webnovel

LULUS MAGISTER

Engga berapa lama pengumuman hasil sidang Magister pun terpampang di white board, dan Hasann dinyatakan LULUS tanpa revisi.

"Aaah aku lulus," dalam hatinya setelah mengetahui namanya ada disana. Ingin ia berteriak keras-keras...melepas semua tekanan. Legaa sudah. Akhirnya pengorbanannya terbayarkan semua.

Seketika ia ingat semua orang yang ikut andil dalam keberhasilannya, di tangga parkiran motor, Hasann duduk sejenak dan berdoa mengucapkan syukur atas kelancaran yang Tuhan berikan... . Tak ternilai dalam hatinya ,ikut campur Tuhan dalam usahanya, juga orang-orang disekelilingnya.

Hasann pun langsung memacu motornya pulang kerumah, untuk menyampaikan kabar baik ini dan ingin rebahan dikamarnya untuk beristirahat.

"Bagaimana Nak ?" tanya bapaknya spontan begitu melihat Hasann.

"Aku lulus Pak !" jawabnya ke bapaknya, yang sedari satu jam yang lalu duduk di bangku bambu teras rumahnya , menunggu kepulangan anaknya ini.

"Oooh luar biasa..., alhamdulillah San."

"Alhamdulillah sekali !, jawab Hasann , ibu dirumah Pa?"

"Masih disana. Ditempat dagang Nak."

"Oh yaa, Hasann mau rebahan dulu dah Pak, capek juga," kata Hasann.

Malamnya, Hasann memacu motornya menemui ibunya ditempat dagang

Ia mendekat dengan wajah sumringah, dan sedikit berbisik di kuping ibunya "Buu...aku sudah lulus Buu...!"

"Ooh Hasann...oh gitu yaaa...aduuuh ibu senang sekali Nak, jadi bagaimana selanjutnya ?...tanyanya polos.

"Yaaa belum tahu sih Bu kedepannya mah, nanti aja perlahan-lahan dipikirkan," kata Hasann.

"Ooh iya deh , selamat ya Naaak kata ibunya sambil memberikan salam dan menepuk-nepuk pundak Hasann, ibu bangga sekali nak Hasann. Trimakasih Tuhan. Sudah kasih kelancaran semua ya San?"

Hasann menggeleng-geleng kepala seakan engga percaya atas pencapaiannya setinggi ini.

"Iya , bersyukur banget sih,"

"Makan aja dulu San yaa? Nanti ibu siapkan...atau nak Hasann mau ibu pesankan mie ayam ?

"Nasi gudeg , masih ada engga yaa?"

"Udah malam gini mah... udah dirumah yang jualan nasi gudegnya juga San ...hehehe, mie ayam aja yaa !?"

"Boleh laah mie ayam aja."

Hasann bertemu dengan Kartika , kakak perempuannya disana yang sejak pindah rumah membantu ibunya jualan... menggantikan Ahmad.

"Sudah lulus ya San, selamat yaa...trus bagaimana?" tanyanya sambil tersenyum.

Hasann merasa prihatin melihat kakaknya ini yang sekolahnya hanya tamat SD saja.

"Yaaah jadi dosen !" jawab Hasann canda'in dia.

"Waaah hebat kayak pa dosen yang didepan rumah kita dulu itu yaa ...? trus pacar bagaimana San ? sudah punya belum ...? si Yeni tuh tetangga kita dulu, nanyain kamu melulu," katanya .

"Hm...belum laah kalo soal yang itu mah," jawabnya seakan tak acuh, engga tertarik.

Kartika kakaknya itu, sudah berumah tangga dan memiliki 3 orang anak. Ia menemani ibunya ditempat jualan sampai selesai. Gerobak satenya sekarang dititip di lokasi jualannya, jadi engga ada acara dorong roda sate lagi. Hm...itu seperti rencana Alis, ibunya ketika hendak beli rumah dipinggiran kota sana.

Kabar tentang kelulusan Hasann sudah sampai di sekolah Yayasan Berdikari, tempatnya mengajar, semua guru memberi selamat tak terkecuali ibu Hermien, Kepala Sekola yang sengaja datang ke ruang guru pagi itu sebelum kelas dimulai.

"Selamat yaa pak Hasann, kamu memang pintar." Lalu ia memandang ke semua guru disana dan berkata, "Kita makan bersama yaa semua nanti siang...disini saja. Nanti ibu yang pesankan makanannya. Kita kumpul setelah jam pelajaran selesai saja , mudah-mudahan banyak yang bisa hadir yaa... ? ucapnya seraya kembali mengarahkan pandangannya ke Hasann.

"Siap Buu," kata guru-guru yang sudah hadir disana.

"Sebelumnya ,kalo ada waktu pak Hasann keruang ibu yaa, ada yang mau ibu sampaikan" pintanya.

"Siap Bu...siap!" jawab Hasann .

"Ya sudah , sampai nanti siang yaa semua?"

"Siap buu Hermien !" jawab mereka serentak.

Ririe yang datang belakangan pun memberi selamat, sambil menggerak-gerakan kedua telunjuknya disamping kepalanya ia berdendang sambil berjoget ria didepan Hasann

"Hahahha...ngapain sih bu Ririe ini ?"tanya Hasann pura-pura engga ngerti sambil menoleh ke guru lainnya.

"Katanya kalo lulus mau traktiiiir huhhuhuu... ?" kata Ririe sambil pura-pura mengusap air matanya kayak anak kecil.

"Hahahaha...ketahuan niih," ledek guru lainnya. Hasann cuma senyum-senyum saja.

"Iya nanti adek ku...kakak kan belum gajian nih," jawab Hasann lagi-lagi canda'in dia, yang disambut gelak tawa guru lainnya.

Senang Hasann bisa lepas dari kesibukan yang menghimpitnya selama ini. Sekarang dia bisa bernafas lega, engga harus terburu-buru ke kampus setelah jam pelajaran berakhir. Banyak waktu buat santai sejenak dan perlahan-lahan memikirkan langkah selanjutnya.

Sebentar lagi wisuda sarjana Magister, dan dia berhak menyandang gelar Magister .

Hasann Sukarto M.Pd.

Sebelum bubaran sekola, Hasann pergi keruang Ibu Hermien seperti yang dimintanya tadi pagi.

"Selamat yaa pak Hasann atas kelulusannya,"ibu Hermien membuka pembicaraan.

"Bagaimana keluarga pak Hasann ,baik-baik pa?"

"Baik Bu...trimakasih."

"Ya syukurlah yaa Pak...orang tua tentu senang ya mendengar pak Hasann lulus?"

"Ooh ...iya Bu...mereka senang, engga menyangka juga."

"Ini pak Hasann, maksud ibu mengundang pak Hasann kemari itu, selain untuk memberi selamat atas kelulusannya, ini ada sedikit dari kami di Dewan Sekola yang menyisihkan dana buat pak Hasann. Yaa... anggaplah sebagai hadiah ya pak ?" katanya sambil menaruh sebuah amplop dimeja depan Hasann.

Hasann engga menyangka sama sekali.

"Waduuh beneran ini ya Buu hehehe ?" katanya senang melihat amplop putih diatas meja didepannya.

"Iyaa betul dong, masa bohongan ?" jawab ibu Hermien sambil mengeritkan dahinya,tapi sambil senyum,tetap memperhatikan lawan bicaranya. Lucu juga pikirnya. Ia pun kembali dengan sabar mengulang penjelasannya.

"Kami dari Dewan Sekola senang mendengar kabar kelulusan pak Hasann, dan anggap aja itu sebagai penghargaan dari kami. Semoga pak Hasann senang menerimanya yaa."

"Ooh iya Bu, saya terima kasih sekali, saya ambil ya Buu?" Hasann malu-malu meraih amplop didepannya.

"Silahkan pak Hasann, semoga pak Hasann engga menilai dari jumlahnya, tapi ketulusan kami ya pa ?"

"Iyaa Bu...trimakasih atas kebaikannya, kalo gitu saya pamit ya buu...ada acara makan bersama kan ya diruang guru sebentar lagi?"

"Iya sebentar lagi makanannya datang ," kata bu Hermien.

Siguiente capítulo