webnovel

Aku Kamu dan Masa itu

Happy ending stories' TAMAT!! Vol3 Di khianati. di hina. di remehkan. Via gadis pantai yang merasakan semuanya. setelah di khianati oleh tunangan dan keluarga calon mertua. Dia harus bertemu seorang Azka yang suka membully. puncaknya saat Via bekerja sebagai sekretaris CEO sukses itu! Vol2 Kaya. sukses. disukai banyak pria. itulah Ailee, seorang artis yang sangat di segani karena latar belakang keluarga. tapi dari beberapa pria yang mengincarnya. hanya dokter muda bernama Yosep yang mampu mempermainkan cinta dan perasaanya. Vol1 perjalanan hidup Mario yang penuh liku. mengantarkan takdir buruk. hingga kenyataan begitu membingungkan. dunia seakan terbalik ketika tahu siapa Mario sebenarnya yg komen terimakasih aku membacanya walau kadang kesulitan membalas via aplikasi soalnya buka WN.. kalau buka di web aku lgsng balas semua.. semnagat menulis, terimakasih untuk yg mau mampir dan baca

Ayun_8947 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
440 Chs

Jika kekasih bertemu sahabatmu (TL)

POV MARIO

Cahaya mentari pagi menembus dibalik jendela kamar, aku membuka perlahan mata yang masih enggan terjaga, kutatap wajah wanita ku yang masih terlelap pulas

Aku membelai rambut nya lembut. Menyentuh bahu nya yang tampak terang tertimpa bias cahaya mentari. Aku mengelus bahu itu, mendaratkan kecupan kecil di sana. Tadi malam sungguh indah, aku tak bisa melepas senyum mengingat semua nya.

Raut wajah nya yang menahan sakit tapi berusaha untuk tersenyum dia tidak pernah mengecewakan ku, malah aku takut akulah yang akan mengecewakan mu, Bey ...

Aku meraih tangannya, mengaitkan jari - jemari kami, aku sedikit merem*s disana, mengeratkan genggaman, aku tak ingin melepas telapak mungil ini

" terimakasih sayang " bisikku di balik lehernya. Kurasakan uap hangat dari kulit Bey. Aku memeriksa dahi wanitaku, badannya panas sekali ! Aku langsung panik

" Bey... " bisik ku mencoba membangun kan nya, dengan menyentuh pelan di kulit pundaknya yang terbuka

" ngg .. " Bey membuka mata nya perlahan, terlihat sorot mata nya yang layu, wajahnya pun memerah.

" Sayang, kamu sakit " Bey menggeleng lemah. Aku beranjak dari kasur, melepas selimut ku. Aku mengambil pakaian asal dan mengenakannya. Aku meraih tubuh Bey dengan penuh perasaanya, manggendongnya. Tangan Bey menyentuh lengan ku, dia memberi isyarat tidak mau di bawa kemana - mana, tapi kau butuh ke dokter saat ini ! batin ku panik

" Aku mau ke kamar saja " suaranya amat lirih dan nadanya rendah Bey mengawasi selimut dan terkejut melihat tubuhnya yang masih polos tanpa pakaian

" Baju ku " serunya seraya menarik selimut cepat. Aku tersenyum geli melihat wajahnya yang terkejut tak percaya

" baju mu dimana yaa " seru ku sedikit menggodanya. Bey menutup wajahnya dengan selimut, aku meraih tubuhnya cepat, dia sedikit memberonta tapi kemudian menyerah dan ikut saja, kuangkat berikut selimut yang menutupi tubuhnya, kini tangannya melingkar di bahu ku

" Aku akan membawa mu ke kamar mu " seruku sambil menempelkan hidung kami. Bey menarik kepala ku, dia memberi ekspresi gemas, ah aku menggendongnya seperti pengantin baru yang akan memasuki rumah baru mereka, kita memang sudah melakukan selayaknya pengantin baru tadi malam

" Rasanya paha ku pegal.. " bisik Bey menahan rasa malu nya, aku ingin mencoba menghibur wajah lemasnya, tapi aku tak tahu harus melakukan apa. Aku tidak mau ada penyesalan dalam diri Bey karena kejadian tadi malam. Aku takut dia menyesal

Setelah menaiki anak tangga dan mendorong pelan pintu kamar Bey. Aku menidurkan Bey di kamar nya, mengambil sebaskom air hangat dan mengkompres , mengelap tubuhnya dan memakaikan baju . Walau masih cangguh Bey pasrah dengan perlakuanku, aku akan menjadi pria terbaik untukmu, Bey

Aku menyeduh sepanci oatmeal dengan susu, aku menyuapi Bey oatmeal dan dia melahapnya dengan baik. Dia menelannya berlahan, sepertinya dia akan segera membaik

" Mama sama papa belum pulang ya ? " tanya Bey sambil mencuri lihat ke arah pintu kamarnya yang kubiarkan terbuka sedikit, aku menggeleng menjawab pertanyaanya

" Mama dan papa ada pesanan khusus sayang " terang ku melihat wajah cemas Bey, dia berusaha bangkit dari tidur dengan lemas, aku berusaha menuntunnya untuk menyandarkan punggung

" Aduh ... " Bey terlihat meringis, membuat aku segera bangkit dan memperhatikan tubuhnya dengan seksama

" Kenapa ! " Aku sangat khawatir melihat ringisannya, Bey menunjuk arah pahanya dari atas selimut, kepalanya mendekati telinga ku

" Selangak*nganku rasanya kaku dan tak bisa gerak "

Aku kaget !

" Hah ! ayo kita ke rumah sakit ! " ajakku memaksa

" Aku takut kamu kenapa - kenapa ! " lanjut ku panik

" Aku telpon ambulance ya ! " aku segera mengambil gagang telpon dan akan menekan tombol, tapi aku bingung berapa nomer ambulance ya ?

" Kamu tunggu sebentar ya sayang " Aku mondar mandir panik, entah berapa kalimat lagi yang keluar dari mulutku, rasa cemas dan takut ku semakin menjadi - jadi

" Marioo ... " aku langsung membalik badan sontak menghampiri Bey, aku berjongkok di sisi tempat tidur Bey

" iya sayang ? "

" Kamu jangan panik , kamu terlihat lucu tau " aku mencoba menahan rasa panik ku yang sulit sekali ku bendung, aku mengganti kompres di dahi nya dengan segera

" Aku cuma mau istirahat Mario " ku tangkap sorot matanya yang sendu membuat dada ku berdenyut , rasanya sakit melihat mu seperti ini. Apa yang aku lakukan malam tadi , ini semua gara - gara keegoisan laki - laki ku !

" Aku ga papa sayang " Bey memegang tanganku, sentuhannya lemah tanpa kekuatan dia berusaha membuat ku tenang tapi yang ada aku semakin gelisah melihat keadaan mu seperti ini

Aku mengelus dahinya, memandang sendu, tak berapa lama Bey tertidur. Aku menatap wajah Bey yang mulai lelap, wajahnya sangat tenang dan lembut, aku mengelus pipinya, kulitnya halus sekali. Aku akan selalu menjaga mu sayang, walau..

Bagaimana aku akan meninggalkan dia kalau seperti ini ? mana mungkin aku tega. Apa yang harus ku perbuat ? pikiranku menjadi berat. Di satu sisi aku tidak ingin meninggalkan Bey barang sedetik pun di sisi lain pesan Alfa Widjaja selalu mendesakku

Kepalaku terasa amat berat, rasanya palu jatuh tepat di pundak ku Aku merebahkan kepala di sisi tempat Bey berbaring , aku ikut terlelap bersama nya

-------- ---------

POV BEY

Setting : di kamar tidur Bey, Mario terlelap di sisi ranjang Bey dengan berbantal pergelangan tangannya, sementara tangan yang satu lagi menggenggam telapak Bey

-

-

-

Aku membuka mata perlahan, sesuatu memberatkan dahiku. Aku mengambilnya. Aku menoleh melihat kepala Mario yang terlelap berbantal pergelangan tangannya. Aku meletakkan handuk yang dipakainya untuk mengkompres ku. Aku sungguh bahagia dengan perlakuan mu.

Aku menatap wajahnya yang terlihat lelah, menyingkap rambut depannya perlahan, aku terus memandangi wajah yang tenang di sisiku. Aku mencoba menggerakkan kaki ku rasanya masih pegal dan ada rasa - rasa yang aneh. Aku mencoba menahannya dan terus berjalan langkah demi selangkah, perlahan kembali duduk dan bangkit lalu mencoba berjalan lagi perlahan

Aku bisa berjalan ! Aku tersenyum kecil, rasanya ada sesuatu yang aneh dan lucu diantara pahaku, tidak seperti biasanya. Aku meyakinkan diri jika semua akan baik baik saja, aku menarik nafas panjang dan mencoba berjalan lagi.

Aku baik - baik saja ternyata ! aku senang sekali, saking senangnya aku melompat memeluk punggung Mario yang masih tertidur pulas. Tingkah ku tentu mengejutkannya, sontak dia terbangun dengan raut wajah bingung dan juga cemas.

Dia mendapatiku tersenyum di balik pundak nya

" Kamu ga papa Bey ? " Aku mengangguk cepat, Mario menjangkau bahu ku dan memeluk erat

" Syukurlah " jawabnya dengan nafas yang panjang. Mario seperti melepas beban berat di dada, kau begitu mengkhawatirkan ku Mario. Aku sangat beruntung

Mario memegang kedua pipi ku, sepertinya dia meneliti lagi keadaanku, dia memelukku sekali lagi. Suara degub jantungnya memantul di dada ku, rasa cinta mu pada ku bukan main - main Mario, aku tidak akan pernah mengecewakan mu

" BBEEEEEYYYYY ... !! " suara memekik mengejutkan kami

" Beyyy ... !! " sambung teriakan lainnya dari lantai bawah yang kian terdengar jelas

Aku dan Mario melonggarkan pelukan dan segera melongok ke arah pintu, suara langkah kaki menaiki anak tangga. Aku jelas kenal suara siapa itu.

" BEEEEYYY !! " Dina berlari memeluk ku histeris. Di lanjut kan Willa yang memeluk di atas punggung, kami bertiga berpelukan bersama, Willa sampai menghentak - hentakan kakinya saking girangnya

" ya ampun ! aku kangen banget ! " seru Willa

" sama gue juga ! Bey ai micu , ai micu ... " Dina memonyongkan bibirnya seolah ingin mencium, tingkahnya masih saja sama. Aku menoleh ke arah Mario yang terpaku melihat tingkah kedua sahabat lamaku ini. Dina dan Willa mengalihkan wajah mengikuti sorot mataku.

Mata mereka membulat bersama

" Oh my GOD !!! " pekik Dina, kami sampai menutup kuping bersamaan

" gilaaa dia doi kan ! " Willa tak kalah takjub dengan sosok pria di kamar ku. Aku mengulum senyum, saling melempar pandang dengan pacar ku.

Mario mencoba membuat garis senyum tapi itu sangat kaku, sayang. Aku jadi geli sendiri melihat ekspresi Mario

" Kalian ngapain di kamar berdua - duaan ? " goda Dina

Willa pun ikut - ikutan, kerlingan mata kedua sahabatku ini membuat aku dan Mario gugup dan salah tingkah, damn ! kami jelas sedang kepergok !

" hahahaaaa !! " mereka tertawa kompak, puas berhasil menggoda ku dan Mario. Aku menatap wajah Mario yang merah padam, pria ku itu segera membuang pandangan

" Mario ini temanku, Dina dan Willa " Aku memperkenalkan kedua sahabatku, Willa dan Dina mengangkat tangan, melambai. Dina mencubit pipiku gemas

" lu jangan gitu ngenalinnya Bey sayaaang " Dina menyenggol bahuku menggeser sedikit posisiku, mereka terus saja menggoda aku dan Mario. Willa menatap ke arah ku, dia berlagak menjadi diriku kini, sambil mengibaskan rambut,

" kenalin ini pacar gue ! " ucap Willa seolah menajadi diri ku yang bangga akan kekasih di dalam kamarnya, oh my god ! jadi label jomblo tak akan lagi ku dengar ?

" hahaaaaa.... !! " Ucapan Willa disambut gelak tawa oleh Dina. Aku menggelengkan kepala, ada - ada saja tingkah mereka ini menggelitik perut, aku pun ikut tertawa

Kami terlibat obrolan bersama di meja makan, sambil menikmati roti yang dipanggang oleh Mario. Saat aku, Dina dan Willa asyik bernostalgia, Mario mengambil langkah menyibukkan diri di dapur, dia menyuguhi kami coklat hangat dan roti panggang

" Waaahhh, selain jadi pacar doi juga bakat jadi pelayan " goda Dina.

Mario hanya berlalu dia menahan rasa gugup nya dengan menyibukkan diri mencuci piring di belakang sana

" gilaa, udah ganteng, cool, bucin pula, paket komplit ! " goda Dina dengan tatapan iri. Di setiap ada sela, Dina dan Willa terus saja menggoda ku

" Kalian udah ngapain aja ? " Tanya Willa menyelidik, suaranya jelas lantang pasti Mario bisa mendengarnya di dapur sana. Aku berusaha tenang menahan rasa gugup yang juga mernyergapku seketika, pertanyaan Willa sungguh melewati batas, aku seperti penjahat yang akan tertangkap basah

Bruuuk !!

Suara sesuatu jatuh di dapur sana. Dina dan Willa cekikikan tanpa henti. Aku cuma bisa menunduk diam tak bisa berkata kata lagi

*********

Dukung Aku untuk terus melanjutkan kisah mereka !

Vote ya..

cerita keduanya juga ga kalah seru deh ... cerita pertama selesai dalam 100episode dilanjutkan kisah cinta kedua dengan judul yang sama

Aku Kamu dan Masa Itu 2

jangan lupa baca yg ini juga.. romantis komedi !

terima kasih sudah membaca sampai disini..

terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..

Komentar tiap tiap babnya..

Kirim power stone sebanyak2nya

beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya

ig @anyun yun yun yun (jng pakai spasi)