webnovel

1-4

Hesa berjalan kaki menuju sekolahnya bersama Bara

'yang gue liat waktu itu siapa ya, apa si setan villa?'

Yap ingatkah saat Hesa membuka penutup mata ketika bermain di vila, ia melihat salah satu temanya tak memakai alas kaki

'yang pake celana putih saat itu Setta, tapi kan sosok itu sebelumnya ada di belakang Jio sedangkan Setta ada di pinggir gue bareng Satya karna mereka baru dateng'

Tepukan di bahunya membuat Hesa tersadar dari lamunan

"bro ngelamun ya"ucap Bara

"enggak"ucap Hesa

"tu crush mu mbak musim dingin udah manggil tapi loe diem aja"sindir Bara dengam ekspresi jahil

"eh iya" Hesa bergegas menghampiri pacarnya itu

"sorry gak denger tadi"ucap Hesa

"gak masalah, aku bawa sarapan buat kamu"ucap winter lalu memberi kotak makanan pada Hesa

"thanks"Hesa menerima kotak makan tersebut

Terdengar bentakan dari dalam ruang osis

"kalian gimana sih jadi pemimpin gak bener banget, masa ide buat pensi kek gini, plis deh kita kan bukan mau konser dangdut"

"itu kaya suara Mina"ucap Winter menebak

"emang iya, kasian tu sekertaris osis darting mulu"ucap Bara

"gue juga emang heran sih kenapa kepsek milih ketos bot error macem Saka plus Waketos reog macem Bima"ucap Hesa tak paham

"iya ya, kenapa gak loe aja"ucap Bara

"ngaco loe"Hesa menoyor kepala Bara

"ngapain kalian disini"

Dua perempuan menghampiri mereka

"nahloh bendahara kita udah dateng"Bara memasang posisi siaga

"Caca, Sinta gue duluan ya"ucap Winter

"iya Winter"balas Caca ramah

Winter pun pergi

"kalian mau jadi patung apa gimana ni"ucap Sinta sembari berkacak pinggang

"Eh iya kita mau masuk"ucap Bara sambil menepuk Hesa

Mereka berdua masuk keruang osis sedikit tergesa

~

Aku melepaskan sebuah kain penutup mata berwarna merah yang menutupi penglihatan ku 'gue dimana'

Sebuah tempat asing yang tak pernah kulihat sebelumnya, bangunan yang belum di selesaikan 'gue pake seragam, apa jangan2 ini sekolah tapi kan lagi gak ada renov'

Aku berjalan di sekitar situ, siapa tahu saja mendapat sesuatu atau pentunjuk

'kaya ada yang ngikutin' Aku menoleh ke belakang dan mendapati sosok yang sangat mirip dengan ku bahkan aku berpikir dia adalah kembaran ku

'siapa loe!'

Ia malah terus berjalan mendekat

Aku berlari sejauh mungkin

'sial sebenernya tempat apa ini, kenapa gue gak nemuin jalan keluarnya'

Tepukan di bahu berhasil membangunkanya

"Setta bangun, udah mau bel"ucap Joan

"eh gue ketiduran"Setta mengucek matu lalu menoleh ke sekitar

"kenapa loe bangunin dia Jo, padahal nanti aja pas guru masuk"ucap Niki yang langsung dibalas Setta dengan menimpuk kepala Niki menggunakan buku

Bel masuk berbunyi dan tak lama pun guru masuk

~

Hesa berjalan di koridor setelah dari ruang osis, ia akan kembali ke kelas "sekarang tanggal berapa ya"ia melihat tanggal di ponsel

"13, waktunya yang lain di terror, gue harus cari mereka"

Ketika berbalik, ia melihat seseorang yang mengintip dari balik salah satu kelas kosong "siapa tuh, apa fans gue"

Tanpa ragu Hesa menghampiri masuk ke kelas itu, sesampainya Hesa melihat seseorang berdiri membelakanginya di pojokan kelas "misi, loe anak kelas berapa"

Hesa bertanya dengan heran, meskipun jam kosong tapi tetap saja biasanya ada beberapa anak yang diam di kelas

Orang itu berbalik

"l-loe"

Hesa tentu terkejut karna ia anak tunggal yang tak memeliki kembaran tapi kenapa wajah orang yang di depanya ini sangat mirip denganya

"ternyata loe" Hesa tersenyum sini, ia mengingat bila mungkin saja orang ini penampakan menyerupai dirinya yang sempat ternotice di rekaman vlog saat bermain Hitori Kakurenbo

'hi time traveler'sosok itu menyeringai

"loe kan yang neror gue sama temen2 gue pas di villa"

'bukankah sudah ku katakan kita akan bermain'

"cukup gue aja jangan sama yang lain"

'hahahaha tentu tidak akan seru'

Hesa pergi dari tempat itu dengan si sosok yang terus mengikuti

"gue gak liat ini di perjalanan waktu"

Teror ini yang sempat Hesa lihat sesaat sebelum jam kompasnya diambil tapi dalam perjalanan itu ia tak melihat teror yang menimpa dirinya kemungkinan karna manupulasi si sosok

Hesa berhenti sejenak menetralkan nafasnya, sudah hampir setengah jam berlalu Hesa masih berlari lari di lorong sekolah

"sial, kenapa sekolahan ini jadi kaya labirin"

~

Niki rebahan di tempat latihan tari setelah lelah berlatih "kak Azka sama Joan mana sih, katanya mau latihan bareng, apa mereka ke ruangan tari lantai 3"

Ia melihat ponsel nya "sampe gue beres latihan belum juga di baca chat dari gue"

tuk tuk tuk

Ia menoleh ke jendela

Tuk tuk tuk

Terlihat tangan tanpa wujud yang mengetuk ngetuk jendela

~

Joan membasuh wajah dengan air di toilet, Ia melihat hp nya yang tidak ada notif

"gak jadi latihan ya, dahlah mending gue tidur aja dikelas"ucapnya sedih campur kesal

Saat berbalik tiba2 saja nafasnya terasa sesak "akhh"

Tanpa Joan sadari, bayangan di cermin menatap nya datar sambil mencekik lehernya sendiri

~

Azka terdiam di ruang eskul dance lantai 3 dengan cemberut "mereka kok lama banget ya"

Tengg, Suara notif yang masuk ke hp nya itu membuyarkan lamunan

Niki: kak sorry keknya gue mau mabal

Joan: kak gue gak jadi latihan, perut gue lagi sakit banget

Azka menghembuskan nafasnya kasar setelah membaca pesan dari dua adik kelasnya itu "bilang daritadi kek, kan gue jadi gak perlu nunggu gini"

Ia berdiri kemudian menyalakan musik di hp nya

"k-kok" Ia melihat bayangan nya sendiri tersenyum ke arahnya

Pranggg

~

Bel sudah berbunyi menandakan jam istirahat berakhir, Setta kembali ke kelas sehabis dari perpustakaan

Ia celingak celinguk karna dua teman sekelasnya tidak ada padahal guru sudah masuk "mereka janjian mabal?"

~

Jio menendang pintu ruangan dengan keras tapi pintu itu tak kunjung terbuka sedangkan Satya berusaha meminta bantuan dari teman2nya melalui ponsel meskipun sedari tadi mencoba tak ada yang terhubung

Mereka terbangun di ruangan radio ini dan ruangan dalam keadaan terkunci

"gue masih gak paham, kita ini sebenernya kenapa"ucap Jio

"terakhir gue inget kita mau ke perpus tapi tiba2 ada yang mukul kepala kita dari belakang"

"gue juga ngerasa hal yang sama, kita harus ke ruang pengawas setelah bebas dari sini"ucap Jio

Disisi lain

Ia memperhatikan ruangan di depanya dengan sendu "ternyata udah mulai lagi ya"

Orang tersebut meninggalkan lorong yang terdapat ruangan radio tanpa menghiraukan dua orang yang terkunci di salah satu ruangan, bukanya tak peduli tapi ada orang lain yang harus di selamatkan lebih cepat

~

Brukkk

Hesa terjatuh ke belakang karna ada yang menariknya dan seketika itu juga ia bingung "loh kok gue di rooftop" Hesa menatap ngeri tempat sebelumnya ia berpijak, pinggiran rooftop

"kakak ngerasa tersesat di lorong sekolah yang berubah kaya labirin"

Hesa menoleh ke belakang lalu mengangguk "loe gak apa2"

Si adik kelas terlihat ikut terjatuh ketika menarik Hesa, ia menepukan kedua tangannya guna menyingkirkan pasir "gak kok"ucapnya kemudian

Hesa mengulurkan tangan untuk membantu si adik kelas berdiri lalu di terima oleh si adik kelas "loe siapa, darimana loe tau tentang yang gue liat"

Perempuan itu tersenyum "kakak ngerasa de javu eh bukan ya tapi kakak emang pernah ke sini"

Seketika itu juga Hesa teringat pada teman2 nya

Drttt, panjang umur

"halo Satya"

'kak Hesa, akhirnya gue bisa hubungin seseorang'

"hah loe dimana"

'gue sama Jio ke kunci di ruangan radio'

"i-iya gue otw"

Sebelum pergi, Hesa menoleh pada si adik kelas "gue Hesa"

"July"ucap si adkel

"boleh gue minta bantuan loe nanti"ucap Hesa

July mengangguk "semoga kita bisa ketemu lagi di lain waktu"

Hesa tersenyum lalu pergi darisana

~

Ceklek, Hesa membuka pintu seperti biasa

"kak Hesa"

Kedua adik kelasnya itu langsung berjalan menghamipirinya

"thanks ya kak, loe udah nolongin kita yang daritadi kekunci disini"ucap Jio

"iya"ucap Hesa

"kita ke kelas duluan ya kak"ucap Satya

"oke"

Mereka berjalan ke arah yang berbeda

~

Hesa pergi ke toilet dan menemukan Joan yang sudah pingsan "Jo bangun"ucap Hesa sembari berusaha membangunkan Joan

Meskipun bersalah karna terlambat menyelamatkan temanya lagi, Hesa tetap berfikir hal yang tepat dulu ia bisa lakukan yaitu membawa Joan ke uks

~

Selesai dari uks, Hesa segera pergi ke tempat latihan tari lantai 1 lalu menemukan Niki yang diam melamun disana

Ceklek, suara pintu membuat Niki menoleh "kok loe bisa buka pintu itu

"emang kenapa"tanya Hesa

"pintu itu ke kunci dan gue gak bisa buka daritadi"ucap Niki heran karna Hesa bisa membukanya dengan mudah

"hmm udah gak usah dipikirin, ayo kita balik"ajak Hesa

Mereka ke luar dari ruangan itu "loe duluan, gue mau ke ruangan eskul dance lantai 3"

"gue ikut ya, gue masih takut sama kejadian tadi ada yang ngetok jendela tapi gak ada orangnya"ucap Niki

"loe ke uks aja, gue udah chat Setta juga buat kesana"ucap Hesa

"siapa yang sakit?"ucap Niki

"Joan"ucap Hesa

"oh oke gue kesana"ucap Niki

~

Dugh

Hesa mendobrak pintu itu sampai terbuka, ia menemukan Azka yang pingsan dengan luka gores di pipi nya serta kaca dinding yang sudah pecah

Siguiente capítulo