webnovel

A man can get everything but his heart is never filled. I say, when th

Magical Realism
En Curso · 452 Visitas
  • 1 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS

What is A man can get everything but his heart is never filled. I say, when th

Lee la novela A man can get everything but his heart is never filled. I say, when th escrita por el autor DaoistZoc7dg publicada en WebNovel. Money is every thing...

Resumen

Money is every thing

También te puede interesar

Unforeseen love (tagalog)

Umuwi si Eppo sa kanilang probinsiya mula sa city. Katatapos lang ng semetre kaya umuwi kahit hindi naman iyon ang gawain niya dati. Idinahilan lamang niya sa magulang na umuwi na lang siya dahil matagal na noong huling pag-uwi niya sa lugar Nasa tambayan siya sa kanilang barangay ng mga oras na iyon para mapag-isa at makapag-isip. Sa kanilang bahay kasi ay hindi siya makapag-isip ng tama dahil sa mga kapatid niyang maiingay. Kailangan niyang mag-isip ng solusiyon sa problema niya, si Arnel kasing kasintahan niya o dating kasintahan ay walang maitutulong sa kanya. Masamang masama ang loob niya sa kanyang kasintahan dahil imbes na sumaya ito sa ibinalita niya ay kabaligtaran naman ang ginawa. Nagkalambong ang kanyang mga mata ng maalala ang dating kasintahan kung may magagawa sana siya para hindi na muna ito sumagi sa isip niya ay ginawa na niya. Ngunit ang dahilan kung bakit nalulungkot siya ngayon ay dahil rin ito sa nobyo. Masama sa kanya ang ma-stress kaya dapat yung magagandang alaala dapat ang iniisip niya pero kapag ginawa naman niya ay ang hindi kanais-nais na pangyayari sa huli nilang pagkikita sa kasintahan ang maalala. Malalim ang iniisip niya kaya hindi niya napansin na may kasama na siya sa tambayan at hindi na nag-iisa. Kanina pa pinagmamasdan ni Rod si Eppo na kay lalim ng iniisip. Dumaan nga siya sa harap nito kanina pero hindi man lang siya napansin. Tumikhim na siya ng makitang parang iiyak na si Eppo. Bumaling naman agad sa kanya ito. "Ang lalim ng iniisip mo ah, may problema ka ba?" Tanong niya. "Wala. Wala akong problema." Ngumiti ito ng pilit. "Kumusta na pala iyong mga binigay ko sayong textmate may nauto ka na ba?" Nakatawang tanong nito. "Well, medyo OK naman sila. Pero parang hindi naman interesado ang mga iyon sa seryosong relasyon" "Pakipot lang ang mga iyon, pagbutihin mo lang kasi." Sabi nito. "Ganun.. Kailan ang dating mo? Kalagitnaan yata ng semestre ngayon ah." Pag-iiba niya sa usapan dahil ayaw niyang pag-usapan nila ang tungkol sa mga textmate. Yumuko ito bago mahinang sumagot. "Hindi. Katatapos lang semestre" Tumango na lang siya dahil alam niyang hindi nito gawaing umuwi na lang basta kahit pa ganoon kahaba na walang pasok. Hindi na lang siya nagsalita. Lumipas ang mahabang Sandaling katahimikan. Naputol lang iyon ng biglang tumayo si Eppo. "Uuwi na ako." Sabi nito at umalis na. Nakatingin lang siya sa likod ni Eppo habang paalis ito. Maganda ang dalaga, masipag at mabait pa, marami itong manliligaw sa kanilang lugar pero hindi sineseryoso ni Eppo. Naisip nga niyang baka may nobyo na ito sa city kaya ganun na lang ito sa mga manliligaw. 'Napakaswerte ng nobyo mo Eppo kung mayroon man' sabi ng isip niya. Napabuntong hininga na lang siya. N: Kung napukaw nito ang interes mo, salamat!

LikeNobody · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
4 Chs

Andai Takdir Sedikit Mengalah

Sore itu hujan turun dengan derasnya, entah berapa lama aku sudah menunggu di emperan toko. Perasaan bosan mulai datang menerpa, "Eh....." desahku. "Sampai kapan aku harus menunggu??", gumamku. Beberapa lama kemudian, orang yang aku tunggupun akhirnya datang. "Hai ...." sapanya. Senyum simpulnya terlintas di bibirnya. "Sudah lama menunggu y?" tanyaknya, "maaf tadi ada rapat guru kelas dengan wali murid, aku kira tidak berjalan lama, ternyata aku salah, ada beberapa wali murid yg protes tentang kebijakan kepala sekolah.... dst" dia terus saja bercerita tanpa henti tanpa aku gubris karena terlalu lelah menunggu dan sangat lapar. Entah apa yg dia bicarakan, tidak terlalu aku hiraukan. Melihat ekspresi yang nanar menatapnya akhirnya dia berhenti bercerita. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan dengan lembut berkata "maaf y sayang, jangan marah, ayo aku traktir makan siang!", katanya sambil tersenyum manis. Akupun jadi tidak berdaya, kupandangi mata coklat kekasihku itu, ada rasa tenang di hatiku. Akhirnya hatiku luluh melihat senyum dan kata-kata manisnya. "Baiklah, aku maafkan, tapi lain kali kalau telat datang tolong SMS aku, jangan buat aku menunggu dan kawatir seperti ini" kataku. "Iya sayang, aku berjanji tidak akan membuatmu menunggu lagi". Jawabnya singkat. Kami pun pergi dari emperan toko itu menuju warung makan terdekat, hujanpun sudah reda sehingga kami tidak perlu menggunakan jas hujan yg sedari tadi sudah dia siapkan. ************** Namaku Nita, usiaku 27 tahun, usia yang sudah layak untuk menikah. Teman - temanku sudah menikah semua, tapi aku sampai usia 27 tahun belum kunjung mendapat jodoh. Hatiku mulai gelisah dan galau, belum lagi pertanyaan dari keluarga, teman dan handai tolan yang selalu bertanyak "Kapan nikah.....?" itu sering membuat Stress. Hingga suatu hari aku bertemu dengan Herri. Herri seorang guru SMP, secara finansial Herri sudah mapan, dan sudah layak untuk berumahtangga. Dia memiliki segalanya tapi entah kenapa dia belum mau menikah. Usia Herri 28 tahun, tampan dan sangat baik hati. Awal kami bertemu di kampus tempatku bekerja. Herri hendak melanjutkan kuliahnya kejenjang yang lebih tinggi yakni S2. Ketika hendak pulang, secara kebetulan kami bertemu di tempat parkir dan mungkin ini yang namanya jodoh, aku kesulitan mengeluarkan motor dari tempat parkir dan Herri datang menolongku. Dari sanalah perkenalan kami bermula, dari awalnya cuma teman, kemudian teman curhat, sahabat dan akhirnya menjadi sepasang kekasih. Hari - hari kami lewati dengan tawa canda, kesal, marah, cemburu dan segala perasaan yang biasa di alami oleh sepasang kekasih. Hubungan kami berjalan mulus dan baik - baik saja, aku memperkenalkannya dengan orang tua dan keluargaku, begitu juga dia, dia memperkenalkanku dengan kedua orang tua dan keluarganya. Semua berjalan lancar, hubungan kamipun semakin serius, rencana pernikahan pun sudah mulai sering di bahas. Disetiap doaku selalu ada namanya, semoga Allah menjodohkan kami, mempersatukan kami dalam bahtera rumah tangga. Bulan - bulan berlalu, kata orang, setiap pasangan yang hendak menikah selalu ada cobaan, tidak terkecuali hubunganku dengan Herri. Satu persatu cobaan mulai menerpa hubungan kami, akupun lebih sering meneteskan air mata bila bersama dari pada tertawa. Keyakinan ku akan cintanya mulai goyah dengan hadirnya perempuan lain di hatinya. Perempuan yang merupakan cinta pertamanya dan sampai saat ini belum bisa dia lupakan. Hatiku hancur, perih rasanya mengetahui laki-laki yang aku cintai dan hendak aku nikahi ternyata masih memendam rasa di hatinya untuk wanita lain. Setiap malam aku menangis, bingung untuk membuat keputusan. Haruskah aku melanjutkan rencana pernikahanku dengan Herri? atau aku harus mengakhirinya dengan segala konsekwensinya?

Warni_3016 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
7 Chs
Tabla de contenidos
Latest Update
Volumen 1

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas

APOYOS

empty img

próximamente

Más sobre este libro

Reportar