webnovel

Prolog

Botol itu berputar semakin lambat. Semua mata memandang dengan tegang. Pasalnya permainan truth or dare keluarga ini tidak pernah mengenakkan. Sampai botol itu benar-benar berhenti tepat di hadapan lelaki yang sudah menghela napas kesal.

"YEY! KAK AL KENA!!" teriakku lantang penuh semangat. "Truth or dare!"

"Semangat amat lo ngeliat Varo kena," celetuk kak Caffar, saudara paling tua di perkumpulan sepupu ini.

"Gue tau. Pasti dia mau balas dendam yang tahun lalu. Bella kan dapet dare dari Varo pas game kita terakhir kali," kali ini si Candra, sepupu yang seumuran denganku.

Oke. Biar nggak bingung aku jelasin dulu. Disini itu perkumpulan sepupu dari saudara bunda. Bunda itu 3 bersudara. Anak pertama biasanya ku panggil mama Arletta dengan 4 anaknya. Kak Caffar, Kak Catlin, Candra, dan Cakra. Tau nggak kalau mereka lumayan terkenal loh dengan membentuk band ternama. GF. Kepanjangannya sih aku lupa.

Terus adek dari mama Arletta ada Umi Aisyah. Dua orang itu emang lumayan jauh perdedaannya. Liat aja dari nama. Nah. Umi Aisyah ini punya dua anak. Kak Alesha dan Aldevaro yang cuman beda 5 bulan tapi minta dipanggil kak.

Selanjutnya, anak bungsu nenek adalah bundaku sendiri, bunda Akifah tersayang. Anak pertamanya aku, Arabella Putri Abian yang tercantik sedunia. Lalu dua adik kembar terngeselin, Ardan dan Ardin. Wajah mereka lumayan mirip, yaa 50% lah

"Iya. Apaan. Gila aja gue disuruh pake gambar love yang dibuat di jidat pas sekolah. Dari jam pertama sampe pulang lagi," sahutku lagi menimpali percakapan tadi.

"Dendaman!" Varo menyahut. Aku langsung mengalihkan perhatiannya lagi pada lelaki itu.

"Biar aja! Cepet! Truth or dare,"

"Dare lah. Cemen kalo pilih truth,"

"Bijak pilihan anda tuan. Karena gue juga nggak nyiapin pertanyaan truthnya,"

"Ada bau-bau busuk nih," Ardan yang menyahut

Semua perhatian kini terfokus hanya padaku. Varo masih memasang wajah sok beraninya. Terlihat tak khawatir sama sekali dengan perintahku setelah ini. "Lo harus tembak orang yang sekarang lagi lo sukai. Kemaren kan lo curhat udah suka sama cewek bertahun-tahun tapi takut nyatain cinta,"

Yes. Akhirnya. Aku bahagia banget ngeliat wajah piasnya itu. Yang lain setuju setuju saja. Juga penasaran siapa orang yang disukai sepupu mereka. Aku juga merasa seseorang sedang menatapku dalam, dia Candra. Aku sudah bisa menebak dia membatin apa sekarang.

Karena hanya dia satu-satunya orang yang tau bagaimana perasaanku terhadap Varo. Lagian aku yakin kok, perasaan ini juga terbalas.