Nona Alvino melenguh panjang, memandang langit membiru yang cerah tiada awan, duduk bersama kursi ternyaman nya, sang suami malah lesehan di balkon itu dengan dagu yang kini berada di paha istrinya tersebut.
"Kalau boleh tau kamu pertama kali mengetahui kalau dia hamil itu dari mana?" Tanya nya kemudian, dengan tatapan yang tak turun, tetap menengadah ke langit yang cerah siang ini.
Pria itu sejenak berdiam diri, merebahkan kepalanya di kedua paha itu, dengan sebelah telapak tangan yang tertangkup pada perut buncitnya sang istri.
Dia membayangkan saat dimana masa terpuruk nya, ketika dirinya di tolak mentah-mentah oleh kekasihnya sendiri, di suruh mundur tanpa alasan yang pasti, padahal bukti dari kesalahpahaman antara Fauziah dengan tuan tanah muda itu sudah tertera sangat jelas nya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com