanya dalam hitungan detik, terdengar nafas Erfly yang teratur, menandakan dia telah terlelap tidur.

Alfa memutuskan untuk berhenti ke mini market, membeli beberapa cemilan kesukaan Erfly dan minuman dingin.

Sesampainya dirumah, Alfa meletakkan barang belanjaannya kedalam rumah. Alfa kembali ke mobil, karena Erfly tidak menyusulnya masuk.

Alfa membuka pintu penumpang, Erfly tidak bergeming sama sekali. Alfa memutuskan untuk mengangkat Erfly, memindahkannya ke kamar tamu.

Alfa menyelimuti Erfly, setelah menghidupkan AC, Alfa meninggalkan Erfly karena tidak mau menganggu istirahat Erfly.

Alfa memutuskan untuk mandi di kamarnya setelah menutup pintu rumahnya. Setelah mandi, Alfa memilih untuk merebahkan tubuhnya. Jarang-jarang dia bisa santai pada jam segini.

***

Cakya masih asik memetik gitarnya, entah sudah berapa jam dia seperti itu. Ibu Cakya hanya bisa menatap sedih kepada putra kesayangannya.

Gama duduk di samping sepupunya, "Masih bengong juga tu anak kak...?", Gama bertanya sambil memberi isyarat menunjuk dengan mulutnya ke kamar Cakya.

"Begitulah dari kemarin", ibu Cakya bicara sedih. "Gama sudah ke rumah Erfly...?", ibu Cakya bertanya berharap ada secercah harapan.

"Udah seperti minum obat kak. Pagi, sore, malam. Jawabannya tetap sama saja, Erfly tidak kelihatan sudah 3 hari kata tetangganya. Bahkan HP Erfly tidak bisa dihubungi malah", Gama menjelaskan panjang lebar.

"Kemana ya Erfly...? Tidak biasanya dia menghilang begini", ibu Cakya bertanya bingung.

"Kita tunggu saja kak. Kalau sampai besok dia g'ak ada kabar juga. Kita minta tolong pak Jendral saja melacak keberadaan Erfly. Bagaimana...?", Gama memberi saran.

"Boleh juga Gam", ibu Cakya bicara antusias. Senyumnya langsung merekah seolah mendapat pencerahan.

***

Erfly bangun saat azan magrib berkumandang. Erfly segera menuju kamar mandi yang ada di kamar, kemudian langsung mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Erfly berganti pakaian, tidak banyak baju yang dibawanya di dalam tas. Beruntung, baju kotornya sempat di cuci saat di Sukabumi. Jadi Erfly masih punya baju bersih untuk dipakai.

Erfly melangkah menuju tempat sholat di sudut ruangan rumah Alfa, setelah sholat dia memilih untuk mengaji sambil menunggu waktu isya.

Alfa bersandar di daun pintu menatap Erfly yang khusuk mengaji dengan tartil. Alfa melangkah menuju ruang tamu, sambil menunggu makanan yang telah dipesannya datang. Kemudian menghidupkan TV dengan volume suara paling kecil, karena tidak mau menganggu Erfly.

Saat azan isya berkumandang, Erfly menutup Al-qur'annya kemudian mengembalikan ke tempat semula. Erfly menunaikan sholat isya.

"Dek... Makan dulu, koko sudah beli makanan kesukaan kamu", Alfa bicara dari daun pintu, saat Erfly melipat kembali perlengkapan sholatnya.

Erfly tidak menjawab, kemudian mengikuti langkah Alfa menuju meja makan. Erfly tidak mengeluarkan suara, Alfa juga tidak mau menganggu Erfly yang pikirannya masih kalut.

Dari kecil sudah mengenal Erfly, Alfa sudah hafal watak Erfly. Di saat seperti ini dia hanya butuh waktu sendiri, untuk menata kembali hatinya.

"Koko g'ak kerumah sakit...?", Erfly bertanya pelan setelah memasukkan suapan kecil kedalam mulutnya.

"Koko g'ak ada pasien, dia lagi di luar kota. Jadi minta jadwal ulang hari kamis", Alfa bicara apa adanya.

"Erfly... Nginap g'ak papa ko malam ini...?", Erfly bertanya ragu-ragu.

"Justru koko bakal khawatir kalau kamu pulang dek", Alfa bicara khawatir.

"Erfly g'ak papa kok ko", Erfly bicara pelan, matanya masih tidak berani menatap wajah Alfa karena merasa bersalah, dia menghilang selama 3 hari tidak memberi kabar sama sekali.

Walaupun Erfly mengaku tidak apa-apa Alfa dokter yang merawat Erfly, sekaligus dia dokter yang bertanggung jawab atas operasi transplantasi jantung Erfly.

Alfa cemas kalau ada masalah dengan jantung Erfly, karena wajah Erfly pucat sedari tadi. Awalnya Alfa hanya mengira dia hanya kecapean, sepertinya ini tidak sesederhana itu.