webnovel

(jjk) S.S x (Reader) : takdir yang terjalin (1)

"yo! (Y/n)-chan"

Kau memutar wajahmu. Kini sudah dua tahun sejak kau bertemu dengan kedua karakter yang kau kenal baik itu. Kini kau telah berumur 10 tahun dan mereka berdua telah berusia 18 tahun.

"Halo, Suguru-san" ucapmu ramah.

Suguru mengusap rambut mu gemas. Kau dapat merasakan bahwa dia memperlakukan mu seperti adiknya. Terkadang saat bertemu denganmu, dia tidak lupa untuk membawakan mu permen.

"Ini" seperti biasanya dia memberiku permen rasa buah.

"Strawberry?" Ucapmu polos.

"Ya" kekeh Suguru.

Dia menatap wajah kecilmu yang seukuran telapak tangannya dan tidak bisa menahan diri untuk melembutkan hatinya.

Kau sangat imut.

Anak-anak yang patuh adalah anak-anak yang terlihat lucu.

Sayang sekali kau bukan anak biasa.

"Dimana Satoru-san?" Kau melirik sekitarmu.

"Entahlah, aku kehilangannya saat dalam perjalanan"

Suguru tersenyum ramah.

Kehilangan..?

Apakah Satoru tersesat?

Kau kebingungan namun memilih untuk tidak bertanya. Lagipula Gojo Satoru hobinya traveling. Walaupun pada akhirnya akan bertemu dengan Suguru dimanapun itu.

"(Y/n)-chan!!!! Suguru!!!"

Nah itu orangnya.

"Kau terlambat" ucap Suguru sambil menoleh pada temannya itu.

"Maaf, maaf" ucap Satoru dengan tidak ikhlas.

"Nah es krim" dia menyodorkan eskrim ke arah Suguru.

"Wow" matamu berkilau memandang eskrim favorit mu di tangan mereka.

"Sebelum itu...panggil aku "Satoru onii-chan" dan aku akan memberikan eskrim ini padamu" pemuda albino itu menyeringai jahat, hampir terlihat seperti seorang pedofil.

Suguru menahan dirinya untuk memukul wajah temannya itu.

Kau memandang keduanya dan berkata dengan lembut dengan suara susu layaknya bayi "Satoru onii-chan, Suguru onii-chan berikan aku eskrim nya"

Tidak lupa kau memberikan tatapan mata memelas layaknya anak anjing kecil.

Satoru : yey!!! 〜(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)〜

Suguru : (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)💘

Suguru segera memberikan eskrim di tangan nya kepadamu "ini makanlah"

Dia sama sekali tidak menyembunyikan perasaannya untuk menyenangkanmu.

Satoru terkekeh dan memberikan eskrim lainnya kepada Suguru sebelum memakan miliknya sendiri.

"Kenapa kalian mengajakku kemari?" Kau menatap kedua orang itu dengan penuh tanda tanya.

"Nah kami memerlukan bantuan mu dalam misi" ucap Suguru lembut.

"Yah, Yaga meminta kami membawamu untuk melindungi seseorang" tambah Satoru.

Kau memakan eskrim mu, manisnya coklat yang meleleh di mulutmu membuat senyuman mekar di wajahmu.

Baik itu Suguru maupun Satoru merasa bahagia melihat nya.

"Enak?" Tanya pria berambut hitam itu.

"Hm!" Kau menganggukkan kepalamu.

"Kalau begitu ayo pergi sekarang!" Satoru melahap eskrim nya dalam satu suapan besar, kemudian dia cepat dia menyambar tubuhmu dan membawamu ke pelukannya.

Kau depan patuh diam di dalam pelukannya sambil memakan eskrim mu dengan cepat. Kau tidak mau mengotori pakaian pemuda albino itu.

"Pelan-pelan saja, tidak apa-apa jika kau mengotori pakaian Satoru" seolah-olah mengetahui isi pikiranmu, Suguru menatapmu.

Kau balas menatapnya namun kini kau memakan eskrim mu dengan perlahan.

"Apa-apaan kau ini Suguru?"

"Kau mau (y/n)-chan tersedak?"

"Bukan itu alasan untuk mengotori pakaian ku"

"Limitless mu untuk apa kalau begitu?"

Akhirnya Suguru memenangkan perdebatan.

Kedua orang itu kemudian membawamu menuju sekolah jujutsu. Untuk pertama kalinya pemandangan familiar memasuki matamu. Namun kali ini semuanya terasa sangat nyata.

"Yaga-sensei! Kami membawanya!"

Bukannya menurunkan mu Satoru dengan bahagia memelukmu. Sesekali dia meremasmu ke dalam pelukannya.

Suguru meliriknya dengan ujung matanya (bombastis side eyes), dia menyenggol lengan Satoru dan memberikan kode.

'giliranku!'

Satoru tersenyum sombong.

'dalam mimpi mu!'

Keduanya saling memelototi satu sama lain, sama sekali tidak ada yang ingin mengalah, mengabaikan Yaga yang telah berdiri di hadapan mereka.

Kau dan yaga saling memandang satu sama lain.

"Kau adalah bayi itu.... Kau tumbuh dengan baik"

Kau merasakan telapak tangan Yaga yang mengusap pelan rambut mu. Dapat kau lihat ekspresi lembut nya.

"Kenapa kau ingin melihat ku?" Tanya mu.

"Maukah kau bergabung dengan sekolah jujutsu?"

Kau terdiam.

Sebenarnya kau sama sekali tidak ingin terlibat. Kau benci dikontrol. Terutama karena kaum tetua jujutsu yang merepotkan.

Namun... Sekolah jujutsu memegang plot terbesar dalam dunia anime ini.

Helaan nafas keluar dari bibir mu.

"Haa.... Baiklah"

Matamu dengan malas memandang Yaga.

"Namun... Aku punya syarat"

_____________________________

"Aku adalah tengen-sama dan tengen-sama adalah aku!"

Kata-kata yang persis sama seperti di anime yang kau tonton terdengar.

Kau memandang gadis itu, dan begitupula dengan Riko yang baru saja menyadari keberadaan mu.

"K-kapan gadis kecil itu ada disana?!"

Suguru dan Satoru berbalik memandangmu.

Kau berkedip polos.

"Aku selalu ada disini?" Ucapmu.

Sebelumnya seperti kata-kata Satoru, Yaga ingin kau bersama mereka untuk menjaga Riko Amane, menjadikannya wadah Tengen yang sempurna agar tatanan sihir tetap bergulir layaknya roda yang berputar.

Sesuai janji Yaga, dia akan memberikanmu segala keperluan untuk mu menjalankan misi.

Lagipula kasusmu khusus karena kau masih merupakan seorang anak di bawah umur.

Jadi sedari tadi kau hanya diam, membiarkan Suguru dan Satoru bertarung. Kau sendiri tidak memiliki masalah khusus dengan ilmu sihir karena kau kebal, sehingga yaga-sensei memberikanmu boneka panda yang bisa bertarung jika seseorang menyakiti mu.

Melihat betapa imut dan polosnya sosok mu, membuat wajah Riko memerah. Dia segera menyesali kata-kata nya.

Bagaimana bisa dia bertindak memalukan di hadapan anak-anak?

Astaga... Wajahnya merona hebat.

"Pwahahahaha! Kau akhirnya menyadari betapa memalukan nya dirimu?" Satoru tertawa terbahak-bahak.

Suguru sendiri terkekeh kecil.

Kau hanya diam memandang mereka dengan bingung.

Apa yang lucu?

Riko menggigit bibirnya dengan malu. Namun dia seketika itu tersadar.

"Jam berapa ini?!"

Kau memeluk boneka panda mu dan menonton mereka layaknya sedang menonton anime.

Dan seperti kelanjutan plot nya, pada akhirnya Riko pergi ke sekolah dan melarang duo orang itu untuk mengikuti nya.

"Nii-san.. aku akan pergi sebentar" ucapmu pelan.

"Apakah kau perlu kami antar?" Suguru mengusap kepalamu.

Kau menggeleng "tidak perlu. Lagipula kau juga akan kesana nanti"

Kedua orang itu kebingungan.

Kau hanya tersenyum lembut.

"Aku akan menunggu kalian di Okinawa"

Dengan begitu kau menepuk tanganmu sekali. Perlahan-lahan, sesosok kutukan muncul dari bawah tanah, makhluk tanpa wujud yang perlahan-lahan menjadi kuda.

".... Ini..." Mata Suguru bergetar.

"Kutukan?" Ucapmu polos.

"Kau memanggil mereka?!" Satoru menganga.

"... Mereka selalu memantau ku" ucapmu menyatakan fakta dengan tenang.

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Satoru dengan cepat.

"Apalagi? Pulanglah!" Dengan begitu dalam sekejap makhluk itu menelanmu dan membawamu ke dalam tanah di bawah tatapan mereka.

Kemudian....

"SIALAN! (Y/N) DIMAKAN!" Satoru panik!

Suguru disisi lain terlihat tenang.

"Ayo gali"

Namun otaknya hilang.

Kedua orang tersebut sudah kalang kabut dan berniat untuk menggali tanah.

"Aku akan menggali di sini, kau di sana!"

"Tunggu sebentar! Aku akan memanggil bantuan!"

"Tidak! (Y/n) Dalam bahaya!"

Sampai.... kau mengirimkan pesan.

[Aku sudah di rumah, sampai jumpa nanti nii-san!]

Suguru yang melihat pesanmu menghela nafas panjang.

"... Untungnya...."

[Fokuslah dan lindungi Riko onee-chan untuk ku oke?]

Setelah membaca pesanmu kedua orang itu akhirnya kembali fokus ke misi mereka.

"Meskipun begitu apa maksud kata-kata (y/n)-chan sebelum nya?" Suguru memandang Satoru.

"Entahlah. Terkadang gadis kecil itu benar-benar misterius"

"Begitulah anak-anak"

Perlahan-lahan keduanya berjalan dan melanjutkan misi mereka. Melindungi wadah Tengen, menjaga Riko Amane tetap aman.

Sekolah jujutsu.

"Bagaimana kau tahu?" Yaga memandang mu dengan kecurigaan.

"Bagaimana aku tahu ya? Bagaimana pendapatmu?" Kau terkekeh. Sama sekali tidak bertindak layaknya anak-anak seusiamu.

"Lagipula sejak awal keberadaan ku di dunia penyihir ini... Benar-benar di luar prediksi. Bagaimana aku mengetahui hal-hal yang sudah digariskan?" Ucapmu misterius.

"Siapa kau sebenarnya?"

"Aku adalah aku" ucapmu tenang.

"Hal yang harus kau ketahui, aku hanya ingin menjaga apa yang berharga bagiku" nada lembut mu, meredakan ketegangan.

"Jangan khawatir, aku bukanlah orang yang jahat" ucapmu.

"..... Kalau begitu berangkatlah. Aku akan memberitahukan mereka " yaga menghela nafas.

Dan begitulah caramu berangkat terlebih dahulu ke Okinawa.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kau memandang Satoru dan Riko di pantai.

"Kau tidak ingin bermain bersama mereka, (y/n)-chan?" Suguru mengacak-acak rambut mu dengan lembut.

"Tidak perlu..." Balasmu.

"Nona (y/n), bagaimana bisa kau menjadi penyihir di usia yang begitu muda?" Kuroi memandang mu dengan takjub.

"Aku terlahir seperti ini" kau berdiri, mata bulat mu memandang Suguru dan kuroi dengan senyuman.

Kau tidak pernah berharap untuk terlahir di dunia jujutsu kaisen. Kau hanya ingin hidup dan menjaga orang-orang yang ingin kau lindungi. Kelahiran mu sebagai salah penyihir adalah berkah sekaligus kutukan untuk mu.

Meskipun begitu karena tuhan telah memberikan kekuatan ini kepadamu bukankah itu artinya kau harus menggunakan nya untuk menjaga mereka?

Kau tidak ingin menyia-nyiakan apa yang kau miliki sekarang.

"Tengen-sama mengizinkan ku untuk menunggu di tempatnya" ucapmu pada Suguru.

"Benarkah?" Pemuda itu terkejut.

"Ya. Jadi aku akan pergi duluan"

"Berhati-hatilah, (y/n)-chan" Suguru melambaikan tangannya.

"Hm! Sampai jumpa besok!"

Kau perlahan-lahan berjalan menuju ke kamarmu dan mengganti pakaian mu. Di bawah pengawasan beberapa pengawal, kau perlahan-lahan menginjakkan kakimu ke dalam gerbang bawah tanah SMK jujutsu.

"(Y/n)... Bagaimana jika kau menjadi wadahku?"

Suara pria tua itu membuat perhatianmu teralihkan.

"Permisi?"

"Berbeda dengan wadah plasma... Tubuhmu memiliki energi... Asing.. namun sangat hangat... Jiwa mu sangat bersih.. sangat cocok sebagai wadah"

Bibirmu berkedut. Apakah dia pedo?

"Hahaha.. gadis kecil.. aku tahu apa yang kau pikirkan"

"Namun.... Jika tidak ada aku.... Tatanan sihir akan berevolusi menjadi hal yang tidak terkontrol... Layaknya kolam.. harus ada yang membersihkan nya dan menjaga nya tetap bersih atau airnya akan menjadi semakin kotor"

Kau terdiam.

"... Jika Riko amane mati. Aku akan memberikan mu wadah"

Dengan begitu kontrakmu dan Tengen terjadi.

Keesokan harinya, kau memandang Suguru dan Riko yang hampir mencapai gerbang.

Kau menghitung sebelum berlari dengan cepat diikuti suara pistol yang terdengar keras.

'door!'

Suguru terkejut.

"Ah... Tidak ku sangka... Anak kecil menghentikan ku? Lucu sekali" Toji memandangmu dengan dingin.

Tubuh anak mu bereaksi namun matamu sama tajamnya layaknya pisau. Kau menepuk tanganmu dua kali.

Seketika itu muncul kutukan berwujud ular raksasa dan menyerang Toji!

'boom!'

Tubuh pria itu menghantam tembok dengan ledakan keras!

"Suguru! Lindungi Amane!"

Kau berpikir cepat dan mengikis tangan kecilmu, darah merah menetes dengan cepat.

"Minum darahku! Cepat"

Riko terkejut "apa-apaan?"

"Darahku dapat membuat kutukan melindungi mu selama 1 hari" jelasmu.

Meskipun meragukan namun gadis itu dengan terpaksa menjilat darah dari jari kecilmu. Kemudian setelah itu kutukan-kutukan mulai mengelilingi Riko.

Suguru yang melihatnya terkejut sesaat sebelum membawa Riko.

"Cepat pergi!"

Kau menyaksikan kedua orang itu kabur.

'crat'!

Toji berhasil membunuh kutukanmu. Darah memercik kemana-mana. Meskipun sudah terserang namun pria itu dengan tegap berdiri seolah-olah tidak terluka sama sekali.

Kau mengayunkan jarimu dan mengontrol kutukan lainnya ke arahnya.

Pria dengan senjata itu dengan mudahnya membunuh seluruh kutukan itu. Namun kau tidak menyerah!

Dalam pikiran mu kau tahu Satoru akan tiba. Dia pasti akan datang. Jadi kau terus mengulur waktu.

Bertahan!

Bertahan!

Bertahan!

Kau melemparkan boneka beruang yang diberikan yaga kepadamu dan melihat bagaimana benda itu bertarung hebat dengan pria itu.

Pikiranmu berpacu dengan cepat.

Apa yang yang harus kau lakukan?

Kau tahu Tengen telah melemah sehingga kutukan-kutukan akan dapat dengan mudahnya memasuki tempat ini. Wadah harus melewati gerbang dan mendapatkan persetujuan.

Sesuatu! Makhluk yang memiliki jiwa suci!

Haruskah kau menyerahkan dirimu ke Tengen?

Sialan!

Kau mengayunkan tanganmu dan mengontrol kutukan berbentuk naga untuk menyerang Toji yang sibuk dengan beruang kutukan mu.

Beruang... Boneka... Dengan jiwa.....

Seketika itu ide memasuki pikiran mu.

Memang ide yang gila namun pantas di coba.

Kau akan membunuh Toji sebelum Satoru.

Tubuhmu meluncur dengan gesit. Kau mengumpulkan energi kutukan berbentuk bula voli.

"Teknik kutukan... Penghancuran jiwa"

Kau menghancurkan sebagian jiwa Toji dengan teknik terlarang milikmu.

Namun... Harga yang dibayar hampir merenggut nyawa mu.

'stab'

Kau berhasil menyerang jantungnya dan Toji berhasil merobek perutmu. Tubuh pria itu jatuh.

"... Apakah aku benar-benar akan mati di tangan bocah?" Dia terkekeh, nafasnya semakin melemah.

"Aku memiliki anak... Seusiamu..."gumamnya sebelum menatapmu lemah.

"Megumi...."

Kutukan-kutukan disekitar mu memasuki lukamu. Kau terjatuh disamping pria itu

"Apakah mereka memakanmu?"

"Darahku... Mereka memasuki tubuhku dan berusaha untuk menyatu dengan tubuhku"

Kau perlahan-lahan menyeret

tubuh pria itu menuju gerbang bersama kutukanmu, meninggalkan darah kalian berdua sebagai jejak di lantai.

"Apa yang kau lakukan?" Menyadari tindakan mu, mata Toji berubah.

"Aku akan menyucikan jiwamu" kau memandang Toji dengan jijik kemudian mengoyak sedikit dari daging mu yang telah dipotong nya dan memaksanya untuk memakan dagingmu sendiri.

"Gila! Argh! A-agh!" Toji berusaha untuk memuntahkan dagingmu dari mulutnya namun kau memaksanya untuk menelannya.

Bersamaan dengan itu energi aneh menyelimuti tubuh Toji yang lemah.

Kau jatuh tersungkur di lantai.

'sialan' kau ingin menangis Karena rasa sakit di tubuhmu. Sakit... Sakit... Sekali. Air matamu bercucuran. Kau bertanya-tanya apakah kau akan mati?

Darahmu mengalir dengan deras melalui luka mu yang melebar. Kau tidak mampu lagi untuk bergerak sehingga kau memerintahkan kutukan mu.

"Bawa dia... Tengen-sama... Dia adalah wadah barumu"

Kutukan-kutukan disekitar mu membawa Toji menuju gerbang.

Matamu kabur. Namun samar-samar, energi aneh meluap dari tempat itu, tanda Toji berhasil berasimilasi dengan Tengen.

"(Y/n)!!!!"

Pandangan mu kian menggelap. Suara Satoru yang memanggil namamu hampir tidak dapat kau dengar. Kau berusaha untuk tetap sadar, tetapi tubuhmu menolaknya.

"Cari.... Anak.... Toji..." Kau berusaha untuk berbicara sebelum jatuh pingsan.

Kutukan-kutukan menyelimuti tubuhmu. Mereka memakan darahmu dan menyatu dengan tubuhmu.

Suguru, Satoru dan Riko yang menyaksikan pemandangan berdarah itu benar-benar shock.

Dalam sekejap ratusan kutukan pecah menjadi cahaya dan menyatu dengan tubuhmu, luka di perutmu perlahan-lahan sembuh.

Sayang sekali kau kehilangan kesadaran mu.

Suara seorang pria terdengar di tempat itu.

"Asimilasi berhasil. Mulai sekarang Riko Amane bukan lagi wadah bintang plasma"

Itu adalah suara Toji.

________________________________

'brak'!

"Apa yang kalian lakukan pada putriku!!!!" Valery memandang Yaga dengan penuh kebencian. Dia kemudian menoleh pada penampilan kacau Satoru yang berdarah dan Suguru yang menundukkan kepalanya.

Dia kemudian memandangi sosokmu yang terbaring koma. Bajumu terkoyak, perutmu masih lecet dengan sayatan pisau yang perlahan-lahan berusaha untuk pulih. Seluruh wajahmu bernoda darah.

Dapat dilihat seberapa gilanya pertarungan mu.

"Dia masih berumur 10 tahun! 10! Dan kalian sudah menyuruhnya untuk membunuh? Apakah kalian gila!" Valery membentak yaga dan murid-murid nya.

"SMK jujutsu sama sekali tidak bisa dipercaya! Bahkan urusan kalian harus dikerjakan oleh anak berumur 10 tahun! Ku tebak tanpa (y/n)-chan ku, seseorang sudah mati di sana" ejek Valery.

Tubuh Suguru membeku.

Memang benar. Jika saja kau tidak melindungi Riko dapat dibayangkan bahwa gadis itu akan mati di tempat.

Bukan hanya itu. Valery benar.

Urusan wadah Tengen sukses karena kau berhasil menjadikan Toji sebagai wadahnya.

Entah bagaimana caramu melakukannya namun sejak menjadi wadah Tengen energi kutukan Toji meluap kuat sehingga pelindung SMK jujutsu semakin tebal.

"Kami mohon maaf"

Ketiga lelaki itu membungkuk. Namun Valery hanya menggertak kan giginya.

"Aku akan membawanya pulang"

Satoru dengan kosong memandang sosok mungil mu dalam pelukan ibumu. Wajahmu sepucat kertas. Jika saja kau tidak bernafas, dia pasti percaya kau sudah mati.

Suguru dengan kosong tidak melepaskan pandangannya dari sosok mungilmu yang perlahan-lahan menghilang.

".... Kalian berdua dihukum. Pergilah dan bersihkan diri kalian" yaga memandang keduanya sebelum berbalik dan memasuki kantornya.

Sampai disini saja. saya tidak akan menulis lagi. sampai jumpa.

nameless8899creators' thoughts