Hantu menonjol, dengan rambut pirang dan mata birunya, terutama di tengah kerumunan yang berambut hitam dan berkulit kuning. Basil Jaak langsung melihat sosok yang mencolok itu.
"Bos, negara kalian pasti punya banyak wanita cantik. Pramugari yang aku lihat di pesawat saja sudah kelas atas! Sekarang aku mengerti kenapa kau memilih hidup melajang di Afrika," Hantu bergegas ke arah Basil dengan sebuah kartu kecil di tangan dan berkata, "Aku mengobrol dengan dia dan dia memberiku nomor teleponnya."
Melihat kegembiraan Hantu, Basil menatapnya tajam dan merasa perlu memberinya peringatan, "Itu karena aku takut AIDS! Kau boleh bersenang-senang, tapi hati-hati. Jangan sampai masuk masalah. Kita tidak bisa berkeliaran di sini dengan senapan mesin seperti dulu."
"Bos, kau tahu gayaku, aku selalu memastikan semuanya atas dasar suka sama suka. Aku tidak pernah memaksa siapa pun," Hantu tersenyum sombong, memancarkan aura yang dominan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com