webnovel

Balada Mahasiswa: FRNDS

Adolescente
En Curso · 64.3K Visitas
  • 22 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

Persahabatan bagai kepompong Mengubah ulat menjadi kupu-kupu . . . Meski aku benci kupu-kupu tak apalah karena mereka adalah teman-teman ajaib yang membuatku beruntung mengenal mereka.

Etiquetas
5 etiquetas
Chapter 1Menuju Ospek

Tak ada yang lebih menarik saat pertama kali memasuki dunia perkuliahan selain kegiatan ospek. Sebelumnya aku sudah sering mendengar dari kedua kakakku- Mbak Ajeng dan Mbak Anjani- bahwa ospek saat kuliah tidak sama dengan MOS jaman SMA. Ospek dikenal kejam dan menyeramkan. Nanti para mahasiswa baru akan disuruh melakukan hal-hal aneh dan membawa barang-barang yang tak kalah aneh. Kadang bahkan tak jarang ada senior yang berani main fisik. Ini yang membuatku agak takut menghadapi ospek.

"Ospek kita nanti gimana ya, Ty?" Tanyaku pada Anty di malam harinya.

"Ya ga gimana-gimana lah. Emang kudu gimana?" Anty masih sibuk menata barang-barangnya yang cukup banyak sementara aku sudah selesai sejak sore tadi.

"Aku takut. Ospek kan katanya serem gitu."

"Oh, maksud lo yang kayak STPDN itu? Yang disuruh push up, sit up, lari keliling lapangan?" Anty sesekali berpaling ke arahku yang duduk di atas kasur tingkatnya.

"Aku takut digebukin, Ty," kataku polos.

Anty tertawa. "Kalo ada senior yang gebukin lo ya lo lapor lah. Itu kan kekerasan namanya. Kalo lo keburu mati sebelum lapor gue yang bakal jadi pelapornya dan saksi matanya."

Aku melempar boneka-boneka kecil miliknya yang sudah ditatanya di atas kasur. "Sialan. Masa nyumpahin aku mati sih?"

Anty terkekeh.

Tak kusangka meski cukup tomboy, Anty suka mengoleksi boneka. Padahal aku tidak. Aku menghindari segala sesuatu yang berpotensi menjadi sarang debu seperti bulu boneka karena selain alergi cuaca ekstrim aku juga alergi debu.

"Ospek kita kayaknya ga bakal sekejem itu sih, Mir. Yah, kita liat aja besok gimana. Kan besok kita ada technical meeting."

Aku pun meyakinkan diriku bahwa aku bisa melewati badai ujian pertama kuliah bernama ospek itu.

"Beli ayam goreng yang sayap sama kakinya nyatu?" Aku menggaruk kepalaku yang mulai pening membaca secarik kertas di tanganku. Bukan karena tulisanku jelek tapi karena isi catatan di kertas itu makin ke bawah makin tak masuk akal; dari buah pisang dempet tiga, permen susu rasa curiga, kini ada pula ayam goreng dengan sayap dan kaki menyatu.

"Udah, kita beli aja ayam goreng bagian sayap sama ceker." Anty terlihat santai.

"Terus nyatuinnya gimana, Ty? Dimana-mana orang jualan ayam goreng pasti udah dipotong-potong per bagian." Stress membuatku jadi emosi. Padahal harusnya aku membeli makan malam karena perutku belum diisi sejak siang. Tapi begitu pulang dari technical meeting sore ini napsu makanku tiba-tiba lenyap.

Anty menggaruk kepalanya. "Pake lidi kek atau tusuk gigi mungkin."

Aku mendesah. Itu bukan jawaban. Anty juga sebenarnya tidak tahu harus bagaimana tapi dia berusaha santai.

"Udah, yang penting kita beli makan aja dulu. Lo belom makan dari siang. Ga perih itu perut?"

Mungkin makan adalah gagasan yang bagus karena memikirkan sesuatu yang memusingkan seperti ini dalam keadaan perut kosong akan membuatku makin emosi.

Tak kusangka ternyata saat kami sedang membeli makan, kami bertemu dengan banyak sekali mahasiswa baru di kampus yang sama. Banyak dari mereka yang ternyata indekos di dekat tempat kami indekos. Beberapa dari jurusan yang sama, Sastra Inggris, tapi ada sebagian yang mengambil jurusan lain seperti Sastra Indonesia dan Bahasa Mandarin. Kami akhirnya melancarkan aksi SKSD alias sok kenal sok deket untuk membuat koloni. Kami bertukar pikiran akan perintah-perintah yang harus kami laksanakan demi ospek. Akhirnya kami baru menyadari bahwa perintah-perintah yang diberikan senior kami sebenarnya tidaklah sulit. Itu hanya permainan kata. Misalnya saja permen susu rasa curiga. Aku tinggal membeli Alpenliebe atau Milkita lalu kuganti tulisan varian rasanya dengan rasa curiga. Ayam goreng pun begitu. Ternyata aku hanya perlu menyambung sayap dan ceker ayam itu dengan lidi atau mengikatnya dengan tali rafia. Begitupun dengan pisang dempet. Tinggal satukan saja mereka dengan lidi.

"Iya, Mbak, nanti saya sambungin aja pake lidi atau diiket pake rafia. Yang lain juga pada gitu kok." Kata bapak penjual ayam goreng yang kutemui di depan kampus.

Beruntung aku masih bisa mendapatkan sayap dan ceker karena aku membeli ayam goreng menjelang magrib sebab beberapa teman yang baru membeli setelah magrib justru kehabisan sayap dan ceker sehingga kelabakan mencari kesana kemari. Kampusku memang agak terpencil sehingga sedikit sekali orang berjualan makanan di sana.

"Oh, gitu ya, Pak? Tadi ada yang beli beginian juga?" Anty bertanya.

"Iya, Mbak. Tadi juga ada yang beli ceker sama sayap terus nanya bisa disatuin apa nggak gitu. Tahun lalu juga ada kok beginian juga. Tiap ospek kayaknya sih selalu ada ayam ayam gitu," terang si bapak.

"Ah, panitianya ga kreatif berarti," aku menukas. "Masa bikin listnya sama sih."

Si bapak cuma tersenyum. Lalu katanya, "Saya tuh heran sebenernya, Mbak. Kenapa kalo ospek tuh mesti begini gitu lho. Kenapa harus ada bawa-bawa yang aneh-aneh gitu ya? Manfaatnya apa gitu lho? Apa ya ada hubungannya sama kuliahnya?"

"Lebih heran lagi saya, Pak. Udah tau aneh dan ga ada faedahnya kenapa kok pada mau nurutin ya?" Sahutku yang membuat Anty menimpali "iya juga ya" sambil menggaruk kepalanya lalu nyengir kuda.

"Ga usah dipikirin, Mbak. Bersyukur aja masih bisa kuliah. Saya mau nyekolahin anak saya tinggi-tinggi eh biayanya yang ga ada."

Ah, kata-kata si bapak tak pelak membuatku terenyuh. Apalagi si bapak mengucapkannya sambil tersenyum getir.

"Bapak juga bersyukur, Pak." Anty menyahut. "Meski anak bapak ga kuliah di sini tapi bapak tiap hari jualan dimari. Anggep aja buat ganti. Eh, tapi solawatin aja, Pak, siapa tau nanti ada rejekinya nyekolahin anak dimari."

Aku geleng-geleng kepala dengan tatapan takjub. "Masya Allah, Ty, kamu bijak sekali."

"Lo diem aja," ancamnya. "Lo sekalinya ngomong berpotensi meledek."

Aku terbahak. "Belum juga ngomong apa-apa udah disuuzonin."

Setelah aku dan Anty mendapatkan apa saja yang harus kami bawa besok dan pulang ke kos kami baru bisa makan malam dengan tenang.

"Lo udah pasang alarm jam 3 kan, Mir?" Tanya Anty dengan wajah serius.

"Jam 3?" Aku mengernyit heran.

"Besok kan kita udah harus nyampe kampus jam 6, Mir!" Anty seolah ingin memakanku bulat-bulat saat melotot ke arahku dengan gemas.

"Ya Allah, Ty, kosan kita kan deket jadi ngapain bangun jam 3 juga? Ga ada lima belas menit jalan kaki juga nyampe. Yang ada kita kepagian nyampe sana. Panitianya belom pada berangkat. Kamu mau buka gerbang apa gimana?"

"Iya sih tapi jaga-jaga aja kita susah bangun besok jadi pasang alarmnya dicepetin."

"Udahlah, kita pasang alarm jam 4 aja abis itu kita mandi, solat subuh, terus siap-siap berangkat."

"Oke deh. Nanti kalo gue belum bangun lo gedor pintu kamar gue yak," pesan Anty sebelum beranjak ke kamarnya sendiri di depan. Kamarku ada di bagian belakang rumah- dekat meja makan dan dapur bahkan tak jauh dari kamar mandi.

"Sebaliknya ya. Kalo sekiranya aku belum bangun nanti gedor pintu kamarku juga ya."

Anty bersikap seperti sedang hormat.

"Eh, gue balik kamar dulu deh. Ini udah jam setengah sepuluh ternyata. Gue ngantuk. Tadi kita ga sempet istirahat kan abis technical meeting. Kita langsung nyari-nyari bahan buat besok sampe ga kerasa udah jam segini. Baru mau hari pertama aja ribetnya kayak gini. Gimana besok-besok?" Gerutu Anty.

"Ya udah sana balik kamar. Tidur. Good luck for us for tomorrow."

Anty mengepalkan kedua tangannya seolah ingin menyemangati. Lalu dia pergi dari kamarku dan aku pun bersiap tidur sebelum berangkat ke medan perang bernama ospek besok hingga tiga hari ke depan.

***

También te puede interesar

Sahabatku Kekasih Hatiku

Aira Salsabila gadis cantik dan menarik, anak kepala desa yang memiliki wawasan luas dan modern,bersahabat dengan Ihsan Airlangga,pemuda tampan yang pandai bermain musik,dan punya sederet keahlian, putra seorang dokter pemilik salah satu rumah sakit terkenal Cikarang. Persahabatan itu terjalin sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar hingga sekarang. Ihsan memendam perasaannya cintanya sekian lama hanya untuk Aira seorang.Pemuda itu tidak mau memulai untuk mengutarakan isi hatinya,berbagai macam pertimbangan dan rasa sungkan pada sahabatnya. Kekhawatirannya terhadap gadis itu yang banyak disukai oleh banyak pemuda, membawa keberanian bagi dirinya untuk segera menyatakan cintanya pada sang "Tuan Putri kembang desa yang amat dicintainya. " I love you Aira" Alhasil cintanya tidak bertepuk sebelah tangan,gadis pujaannya itu menerima cinta Ihsan dengan tulus. " I love you too" Kemudian mereka menjalani hubungan jarak jauh antara Jakarta - Bandung "Long Distance Relationship" kata anak muda zaman now. Dapatkah mereka menahan rasa rindu yang menggelora,dan cinta yang membara? Apa reaksi dari Aira dan keluarganya, ketika tiba tiba Ihsan ingin menikahinya? Mampukah Aira dan Ihsan bertahan dalam hubungan jarak jauh tersebut?Apa saja yang akan mereka alami berdua???? Yuuuk ikuti terus kelanjutan cerita ini "Sahabatku,Kekasih Hatiku" pada bab bab berikutnya. Jangan lupa dukung terus novel ini dengan memberi power stone dan review yang baik, sebagai energi baru untuk author dalam menulis cerita ini. Selamat Membaca....... Kamila Qha

Kamila_Qha · Adolescente
4.9
178 Chs

FALLING IN LOVE

Khusus Dewasa!! "Mungkin Dia hadir di hatiku di awal perjalananku, tapi kamu hadir di akhir dari perjalananku hingga akhir hidupku nanti." (Aska Aliando) Berawal hanya karena sekedar candaan Karin, di sebuah kamar pasiennya di rumah sakit. Karin yang selalu jahil dengan tiap laki-laki yang baru di kenalnya. Karena di mata Karin, laki-laki semua adalah hidung belang. Yang patut untuk di permainkan. "Apakah kamu mau menjadi kekasihku?" Kata Karin dengan santainya. "Oke...aku mau menjadi kekasihmu." jawab Aska Aliando "Tapi ada syaratnya, kamu harus menyerahkan semua hartamu..apa kamu mau?" lanjut Karin dengan suara merayu. "Baik,..aku setuju! tapi harus ada surat perjanjian kontraknya..jika kita bisa menjalani 6 bulan hubungan ini, maka semua hartaku untukmu." sahut Aska dengan serius. Perjanjian sudah tertulis dan sudah di tandangani masing-masing..bersamaan hasil lab Aska yang sudah keluar. Aska di vonis Leukimia stadium 4. Dunia Karin berubah seketika, ingin dia membatalkan perjanjiannya namun takdir mengharuskan Karin di samping Aska. Mampukah Karin bertahan dengan hubungannya tanpa berdasarkan cinta?? Dan apakah Aska bisa bertahan dari penyakitnya..dan harus meninggalkan Karin beserta harta yang di berikannya pada Karin?? 'Jangan tinggalkan aku, aku mohon..kamu harus bertahan hidup untukku..jika aku harus bertahan untuk hubungan ini..kamu pun harus bertahan untukku..karena aku sudah jatuh hati padamu!! ( Karin Aadvantika )

NicksCart · Adolescente
4.9
529 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
¡Guau! ¡Si dejas tu reseña ahora mismo, sería la primera!

APOYOS