Lalu dilanjutkan dengan pembacaan naskah selanjutnya.
Jam setengah sebelas, pembacaan naskah sudah selesai. Sutradara yang akan memimpin jalannya pembuatan sinetron itu namanya pak Rahmat. Beliau juga meminta nomor HP para pemain dan membuat grup WA dengan nama "Grup my love, my babysitter"
"Oke para pemain semua, saya akan kirim jadwal kalian syuting di grup WA yang sudah saya buat. Semoga sinetron yang sudah kita buat akan dinikmati penonton Indonesia bahkan dari luar negeri!" Seru pak Rahmat dengan semangat dan semuanya ikutan mengamini perkataan sutradara itu.
Selesai, mereka pulang ke rumah masing-masing termasuk 5 orang tadi.
Sebelum pulang, mereka belanja di minimarket yang gak jauh dari rumah sutradara itu.
Di dalam, mereka belanja secara terpisah.
Cia di bagian es krim dan mengambil es krim tempat yang berukuran agak besar dua. Dan membuat bingung Endra yang lagi membeli es krim juga.
"Kok kamu belinya 2?" Tanya Endra.
"Oh gak ada cuma ingin beli saja bang" Jawab Cia lagu pergi membelakangi Endra. Endra pun menyusul gadis itu. Kembali gadis itu membeli snack, minuman botol, mie samyang, ttebokki, kue, madu. Kembali pria itu bingung karena Cia belinya agak banyak.
Lalu, gadis itu membayar mengikuti yang lainnya begitupun Endra. Dan keluar dari minimarket. Ketika yang lainnya berjalan agak jauh dari Cia, diam-diam gadis itu berjalan membelakangi keempat temannya menuju ke suatu gang. Di dalamnya, ada 3 anak kecil yang duduk dengan menggunakan karpet merah. Lalu gadis cantik menghampiri 3 anak kecil itu dan ikutan jongkok.
"Assalamu'alaikum dek" Sapa Cia ramah.
"Waalaikumsalam kak" Balas keempatnya sambil tersenyum lebar.
"Oh ya apa kalian sudah makan?" Tanya Cia.
"Belum kak" Jawab anak kecil yang tubuhnya tinggi itu. Nama anak kecil itu Rio(10 tahun), Riana(8 tahun), dan Sinta(6 tahun). Rio anak tertua yang menjaga kedua adiknya.
"Gini, nih kakak kasih sedikit makanan untuk kalian, semoga kalian suka ya" Kata Cia sambil menyerahkan makanan buat ketiga anak itu. Dan anak tinggi itu menerima sebungkus belanjaan itu.
"Terima kasih kakak cantik" Kata Rio.
"Sama-sama adik ganteng dan cantik" Balas Cia sambil tersenyum manis. Lalu dia mengelus lembut ketiga anak kecil itu.
"Kalo gitu, kakak pergi dulu ya semoga kalian sehat selalu" Sapa Cia lalu berdiri dan melambaikan tangan kanannya sambil tersenyum manis. Kemudian gadis itu pergi meninggalkan ketiga adik itu yang menerima pemberian dari Cia.
Sampai diluar, dia berlari sambil membawa belanjaannya yang gak terlalu banyak. Sampai akhirnya dia menuju mobil dan masuk ke dalamnya yang ternyata ke empat temannya yang bingung menatapnya.
"Dek, lo dari mana saja?" Tanya Ridho gelisah.
"Maaf ya aku tadi ke kamar mandi kok kebelet pipis" Jawab Cia yang hanya tersenyum nyengir. Dia berbohong kepada temannya.
Dan untunglah teman-temannya percaya dan Ridho menghidupkan mesin mobilnya lalu kembali pulang ke hotel. Melihat keempat temannya percaya, Cia menghela napas lega karena aksinya gak diketahui oleh temannya, padahal dia melakukan hal yang baik.
"Oh ya tadi aku lihat kamu beli belanja sampai 2 bungkus tapi kok cuma 1?" Tanya Nana menyadari belanjaan Cia cuma 1 bungkus. Lalu Ifah dan Endra melihat kearah Cia yang melotot panik gak tahu jawab apa. Ridho gak bisa menoleh karena lagi menyetir, dia menatap Cia dari balik spion, memantau.
"Mmm... Itu karena aku kembalikan ketika selesai buang air kecil soalnya masih banyak makanan di hotel, hehehe" Jawabnya sambil tertawa cengir.
Lagi-lagi teman-temannya mengangguk percaya kepada gadis itu. Dan gadis itu menghela napas lega.
"Hmmm gak sabar nih mau syuting" Gumam Cia.
"Iya aku juga gak sabar mau ikut syuting" Tambah Nana.
"Eh kalian gak tahu gimana sulitnya syuting" Tambah Endra sambil tersenyum iseng.
"Memang sulit menurut ku atau gak capek bahkan sampai ketiduran di lokasi syuting kalo perlu" Balas Cia santai.
"Dan juga apa kalian sudah hapal dialognya?" Tanya Ridho.
"Sedikit lagi mas soalnya entah kenapa susah banget menghapal atau menghayatinya" Jawab Ifah sambil membolak-balikan naskah.
"Aku alhamdulillah agak hapal mas" Jawab Cia.
"Aku lumayan hapal juga lagipula dialognya gak banyak" Tambah Nana.
"Kalian hapal saja dialognya terus dihayati supaya akting kalian kelihatan natural dan sinetron kita jadi yang terbaik" Ujar Ridho.
"Siap bos!!" Seru ketiganya kompak.
"Widih keren bro!" Puji Endra memukul pelan pundak Ridho yang menyetir mobil.
"Kenapa mas ingin ikut syuting ini?" Tanya Cia.
"Ingin gabut dek dan juga mas suka sama cerita ini" Jelasnya dan Cia mengangguk.
"Mas kerja apa?" Tanya Ifah.
"Oh mas kerja sebagai pengusaha novel, oh ya bang lo kasih kartu tuh buat ketiganya mana tahu jika mereka ingin menerbit novel atau beli novel bisa tuh dihubungi pakai kartu itu" Ujarnya dan Endra mengambil kartu dari tasnya lalu memberikannya satu persatu pada ketiga gadis itu.
Ketiganya menerimanya dengan senang hati termasuk Cia.
"Lah ini kok malah senang?" Tanya Endra.
"Dia ini suka baca novel dan juga suka nulis novel. Bahkan dia pernah membuat novel di aplikasi orange" Jelas Ifah.
"Wah hebat tuh" Puji Ridho.
"Sudah selesai novelnya dek?" Tanya Ridho.
"Belum mas masih buat sekitar 20 bab" Jawab Cia.
"MasyaAllah. Cerita apa tuh?" Tanya Ridho.
"Cerita genre fanfiction idol k-pop gitu" Jelas Cia.
"Kok kamu suka banget sama yang berbau k-pop itu?" Tanya Endra.
"Apa ingin menikah sama mereka? Jangan deh mereka itu beda agama" Kata Endra.
"Eh gak gitu bang. Aku ingin termotivasi jadi orang pekerja keras, rajin belajar, dan sukses serta aku bukan hanya suka idol k-pop yang pria tapi suka idol k-pop yang cewek loh, mereka tak kalah keren" Jelas Cia.
"Karena suka k-pop dan drakor itu aku punya hobi seperti menyanyi, akting, ikut club cheerleader, menulis novel bahkan menerbitkannya" Tambah Cia dan Endra mengangguk, tersenyum tipis.
"Kamu pernah menerbitkannya dimana dek?" Tanya Ridho.
"Aku terbitnya di gramedia atau terbit novel yang dipromosi dari orange, 3 berhasil, 2 gagal, 1 masih on going" Jelas Cia dan membuat keempatnya tercengang.
"Oh ya dek coba yang 2 itu lo kirim filenya ke WA gue, biar gue yang periksa novelnya dan akan menerbitkannya. Tenang saja urusan bagus atau gak, gak masalah" Ujar Ridho.
"Siap mas" Balas Cia semangat.
"Oh ya yang lainnya gimana?" Tanya Ridho kepada Ifah dan Nana.
"Kami suka baca novel tapi gak pernah menulis karena kami gak punya imajinasi sebanyak itu" Jelas Ifah.
"Benar itu mas, kami suka baca novel tapi nulis novel itu susah karena gak ada imajinasi dalam otak kita dan juga kita tak semahir Cia yang punya banyak khayalan" Jelas Nana.
Dan mobil itu kembali melanjutkan perjalanan ke hotel.
Next part 21