webnovel

07. Kedatangan tante putri

Brina dan cicil membantu memandikan jenazah sedangkan gamall, kaidan, dan tara membantu menguburkan jenazah tersebut. Setelah selesai menguburkan jenazah love mereka berniat untuk pulang.

"Ayo, kita pulang dulu nanti malam kita datang lagi." Seru tara memberikan pendapat

"Iya, itu ide yang bagus." Ujar kaidan yang menyetujui ide tara

"Ayo, kita pulang. Kita pamitan dulu dengan keluarga love." Balas brina kemudian berpamitan dengan keluar

Mereka pun meninggalkan rumah love seperti biasa gamall dengan brina, cicil dengan tara, dan kaidan sendirian.

"Kenapa bri ? Tolong cerita." Ujar gamall memperhatikan raut wajah brina

"Ngak ada apa-apa." Balas brina menghelakan nafas membuat situasi menjadi canggung

Setelah sampai kerumah brina gamall pamit dan brina membuka pagar rumah melihat didepan pintu seseorang menunggunya.

"Brina, tante pikir kamu tidak akan pulang baru saja tante berfikir mau datang lagi nanti." Ujar sang tante

Dia adalah tante brina yang bernama Saputri Audya atau tante putri dan dia adalah adik dari ayah. Sebenarnya hubungan brina dan tante putri tidak begitu baik dan juga tidak begitu buruk namun dia tidak pernah mengunjungi brina hanya mengirimkan uang untuk kebutuhan brina. Tante putri memiliki suami bernama

Gilland Cavell Adefrid dan anak yang bernama Glenys Audya Adefrid.

"Kenapa tante putri disini ?" Tanya brina menatap intensitas

"Tante datang karena merindukan kamu." Seru tante putri

"Tante, brina udah tahu itu hanya alasan yang sangat omongan kosong. Apa tujuan tante sebenarnya ?" Ujar brina seakan tidak peduli

"Kita bicara didalam, kaki tante sakit berdiri disini terus." Seru tante putri kemudian brina membuka pintu dan masuk

"Sekarang bicara, jangan basa-basi." Ujar brina ketus dan dingin

"Tante haus brina tolong beri tante minum." Ujar tante putri kemudian brina mengambil minum untuk tante putri

"Ini, cepat bicara tante ada apa ?" Ujar brina dengan mata horor

Setelah tante putri meminum dan menghelakan nafas. "Brina tante tahu kamu masih marah dengan tante namun tante sudah bilang berhenti menyelidiki kasus kakekmu itu telah ditutup polisi dan dinyatakan sebagai penyakit jantung, brina. Tante harap kamu mengikhlaskan hal itu, dia telah tenang dialam sana. "

"Hmm, tante tahu apa yang brina rasakan saat orang disayang brina meninggal didepan mata brina. Dan saat polisi menyatakan bahwa kakek dinyatakan meninggal karena penyakit jantung sedangkan semua itu hanya bohong. Dan kalian semua menutupi kebenaran dari brina seakan brina adalah penyebab kakek meninggal."

"Kenapa kalian tega melakukan semua ini." Brina yang mengeluarkan semua hal yang dipendamnya

"Brina ini semua demi kebaikan untuk dirimu sendiri."

"Kebaikan untuk aku, tapi aku tidak merasa ini adalah sebuah kebaikan tante. Kalian membuat diriku hancur, sangat hancur." Air mata brina yang tidak bisa dibendungnya lagi

"Brina, hidup ini sangat kejam tante hanya ingin kamu tidak tahu semuanya. Tante menyayangimu brina."

"Jika tante sayang sama brina, apakah benar kematian kakek, layla, dan juga love karena brina." Tangis brina semakin kencang

"..." Sementara tante putri terdiam

"Jawab tante, apa itu semua karena brina tante." Teriak brina dan mengguncang tubuh tante putri

"Kenapa tante tidak akan menjawabnya kan." Melepaskan tangannya dari bahu sang tante

"Apakah aku salah dilahirkan ? "

"Itu bukan salah kamu brina, ini karena tante yang lemah."

"Aku hanya ingin hidup seperti manusia. " brina yang telah duduk dilantai menangis

"Ini salah tante. Maafkan tante brina, maafkan tante." Tante memeluk tubuh brina

°▪︎°

Ting tong.

Brina membuka pintu "halo, brina." Ujar siapa lagi kalau cicil

"Ayo, masuk. Gue ganti baju dulu baru berangkat."

Sekitar 20 menit kemudian brina keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.

"Ayo, berangkat." Ujar brina yang sudah siap

"Bentar gue telpon dia dulu." Seru kaidan

Tring... tidak lama setelah telpon tersebut tersambung 'lo udah disanakan.'

'Iya.' Balas orang dari sebrang sana

'Oke kami segera kesana.' Kaidan mematikan telponnya

"Ayo, dia sudah tiba disana." Ujar kaidan

Vroom!, Vroom! Suara kendaraan yang mereka gunakan mulai melaju

"Apakah nanti malam kalian juga datang ke takhziah love." Ujar cicil memecah kesunyian

"Insaallah, gue datang." Jawab brina

"Kalau kalian mau datang kabarin, yah." Ujar cicil yang duduk dikursi belakang

"Bagaimana kalau buat grup chat ?" Tanya tara yang duduk dikuasai belakang diantara cicil dan kaidan

"Gue setuju." Ujar kaidan dan cicil kompak

"Lo setuju nggak bri ?" Tanya tara

"Gue ngikut aja." Balas brina

"Lo gamall ?" Tanya kaidan

'Gue yakin dia ngak mau, sama seperti waktu itu.'

Mundur beberapa waktu

"Mal, lo mau ngak buat chat grup ?" Tanya kaidan sementara gamall hanya diam

"Mana mau dia." Balas kara

"Sudahlah masukin aja." Ujar sahabatnya yang lain

'Anda telah bergabung diclub boy tampan'

'Anda bukan peserta lagi sekarang'

"Kenapa lo keluar mal ?" Teriak kaidan

"..."

"Lo ngak bisu kan. Ya, ampun gamall ngomong." Ujar sahabat yang lain

"Sudahlah susah memang ngomong sama tembok berjalan." Balas kara yang lelah melihat gamall sedangkan gamall tetap diam

Kembali kesaat ini

"Terserah." Jawab gamall

'Paling juga dia keluar.' Batin kaidan

'Anda telah bergabung diclub danger'

'Gamall ngak keluar'

"Ha...haa..." Tawa kaidan

"Kenapa om tertawa, jangan bilang om gila." Ujar cicil bingung namun bukannya memberi tahu jawabannya kaidan tertawa lebih kencang

'Seperti kaidan sudah gila.' Batin tara

'Om kaidan sudah sudah tidak waras.' Batin cicil

'Kenapa aku sering bertemu orang gila.' Batin brina

Sekitar 15 menit mereka telah sampai ketempat tujuan yaitu sebuah caffe yang sering digunakan nongkrong oleh gamall,tara, kara dan kalian bisa memanggil dia otak robot. Mereka kemudian menemui diruang vip caffe.

"Dimana dia ?" Tanya brina.

"Itu dia sedang duduk disana." Jawab kaidan menunjuk ruangan 6.

"Woy, lama kita tidak bertemu." Ujar kaidan bersalam

"Kakak, jadi kenalan kaidan itu kakak." Seru tara terkejut

"Oh, jadi dia adik lo. Wajar sifatnya sama kayak lo." Ujar kaidan

"Iya, dia adik gue." Balas kara

"Hai, gamall, Lama kita tidak bertemu," Ujar kara terkekeh.

"Silahkan duduk," Tambahnya.

"Perkenalkan nama dia adalah Bagaskara Sura Manggala kalian bisa panggil dia kara, kami sahabat sejak SMA," Ujar kaidan memperkenalkan kara.

"Dia Sabrina Pricilia Aurel lo bisa panggil dia brina dan ini Cecilia Rubetta lo bisa panggil dia cicil dan yang ini lewatkan saja lo juga udah kenal," Tambah tara memperkenalkan mereka satu-satu.

"Jadi, kalian mau minta tolong apa?" Tanya kara yang langsung to the point.

"Gue mau minta tolong untuk memperbaiki ponsel ini," Ujar brina yang menyerahkan ponsel love

"Ponsel ini sudah mati sangat sulit menghidupkannya mungkin butuh waktu sekitar 2 minggu."

"Berarti ponsel ini bisa diperbaiki."

"Iya, namun gue tidak ingin membuang waktu yang sangat berharga gue untuk memperbaiki ponsel ini."

"Ayolah, tolong perbaiki ini. Gue akan membayar 2× lipat."

"Kak, tolonglah kami." Ujar tara

"Baiklah tapi gue butuh syarat."

"Apa syaratnya ?" Tanya brina

"Gue ingin gamall minta tolong ke gue dengan sangat tulus." Jawab kara

'Tidak mungkin dia mau.' Batin kara dan kaidan

"Gamall, kabulkan saja syarat." Ujar cicil

"Gue ngak mau." Balas gamall dingin

"Itu tidak sulit." Ujar tara

"Mal, kalau lo mau melakukan itu gue bakal mengabulkan satu keinginan lo." Ujar brina menatap kearah gamall

"Kara, tolong perbaiki ponsel ini, gue mohon." Ujar gamall membuat kara dan kaidan tercengang

"Ppth.. ha... ha..." Tawa kara dan kaidan bersamaan

"Ulangi sekali lagi, mal." Ujar kara setelah puas ngakak

"Lo berubah, gue jadi ingat kata dia memang terkadang orang terdekat kita bisa membuat kita menjadi pribadi lebih baik." Tambah kara menjadi sok bijak

"Ngak usah sok bijak, itu bukan lo banget." Ujar kaidan mengomentari kara yang sok bijak

"Iya, gue kangen dia." Balas kara tersenyum yang lain hanya diam bingung apa yang dibahas mereka

"Baiklah, gue akan bantu memperbaiki ponsel ini." Ujar kara