webnovel

BAYANG KENANGAN

“Kau cantik”. Bisik Bayu kepada Rosa, mendengar perkataan Bayu membuat Rosa menjadi salah tingkah, jantung berdebar-debar, Wajah pun memerah, karena perkataan Bayu itu kepada rosa. “Jangan berkata seperti itu, aku jadi malu”. Lalu rosa menoleh ke arah Bayu. Yang sedari tadi wajahnya begitu dekat dari Rosa. “Aku sangat mencintai mu”. Kemudian ia kecup bibir rosa yang tipis itu dengan lembut. Sebuah ciuman hangat mengahangatkan rasa dalam diri mereka.

author_gaje_ya_kan · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
32 Chs

bab 4

"Hallo, pak...?"

"Siapa ini?".

"Ini aku Rosa, yang mengikuti program Restart".

"Owh... Kamu ada apa?".

Kemudian Rosa memulai pembicara-an lewat Telpon entah apa yang mereka bicarakan namun nampak-nya rosa cukup serius, terlihat dari raut wajahnya yang begitu kaku.

Ia berbicara kepada orang itu mengenai beberapa hal, dengan tangan sesekali, mengaruk-garuk kepala-nya, walaupun ia tak merasa kepala-nya gatal.

"TIIDAK!!!, Tidak bisa". Kata orang lewat pangilan telepon

Rosa kemudian tertunduk ke bawah.

lalu berkata, "maksud-nya?" tanya ia kepada orang itu.

Lalu menyimak apa yang orang itu jelaskan lewat telpon.

Ia seperti-nya kurang paham, namun anjuran dari orang itu tetap ia dengarkan.

"Ya, baik lah, " kemudian ia tutup telpon itu dan menaruhnya di meja.

Kini ia terduduk di balkon sambil melihat-lihat jalanan yang ada dibawah-nya, yang penuh dengan kendaraan dan pejalan kaki.

"Hah..." tarikan nafas panjang dari nya mengiringi langkah, saat ia hendak masuk dan tidur.

ke esokan hari-nya...

"Nampak-nya kau tak begitu senang?" kata bayu kepada-nya, saat melihat wajah-nya yang lesu, ia pun langsung duduk di samping bayu, dan mulai membuka dan meminum, minuman kaleng yang digengam-nya itu.

Melihat itu bayu hanya tertawa kecil dan kini ia melanjutkan membuat cerita.

"Jika kamu disuruh mengulangi waktu, waktu yang mana kah yang kamu ingin ulangi?". Tanya Rosa kepada-nya,

"Banyak." Jawab bayu singkat, dan tetap menuliskan sebuah cerita.

"Contoh-nya?". Tanya Rosa lagi kepada bayu.

"Hem... Seperti apa ya?" kata ia sambil mengetuk-getuk dagu-nya dengan jari telujuk.

"Seperti, sekarang ini, aku ingin mengubah waktu, agar tak bertemu, dan mengenali mu". Kata ia sedikit tersenyum dan kemudian tertawa.

mendengar perkataan dari bayu, secara refleks Rosa melayang kan tamparan, namun dihadang dan ditangkap oleh bayu tangan Rosa itu, secara tak langsung wajah mereka saling berhadapan begitu dekat-nya,

"maaf, maaf, maaf...". bayu meminta maaf kepada rosa entah apa yang ia pinta maafkan itu, rosa hanya menutupi mulut-nya sambil menahan malu.

Kemudian semua itu menjadi bisu tak ada suara dari mereka, Rosa hanya melihat kolam kecil didepan-nya, sedangkan bayu kini sibuk dengan tulis-menulis cerita di dalam lembaran buku.

Tak terasa waktu berlalu. Matahari kini mulai turun.

"Jika aku melangar kontrak itu, apa yang akan terjadi selanjutnya?".

"Hem... Ia akan melupakan mu, melupakan tentang dimasa ini saja, dan lalu kau tak kan bisa lagi mengubah takdir-nya".

"huh... Aku rasa, ini sangatlah berat".

"Tapi Rosa, apa kamu tak ingin bertemu dengan-nya lagi?".

"Ya, Tapi...".

"Jalani saja, jika itu berjalan dengan baik, kamu akan bertemu dengan-nya dimasa depan dengan waktu yang lama, apakah kamu tak menginginkan-nya lagi".

"Tut... Tut... Tut..."

Lalu ia berbaring di kasur dan membayang kan perkataan orang itu.

Sebuah hari dimana kita harus menjalani semua itu dengan sangat berat, Ada kala rasa jenuh hinggap di diri.

"Kau tahu, air yang jernih tak lah selalu bisa untuk diminum?".

Bisakah ia melewati hari ini dan memulai lagi kejadian itu dengan potongan kenangan yang ia bawa.

"adakah hidup ini berjalan dengan sangat mudah".

Mungkin itu sangatlah mustahil di dunia yang keras ini, harapan yang ia impikan dulu sewaktu kecil, ingin menjalani hidup dengan apa yang ia rencanakan, Lulus dengan nilai memuaskan, lalu bekerja ditempat yang menyenangkan, dan menikah, mempunyai keluarga kecil, sebagi penyemangat saat ia merasa lelah dalam menjalani kehidupan, namun itu harus pupus tak kala, satu yang ia impikan hilang saat berada dalam gengaman-nya.

Bisakah itu terulang?