webnovel

Bab 10: Pertempuran Terakhir yang Tertunda

Ketegangan memenuhi udara. Alya dan Kris berdiri dengan kewaspadaan tinggi, menghadapi dua sosok yang baru saja muncul dari langit seperti bintang jatuh. Kris mengencangkan pegangan pada pedangnya, matanya tak lepas dari kedua lawan di depan mereka. Sementara itu, Alya berdiri dengan tenang, tapi ada sesuatu dalam ekspresinya yang menunjukkan bahwa dia mengenali siapa mereka.

Pria ras Angel, dengan holo di atas kepalanya, mengamati Alya sejenak sebelum tersadar. Wajahnya menunjukkan kesadaran akan identitas lawannya. Dengan sopan, dia menunduk sedikit dan berkata,

"Oh, ternyata Alya Celestia. Maaf atas perlakuan tidak sopan kami."

Alya mengangguk perlahan dan membalas dengan tenang,

"Tak apa, Azariel. Kau tidak perlu minta maaf. Lagi pula, ini hanya ujian."

Azariel kemudian memperkenalkan rekannya yang berdiri dengan percaya diri di sampingnya.

"Oh ya, perkenalkan, ini Lyrith, putri kedua dari Demon King."

Lyrith, gadis dengan kaki berapi-api, langsung menyela dengan antusias,

"Senang bertemu denganmu, Alya. Jadi kau benar-benar penerus Saintess yang sangat kuat itu? Kalau benar, tolong bertarung denganku. Aku ingin melawan orang-orang kuat!"

Alya tampak sedikit bingung dengan sikap Lyrith yang terlalu bersemangat, tapi akhirnya hanya mengangguk dan berkata, "Ya."

Senyuman lebar terbentuk di wajah Lyrith. "Kalau begitu, ayo kita bertarung!" ujarnya penuh semangat.

Api di kakinya berkobar lebih besar, siap menghadapi Alya. Azariel, di sampingnya, dengan tenang mengangkat senapannya, sementara Kris segera menghunuskan pedangnya. Alya mulai merapal mantranya dengan fokus.

Di tempat lain di Monolit World, Keira dan Alan sedang mundur, kelelahan setelah pertarungan mereka sebelumnya. Namun, nasib tidak berpihak pada mereka karena tiba-tiba mereka berpapasan dengan seorang peserta lain. Mata Keira menyipit ketika mengenali sosok di hadapannya.

"Wang Ying Yue, apa urusanmu di sini?" tanyanya dengan nada kesal.

Ying Yue, dengan tatapan dingin, memandang Keira dengan penuh hinaan.

"Keira Draconfall. Tadinya aku berharap banyak padamu, tapi lihatlah dirimu sekarang. Lari tanpa rasa malu."

Mendengar sindiran itu, amarah Keira berkobar. Dia menepis tangan Alan yang mencoba menenangkannya.

"Keira, jangan memaksakan dirimu!" seru Alan dengan khawatir, melihat kondisi Keira yang sudah hampir habis energi.

Tapi Keira mengabaikan peringatan Alan. "Diam, Alan!" balasnya dengan ketus.

Alan, yang masih khawatir, kemudian mendengar suara yang familiar memanggilnya.

"Hehehe, kita bertemu lagi, Alan Ashford."

Alan memutar tubuhnya dan melihat Lee Seo Ryun, berdiri dengan senyuman sinis. Alan balas menyapa dengan hormat,

"Lee Seo Ryun, sudah berapa lama kita tidak bertemu."

Tatapan Seo Ryun yang dingin tidak berubah, dan suasana semakin tegang.

Sementara itu, Ying Yue terus memprovokasi Keira. "Apa perwakilan dari barat selemah ini sampai-sampai harus kabur?"

Amarah Keira meledak. "Diam! Apa orang timur hanya bisa mengoceh?" Tubuhnya tiba-tiba dikelilingi oleh api yang berkobar luar biasa besar.

"Biar ku tunjukkan kekuatan api dari barat!"

Melihat api yang membara itu, Ying Yue hanya tersenyum dingin. "Bagus. Sekarang aku tidak akan segan. Akan kutunjukkan kekuatan laut dari timur."

Kedua kubu siap untuk bertempur habis-habisan. Di satu sisi, Alya dan Lyrith bersiap untuk bertarung dengan jurus pamungkas mereka. Di sisi lain, Keira dan Ying Yue, masing-masing dari Barat dan Timur, siap mengeluarkan kekuatan mereka yang paling mematikan.

Alya mulai merapal mantranya, suaranya penuh kekuatan. "Dengan 8 kekuatan ini, aku memanggil pusat dari segala bintang yang memakan segalanya... **Ash-Celestaris!**"

Di sisi lain, Lyrith juga bersiap dengan jurus khasnya. "Hell Step!"

Sementara itu, Keira meneriakkan serangannya, "Phoenix Fury!" dengan api yang menyala-nyala di sekelilingnya.

Ying Yue tidak kalah siap. "Shuilongyin!" teriaknya, mengeluarkan kekuatan air laut yang berputar dengan dahsyat.

Namun, sebelum jurus-jurus hebat itu sempat bertemu di udara, tiba-tiba gelang di tangan mereka semua mengeluarkan suara alarm yang keras. Mereka berhenti sejenak, dan perasaan frustrasi muncul di wajah masing-masing. Alarm tersebut menandakan bahwa ujian telah selesai, karena 10 murid terakhir yang bertahan di Monolit World telah teridentifikasi.

Seketika itu juga, tubuh mereka mulai diselimuti cahaya teleportasi yang akan membawa mereka kembali ke dunia asal. Tidak ada waktu lagi untuk bertarung atau membuktikan siapa yang lebih kuat.

Alya, Kris, Keira, Alan, Lyrith, Azariel, Ying Yue, Seo Ryun, dan beberapa peserta lainnya dipindahkan keluar dari Monolit World, meninggalkan pertempuran yang tertunda.

---

Di dunia nyata, Kepala Sekolah Airi menatap layar besar yang menunjukkan hasil ujian, sementara Saintess Stella berdiri di sampingnya, dengan senyum tipis di wajahnya.

"Tampaknya, mereka telah menunjukkan potensi mereka. Sekarang, mari kita lihat bagaimana mereka berkembang dari sini."

Airi mengangguk. "Ya, sepuluh besar telah teridentifikasi. Saatnya memberikan hasil dan melanjutkan perjalanan mereka di akademi ini."

Dengan itu, ujian di Monolit World berakhir, dan perjalanan baru bagi sepuluh siswa terbaik akademi Stellar akan segera dimulai.

Siguiente capítulo