Kemudian Arya meninggalkan Marlon yang masih mengambil sesuap nasi dan lauk. Ia tak lagi melihat ruang makan dengan meja terpisah-pisah seperti tadi pagi. Kini beberapa meja disatukan hingga memanjang dari tembok hingga ke tengah ruangan. Arya memilih duduk di sebelah Doni dan di depan Ando. Marlon yang ditinggal seketika mengeluarkan kata-kata mutiara pada teman sekaligus rivalnya.
"Oh, apa kalian sudah baikan?" tanya Arya memastikan dengan nada senang.
"Apa salah satu dari kami harus menjawab pertanyaanmu itu? Apa lagi yang belum jelas?" sahut Ando lalu mendecak.
"Hahaha. Aku hanya tak menyangka masalah kalian selesai satu hari saja. Memang kita hidup kadang mendapat keberuntungan."
"Ya ampun, lupakan soal keberuntungan yang kau pikirkan. Besok kita sudah mulai turnamen dan kau sendiri belum ada tanda-tanda akan menjadi pemain inti. Mau sampai kapan kau terus diam?" Doni mendadak bertanya setelah menelan potongan daging ayam.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com