webnovel

Bab 6: Satu Bulan

"Doryaaaa!" (Amakusa)

Setelah pertarungan yang sengit, Amakusa menjatuhkan tebasan terakhir dan terjatuh terengah-engah.

Beruang monster yang menjadi lawannya telah kehilangan seluruh HP-nya dan mengeluarkan auman terakhir sebelum pecah menjadi partikel-partikel yang menjatuhkan item.

"Ugh. Aku akhirnya bisa mengalahkan dia. Siapa yang sangka, quest level rendah seperti mengusir pengganggu kebun akan menampilkan monster beruang seperti ini. Aku ingin protes ke Kayaba." (Amakusa)

Amakusa kemudian memeriksa persediaan potion miliknya yang awalnya banyak sekarang hanya tersisa beberapa karena telah digunakan saat pertarungan tadi.

"Kuharap paman NPC itu memberi hadiah tambahan untuk menambal kerugianku ini." (Amakusa)

Amakusa berdiri dengan perasaan lesu. Beruntung dia telah menyiapkan banyak hal sebelum menjalankan quest ini.

Meskipun semua item itu telah lenyap dia gunakan untuk mengalahkan monster beruang, itu lebih baik daripada mati.

Tapi tetap saja, kerugian tetaplah kerugian.

Amakusa mulai memungut item yang telah dijatuhkan monster beruang itu tadi.

"Kuharap aku bisa menukar item ini dengan sesuatu yang bagus kepada player lain nanti." (Amakusa)

Sudah sebulan sejak Amakusa mati dan terperangkap dalam game Sword Art Online ini.

Setelah dia memisahkan diri dengan Kirito dan Klein, dia mulai mencoba membiasakan diri dengan kehidupan di realitas virtual ini dan menjelajahi banyak desa, mengambil quest, lalu menaikkan level.

Sebagai budak perusahaan yang tiap hari harus lembur, Amakusa seharusnya tidak memiliki waktu untuk bermain game, apalagi game RPG yang menghabiskan banyak waktu untuk grinding.

Jadi dia seharusnya tidak akan pernah tahu bagaimana sistem game Sword Art Online berkerja dan tidak akan pernah bisa menaikkan level atau mengambil quest seperti ini.

Tapi entah dianggap beruntung atau tidak, Amakusa memiliki teman pemalas namun pintar yaitu Alex yang selalu bisa mendapatkan waktu bolos kerja tanpa ketahuan untuk membagikan hobinya kepada Amakusa.

Selain anime, hobi yang Alex bagikan pada Amakusa sebelumnya adalah game.

Pada waktu bolos kerja, dia selalu membawa dua konsol game portable yang bisa dibawa kemana-mana dan mengajak Amakusa memainkan game RPG, mengajarinya bagaimana game seperti ini bekerja, yang pada akhirnya pengetahuan itu berguna bagi Amakusa sekarang.

"Jika dipikir-pikir lagi, semua hal yang dijejalkan padaku oleh Alex tampaknya adalah informasi yang berguna untukku di dunia ini." (Amakusa)

Amakusa menghela nafas.

"Jika aku bisa kembali ke dunia lamaku, aku mungkin akan berterima kasih padanya nanti." (Amakusa)

Amakusa lalu membersihkan armor dan pakaiannya yang telah ternoda debu dan mulai berjalan menuju desa tempat dia mengambil quest, sebelum dia berhenti ketika dia melihat beberapa player sedang saling berbicara di gerbang depan desa.

Karena Amakusa tidak kenal dengan mereka semua, dia biasanya akan mengabaikan para player itu dan fokus ke tujuannya namun saat dia berjalan melewati mereka, dia mendengar sebuah info yang menggelitik telinganya.

"Hei, apa kau sudah dengar berita ini? Di pusat kota, dikatakan akan ada sebuah pertemuan yang akan diadakan." (Player A)

"Pertemuan? Apa developer akhirnya mau memunculkan diri lagi?" (Player B)

"Tidak. Yang mengadakan pertemuan itu bukan developer, tetapi player bernama Diavel. Dia dan teman-temannya menyebarkan berita ini kepada player lain untuk membahas tentang masalah penaklukan bos lantai pertama." (Player A)

Mendengar pembicaraan itu, telinga Amakusa berkedut dan mengerti. Setelah satu bulan, dia khawatir dia telah melewatkan info ini tetapi beruntung sekali dia mendengar pembicaraan mereka.

Akhirnya, plot mulai berjalan.

Ini adalah sesuatu yang dia tunggu sejak lama. Dia meninggalkan Kirito dan Klein kemudian melatih dirinya dengan mati-matian hanya untuk berharap dia bisa berguna untuk saat ini.

Amakusa memasang senyum yang sering dia gunakan ketika berhadapan dengan klien-nya di perusahaan dulu dan menghampiri kedua player yang sedang mengobrol itu.

"Hei, kalian. Bisakah aku mendengar lebih banyak apa yang sedang kalian bahas?" (Amakusa)

"K-Kamu?" (Player A)

Player yang didatangi oleh Amakusa terkejut dengan pipi yang memerah ketika melihat penampilan gadis (?) berambut merah muda yang cantik.

Ini tidak aneh.

Amakusa, bagaimanapun tidak mengganti armor default yang dia dapatkan sejak dia berpindah ke dunia ini.

Itu adalah armor default yang persis seperti milik Astolfo asli di anime, dengan sebuah rok pendek yang membuatnya terlihat lebih feminim meskipun dia laki-laki.

Wajar itu akan membuat pria manapun akan menganggapnya sebagai gadis jika tidak tahu jenis kelaminnya.

Armor itu memang tidak memiliki kemampuan seperti roh heroik Astolfo tetapi itu memiliki status yang lebih bagus daripada armor yang Amakusa temukan sejauh ini, jadi dia tidak pernah menggantinya.

Bagaimanapun, Amakusa tidak tahu betapa menariknya dia di mata orang lain. Walau dia sadar kalau penampilan Astolfo sangat imut, itu pasti ada batasnya bukan?

Lagipula dia laki-laki.

Tapi Amakusa tidak tahu, selagi dia memasang senyumnya, itu hanya membuat penampilannya menjadi sangat menarik.

"Aku adalah Astolfo. Senang bertemu denganmu. Hei, yang lebih penting lagi, bisakah aku dengar info yang sedang kau bicarakan tadi?" (Amakusa)

"T-Tentu!" (Player A)

Player A telah ditaklukkan.

Amakusa melakukan pembicaraan sebentar dengan player itu untuk mendapat lebih banyak info.

Seperti yang ada di anime, Diavel dan grup yang dia pimpin untuk menjelajahi labirin lantai pertama telah mencapai batas dan bertemu dengan bos.

Tapi karena dia dan grupnya tidak yakin apakah dia bisa mengalahkan bos itu sendirian, dia memutuskan untuk membuat sebuah pertemuan yang mungkin bisa mengundang banyak player kuat untuk mengalahkan bos lantai pertama dan membuka lantai kedua.

Setelah menanyakan hari apa pertemuan itu diadakan, Amakusa memberikan uang pada player yang memberinya informasi itu untuk berterima kasih dan pergi dengan suasana hati yang baik.

Amakusa memutuskan untuk ikut pertemuan itu.

Dia tidak yakin apa dia sudah sekuat Kirito saat ini tetapi dia setidaknya ingin membantu untuk meringankan bebannya, agar anak lelaki berusia 14-tahun itu tidak perlu mempertaruhkan dirinya di dunia virtual ini.

Amakusa kemudian pergi ke desa terdekat untuk menerima hadiah dari quest yang telah dia selesaikan.

Setelah menerima bonus dari mengalahkan monster beruang dari quest yang seharusnya bertingkat lebih rendah, Amakusa kembali ke penginapan.

Dia melepas semua armornya hingga menyisakan pakaian dalam, dan memutuskan untuk tidur lebih awal hari ini.

Pertemuan para player akan diadakan besok.

"Aku harus bersiap-siap." (Amakusa)

Amakusa tidak sabar untuk bertemu Kirito.

Dia tidak sabar untuk membayar hutangnya.

Dia tidak sabar untuk menunjukkan seberapa jauh dia telah tumbuh.

Siguiente capítulo