webnovel

04. Love menghilang

Sudah seminggu terlewatkan hubungan brina dan love mulai berteman baik dan brina menjadi teman curhat love. Satu hari sebelumnya love menceritakan dia mendapatkan info brina bukan anak bokapnya.

"Love gue mau nanya, ini tentang gue yang lo bilang bukan anak kandung bokap gue. Apa itu benar?" Tanya brina terlihat serius

"Untuk masalah itu gue minta maaf bukan maksud gue, gue khilaf." Jawab

"Gak masalah, jadi ceritanya gimana." Balas brina penasaran

Love Pov on

Tingg.....

Tingg.....

[Number] 'Cowok lo selingkuh.' [Foto]

[Love cantik] 'Gak mungkin cowok gue selingkuh.'

[Number] 'Lo yakin??'

[Love cantik] 'Siapa cewek difoto itu ?'

[Number] 'Namanya Sabrina Pricilia Aurel /brina. Anak haram dari pak Vernando Alexander /nando. Oh, iy dia sklh sm dgn lo.'

[Love cantik] 'Lo siapa ??'

[Number] 'Gue dikenal dgn pemburu gila.'

'Shit, gue harus labrak si l0nt* ini. Berani banget deketin cowok gue.' Batin love yang marah

Love Pov off

"Coba bagi nomornya love dan sama percakapan lo." Ujar brina

Tingg.....

"Udah gue kirim. Oh, iya besok gue ngak sekolah soalnya besok orangtua gue pulang dari kalimantan. Gue harus kebandara jemput mereka." Ujar love tersenyum

"Iya, makasih." Jawab brina dengan tersenyum

Setelah hari itu love tidak pernah sekolah lagi Brina menghubungi love namun ponselnya tidak pernah aktif Rina menanyakan kabar lo kepada wali kelasnya dan kepada teman-temannya namun tidak ada satupun yang tahu keberadaannya. Tiga hari berlalu walaupun berima masih mengkhawatirkan keadaan love dan dia tidak tahu apa penyebab love menghilang. Namun tiba-tiba notifikasi ponsel love berbunyi.

Tingg....

[Love cantik] ' Brina lo temen gue yang kuat dan hebat semua ini bukan salah lo. Jangan menyalakan diri lu sendiri karena hal ini terjadi gue dan orang tua gue terlalu banyak tahu gue harap lu berhenti untuk membalas dendam atas kematian kakek lo dan juga menyelidiki kematian kayla hal itu bisa membahayakan dirimu dan menyakiti diri sendiri namun jika lo bersikeras maka datang ke alamat Jln.XXX dan tolong temui cari orang yang bernama Wajendra Daksa.Terima kasih telah menjadi temanku walau hanya seminggu, kamu orang yang baik yang pernah aku kenal gue titip adik gue ,bye.'

[Brina] 'Apa maksudnya love? Lo kenapa? Bilang lo dimana gue langsung kesana?'

Brina langsung menelepon love namun nomor love kembali tidak aktif. Dia bingung harus bagaimana, dia merasa tidak berdaya sama sekali sehingga air matanya tidak terbendung lagi

"Hiks... hiks.... gue harus bagaimana love." Tangisan brina pecah

"Lo kenapa? Hei, jangan nangis." Ujar gamall panik melihat brina menangis

"Hiks... gamall... love gamall... hiks..." Tangisan brina tambah keras

"Cup...cup... udah ngak papa semua baik-baik aja."Ujar gamall yang memeluk brina agar lebih tenang

Setelah Brina cukup tenang gamall menanyakan Kenapa brina menangis.

"Lo kenapa?" Tanya gamall namun tak direspon brina

"Kalau memang ngak mau cerita ngak papa kok." Tambah gamall

"Ini masalah love sudah empat hari dia tidak sekolah sebelumnya dia menceritakan informasi tentang gue gua udah punya firasat yang gak bagus dari tiga hari yang lalu." Ujar brina matanya berkaca

"Jadi itu alasan lo nangis. Gue yakin lo baik-baik saja jangan khawatir." Jawab gamall tersenyum

" iya, awalnya gue optimis karena dia menjemput ortunya dibandara namun setelah mendapatkan pesan dari love. Gue yakin dia sedang dalam masalah. Menurut pesan ini seperti pesan terakhir dari lo. Gue takut gamall, lagi-lagi orang yang dekat sama gue hilang lagi." Ujar brina yang kembali menangis

"Sudahlah jangan menangis. Mana gue liat pesannya." Balas gamall menghapus air mata brina kemudian menyerahkan ponselnya

Setelah membaca pesan yang dikirim love membuat gamall shock dan terkejut dia menduga bahwa love tahu sesuatu tentang kematian kakeknya brina dan juga kayla.

"Hei, gamall lo ini lama banget bukannya lo cuman mau ngambil uang, nanti bel masuk bunyi." Teriak tara yang tak tau situasi. Gamall kembali kekelas hanya untuk mengambil uangnya yang tertinggal hingga dia melupakan tujuannya karena melihat brina yang menangis

"Ehmm.... kenapa kalian berduaan saja nanti ketiga setan loh. Haa.. " Canda tara yang reflek bahunya disenggol cicil

"Kenapa lo nyenggol bahu gue." Ujar tara kesal langsung ditatap tajam oleh cicil. Tara terkadang bercanda tidak tau situasi membuat cicil cukup kesal dengan sikap tara yang tidak peka berbeda dengan cicil yang pandai memahami situasi.

"Ada masalah apa?" Ujar cicil mode serius

"Ini masalah love, lo liat sendiri ini." Jawab gamall menyerahkan ponsel brina pada cicil

"OMG. Apa love akan mati? Ini seperti pesan terakhir." Teriak tara yang terlalu heboh tak butuh waktu lama sudah menjadi target tatapan maut cicil

"Tara lo ini teriak ngak tau situasi banget." Omel cicil kesal hingga kepala tara digebrak cicil

"Iya, maaf. Menurut gue lo berada dalam situasi banyak Lebih baik kita tidak memberitahu kepada orang lain sebab kita tidak tahu apakah yang lain bisa dipercaya."Ujar tara serius

'Iya, gue setuju. Apalagi gue masih belum tau dimana love berada." Balas brina

00000

"Elah, kenapa muka kalian serius amat." Sahut oji yang tiba-tiba datang

"Ngak ada apa-apa kok, ji. Kita diskusi tugas kelompok aja.

"Ayo kantin gays, Gue lapar." Ujar tara santai

"Bel masuk sudah berbunyi dari tadi lo tara." Balas oji sedangkan teman sekelas sudah masuk diiringi bu citra. Bu citra guru favorit semua siswa-siswi karena bu citra guru yang lembut dan guru gaul sehingga siswa-siswi tidak bosan diajar oleh bu citra.

"Ini semua karena kalian." Ujar tara ngambek hanya bisa membuat Cicil geleng-geleng kepala

"Untung temen gue kalau nggak ih udah gue buang lo. Entah kenapa gue temenan sama dengan yang gila kayak dia." Gumannya memijat pelipisnya yang pusing dengan tingkah tara di luar nalar

Saat pulang sekolah brina memakai helm dan siap pulang namun dihentikan oleh gamall

"Kenapa lo di depan motor gue."Tanya brina datar

"Gue mau bicara sebentar ini tentang pesan tadi." Jawab gamall

"Oke gue dengerin yang lo inginkan." Balas brina yang turun dari motor

Mereka berbicara di taman sekolah tempat duduk di bangku taman Brina dan Gama guru bersebelahan namun masih ada jarak diantara mereka.

"Sebenarnya gue nggak bisa bilang tadi di kelas karena ada mereka. Jadi bagaimana kalau kita selidiki pesan itu kita lacak halamannya Gue punya teman yang bisa mengajak lokasi Tetapi kalau lu nggak mau juga nggak apa-apa." Ujar gamall

"Gue setuju." Balas brina singkat

"Oh iya. Berapa nomor telepon lo?" Tanya gamall

"0896xxxxxxxx." Jawab brina

"Nanti kirim nomor love ke gue." Ujar gamall

Tingg.....

"Oke, nanti gue kabarin." Tambah gamall

"Iya." Balas brina singkat dan berjalan menuju parkiran

Setelah Gamal berbincang dengan Brina Dia kemudian menelpon seseorang

"Halo, tolong lacak nomor ponsel yang gue kirim dan kirim titik lokasinya di mana."

"Tumben belum menggunakan kata tolong biasanya main perintah aja."

"Gue nggak sedang lagi bercanda,yah. Kirim lokasinya 30 menit dari sekarang

"Apa dia pacar lo?"

"Nggak usah banyak tanya cepat kerjakan."

Tingg.....

"Sudah gue kirim, gue nggak percaya lo punya pacar. Apa cewek itu pa..." sebelum menyeleaikan bicaranya telepon tersebut langsung diputuskan nggak mau secara sepihak

"Kebiasaan lo, gue belum selesai ngomong juga. Apa benar dipacar gamall?" Guman kaidan yang duduk didepan komputer. Setelah berfikir cukup lama muncullah senyum sarkas 'Menarik.' Batinnya

Seseorang yang ditelpon gamall adalah Akhdan Zaka Mahardika yang dikenal dengan kaidan dia adalah teman Gamas sejak SMA hingga dia lulus diAkmil. Sifat kaidah yang harmonis jahil dan konyol serta sangat menjengkelkan di mata gamall namun menurut diri sendiri kekonyolannya mampu membuat si gamall kulkas 12 pintu jengkel adalah suatu hal yang paling menarik dan sumber kesenangan tersendiri baginya.

°▪︎°

"Kita harus pergi dari sini gamall apalagi malam akan tiba." Ujar brina menatap kearah gamall yang diikat dengan tali

"Jangan takut gue lagi mikir bagaimana keluar dari ruangan ini." Jawab gamall berusaha memotong tali yang mengikat

dirinya

"Tapi tempat apa ini? Bukannya kita tadi berada dikawasan halaman. Kenapa kita disini? " Tanya brina kepada gamall yang telah terlepas ikatan tangannya

"Sepertinya ini tempat yang sering digunakan untuk penyekapan dan membunuh sebab bau darah serta lantai yang kotor terkena percikan darah masih membekas. "Jawab gamall sambil membuka ikatan brina

"Ayo, kita keluar." Tambah gamall menarik tangan brina

"Tunggu ada yang aneh disini. Lo bilang ini tempat penyekapan tetapi kenapa ada rak buku disini, bukankah itu aneh. " Ujar brina kemudian meraba rak buku tersebut dan gamall menghidupkan senter. Brina tidak sengaja melihat tulisan Alexander Bachtiar Hafi langsung membuka pintu rahasia dari rak tersebut. Alexander Bachtiar Hafi adalah kakek sabrina yang meninggal saat brina baru pulang sekolah dengan mulut yang telah keluar darah. Ketika mengingat kenangan tersebut sangat menyakitkan untuknya. Dia dan gamall memasuki ruang rahasia tersebut yang diterangi oleh sebuah senter

"Kotak perhiasan ini punya kakek. Mungkin kakek yang membuat semua ini." Guman brina mengambil kotak perhiasan mini tersebut dan memasukkan kedalam kantong celananya

"Brina lebih kita keluar dulu dari sini dan kembali lagi besok." Ujar gamall

"Iya. Sepertinya itu ide yang bagus. Tapi bagaimana cara kita kabur?" Tanya brina

"Gue menemukan jalan rahasia sepertinya itu jalan keluar." Jawab gamall memimpin jalan yang diikuti brina

Setelah mengikuti jalan tersebut ternyata yang dikatakan gamall benar ini adalah jalan keluar. Mereka berjalan menuju parkir mobil mereka menemukan sosok yang tidak asing sedang bersembunyi dan tampak mencurigakan.

"Hei, kalian mau ngapain."Ujar brina mengagetkan mereka

"Ehh...brina lo ngak papa. Kata om ini kamu ditangkap penjahat didalam jadi kami mencari cara agar bisa menyelamatkan lo namun om ini bilang teman lo akan baik-baik saja karena ada gamall disana." Curhat cicil yang dari tadi sangat khawatir

"Iya gue ngak papa kok." Balas brina senyum tipis

"Terus kenapa lo ngak tertangkap? Mungkin lo rekan mereka? Jawab, kaidan." Ujar brina marah

"Lebih baik kita pergi dari sini. Baru cerita apa yang terjadi." Ujar gamall menghidupkan mesin mobil siap untuk pulang

"Baiklah, lo memang benar. Ayo pulang gue ngantuk." Balas brina masuk mobil hingga mobil tersebut berangkat dan situasi sunyi dan canggung

Siguiente capítulo