webnovel

6

Part-6

Ini hampir malam tapi tidak untuk alaric ia sedang menjalankan transaksi penjualan senjata saat ini ia bersama Devon tangan kananya yang bukan sebarang devon adalagh pisokopat yang memiliki kepribadian ganda

"Baiklah mr. alfero senjata anda memang sangat memuaskan" seorang mafia juga cukup berbahaya yang sedangan melihat senjata yang terpajang di dalam kotak kayu yang cukup besar

"Sungguh kebanggaan jika kau menyukainya"alaric tersenyum dengan sumiring kepada Roberto pemimpin cartel yang berlambang mawar itu

Setelah bertransaksi dan mengobrol sambil meminum minum sedikit akhinya alaric pulang membawa anak buahnya yang sekitar 7 orang serta Devon.

Alaric bukanya takut sampai harus membawa anak buah sebanyak itu, ia hanya membawanya jika transaksinya cukup besar termasuk transaksi yang dilakukan.tadi cartel rose itu memesan 20 senjata 15 peledak,serta 25 pisau yang sudah dirancang khusus

Mobil limousine hitam memasuki perkarangan istana alaric.alaric masuki rumahnya,rumah terasa sepi karena ini memang jam tidur pelayan ia baru pulang sekitar jam 3 pagi ia melangkah menaiki tangga menuju kamarnya tapi ia urungkan dan kembali turun menuju kamar tamu tempat dimana wanita yang membuat ia tertarik untuk kesana

Alaric membuka pintu dan ternyata tidak terkunci dan ini kesempatan bagi alaric untuk masuk.

Kamar yang luas itu hanya diterangi pencahayaan lampu tidur yang terletak di atas nakas ia melihat wanita yang mengunakan piyama berwarna silver sedang terlelap dibalik selimut yang sudah melorot di kakinya

Alaric memperhatikan wajah tasya yang di terangi lampu tidur wajahnya terlihat damai

"Bahkan ia terlihat cantik saat tidur"alaric memuji tasya tanpa sadar

Alaric melepaskan sepatu dasi serta kemeja yang ia pakai dan hanya menyisakan celana kain yang bergantung tercetak jelas abs yang terpahat indah di perutnya.

Alaric menaiki tempat tidur Tasya dengan perlahan.dan membaringkan badan ya miring menghadap tasya,alaric tiba tiba saja merasa gairah saat melihat bibir merah ranum tasya ia mendekatkan dirinya pada wajah tasya dan mencium bibir itu dengan cepat agar tidak membangunkan pemiliknya

Sehabis itu alaric menarik tasya lebih dekat denganya dan memeluk wanita itu terdapat gerakan sedikit pada tasya tapi ia tak sadar.bahkan ia menempelkan kepalanya pada dada bidang alaric tak butuh lama bagi alaric tertidur pulas.

"Dasar anak pembawa sial kau tak seharusnya lahir dari rahim istriku,kau yang menyebabkan istriku mati!!!" lelaki tua itu ingin mememukul anak kecil yang sudah meringkuk sambil menangis

"Seharusnya kau mati bukan istriku yang mati kau sama saja seperti ayahmu yang bajingan itu,bahkan ia meninggalkan wanitaku dengan baban yaitu kau"lelaki itu mengangkat anak kecil tersebut dan menolakanya sehingga kepalanya terbentur meja darah segar mengalir dari keningnya

Lelaki tersebut meninggalkan anak kecil yang tak berdaya itu sendirian dengan rumah yang gelap gurita bahkan isakan tangisnyapun tak dapat di dengar orang lain"

" Stop..stopp"keringat berkeluaran membasahi kening alaric

Tasya merasa terganggu dengan suara yang ia rasa dekat dengan pendengaranya saat ia membuka kedua matanya pemandangan wajah alaric yang ada di sampingnya

Sontak ia terkejut tapi keterkejutannya tergantikan dengan rasa aneh saat melihat wajah alaric yang kelihataan seperti bermimpi buruk

Lantas tasya melepaskan diri dari pelukan alaric yang erat pada perutnya.

"Alaric..hei..alaric"tasya menepuk pipi alaric dengan perlahan mencoba untuk menyadarkannya

Alaric tersadar dari mimpi buruknya dan membuka matanya.

pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah sepasang mata wanita yang kelihatan bingung menatapnya.

Alaric sontak menarik tasya kembali kepelukanya,sekarang ia merasa sedikit tenang

"Alaric lepaskan aku"tasya mencoba menolak dan melepaskan pelukan alaric pada dirinya

"Biarkan sebentar saja seperti ini aku lelah,dan takut"alaric menjawab ucapan tasya dengan nada yang dapat dikatakan sedih

Tasya yang awalnya memberontak kini tiba tiba saja dia saat mendengar suara alaric.dan ia langsung mengakat kepalanya untuk melihat pemilik suara tersebut

Keringat masih menetes di dahi alaric.tasya meletakan tangannya di dahi alaric dan menyengkahnya dengan lembut bahkan ia memberi usapan di rambut alaric.

Dan tak lamapun mereka kembali tidur dengan tenang

Pagipun telah datang sepasang insan itu masih tak bergerak dari tempat tidur saat cahaya telah memasuki cela cela gorden jendela balkon.membuat seseorang tersadar

Tasya yang pertama kali membuka matanya ia melihat di sampingnya masih terdapat alaric yang tertidur dengan posisi memeluknya bahkan saking dekatnya kepala alaric berada di sekitar lehernya.

"aku bingung dengan apa tang terjadi denganmu semalam,kau sekaan memiliki misteri yang harus aku pecahkan.aku takut saat aku mencoba memasuki kehidupan malah kau yang menjadikan aku penderitaanmu"Tasya berkata dalam hati

Ia melepaskan diri dari alaric dan melakahkan dirinya menuju kamar mandi.ia tak mau menjadi pembicaraan para pelayan yang memberitakan hal yang tidak tidak tentangnya

Setelah ia mandi,ia kembali mengenakan pakai pelayan dan keluar untuk melakukan aktifatas yang seharusnya ia lakukan

ia melihat wulan pembantu yang bertugas menyimpakan sarapan sejak lama

"pagi tasya apa kau tidur dengan baik" wanita yang bisa dibilang memiliki umur itu bertanya dengan lembut kepada tasya

"Cukup baik bibi apakah bibi juga begitu?"

"Aaaa sama seperti biasa aku akan nyenyak jika aku sudah benar kelelahan,apakah jam berapa semalam tuan alaric pulang?"

"Tidak aku sudah ketiduran saat itu,bahkan aku tak tau jika ia sudah pulang"tasya terpaksa berbohong

"Aku cukup kasihan denganya dari kecil ia seorang yang cukup pendiam sejak tuan hans alfero membawanya kesini"wulan menceritakan dengan perasaan yang sedih

"Kemana ibu alaric?" tasya bertanya kepada wulan

"Alaric bukan anak tuan hans melainkan anak yang di adobsi saat masih kecil saat itu kondisi alaric cukup memperhatikan untuk anak yang seumuran dengan ya"

Tasya hanya diam mendengar cerita wulan terbesit rasa iba yang ada dihatinya saat ia mebayangkan usia alaric yang masih kecil sudah seperti itu

"Tasya bisakah kau membangunkan tuan alaric mungkin saja ia belum makan dari semalam"wulan meminta tasya untuk membangunkan alaric sebelumnya itu tugas desi tapi desi sudah mempercayakan tasya melakukan tugas yang tak bisa sebarangan di lakukan orang lain