webnovel

Perjalanan SULUK di Jalanan 21 Hari # Part. 02

HARI KE ENAM

Tak terasa sudah lumayan jauh Arjuna berjalan dan mungkin 4 km dia berjalan, mungkin karena aspalnya tidak panas karena abis hujan dan udaranya dingin jadi dia merasa nyaman berjalan jarang berhenti. Waktunya sholat dzuhur sebelum tanjakan dia berhenti dan mampir untuk solat.

Banyak sekali orang yang sholat karena dekat dengan beberapa kampung disana, banyak yang melihat dia sambil berbisik-bisik. Tak dianggap oleh Arjuna dan terus berdzikir menyelesaikan yang harus dikerjakan.

Setelah berganti pakaian kembali tiba-tiba dia dipanggil oleh seorang yang pakai seragam pemerintahan, dia mengajak duduk di depan mesjid.

“Mau kemana mas?” tanya dia.”Jalan saja pak ke arah sana,” kata Arjuna menunjuk ke arah jalan ke kuningan.

“Sudah makan belum?” tanya nya.

“Belum pak,”sahut Arjuna.

“Ya sudah yuk kita makan disana,” katanya sambil menunjuk warung kecil cuma ramai sekali pengunjungnya.

“boleh pak,” kataku.

Sampailah di warung itu dan dia berkata kepada pemilik warung,”Neng, ini kasih makan apa saja yang dia mau, minumnya es teh manis ya dua, saya nanti saja makannya,” kata dia.

“Ya bos...”sahut perempuan muda yang disapa nya.

“Pakai apa mas?, kata dia.

“Apa saja teh silahkan,” kataku.

Akhirnya dia kasih lauk ayam bakar, sayur sop, tempe 2 potong dan keripik udang. Kemudian saya makan.

“Alhamdulillah pak terima kasih banyak,” kataku.” tambah mas, silahkan jangan malu-malu nanti saya yang bayar semuanya,” kata dia.

“Sudah pak cukup saja,” kataku.

“ini rokok nya mas,”sambil memberikan rokok yang dia bawa, dan aku ambil sebatang.

Nikmat sekali yang Kau berikan ya Allah...alhamdulillah ya Allah.

“Mas tujuan nya apa kok melakukan perjalanan seperti musafir gini?, bajunya kok kotor mas?”mau saya kasih buat ganti nya?, kata dia.

“Tidak usah pak, memang saya harus memakai baju ini saja sampai selesai selama di jalan dan saya harus mengikuti perintah pak,” kata Arjuna.

“Ya sudah, sarung mau?” tanyanya lagi.

“Sama pak ndak usah, tetap harus seperti ini saja,” kataku.

“Mas mau ke arah kuningan?mmemang berapa hari perjalanan nya mas?, tanya dia selidik.

“ini hari ke enam pak, saya harus menjalani 21 hari sampai ke majelis lagi,” imbuhku.

Tak lama dia mau kembali ke kantor dan membayar semua nya dan sekalArjunas membelikan saya rokok sebungkus,”ini mas bawa buat di jalan,” katanya dan dia juga membelikan Arjuna gorengan 6 potong.

Arjuna melanjutkan kembali perjalanan ke arah depan, setelah lewati tanjakan panjang dia istirahat di warung jual mie ayam. Beristrahat dan membuka kaki palsunya yang panas dan dia lihat agak lecet kaki bawahnya, kemudian Arjuna siram dengan air yang dia bawa.

Setelah sekitar 20 menit dia diamkan sambil merokok dan minum air putih, akhirnya dia pasang lagi kaos kakinya dan sengaja dia tambahkan dibawah nya kaos kaki bersih agak tipis agar bisa terganjal lebih empuk.

Sesudah selesai dia pasang kaki palsu nya dan dirasakan sudah tak sakit lagi, Arjuna meneruskan kembali perjalanan, kopi yang diberikan oleh penjual di warung itu juga sudah habis diminum.

Sampai dia istirahat lagi sebelum waktu maghrib di sebuah mesjid lumayan besar dan bersih dia ganti pakaian ngedan nya ke pakaian sholatnya dan dia berwudhu dan menjalankan sholat sunnah.

Tak lama kemudian adzan maghrib berkumandang, dan melaksanakan sholat maghrib berjamaah dan selesai dzikir ada bapak tua menghampiri nya.

“Bapak sudah makan?” katanya.

“Oh belum pak, kenapa pak?” tanyaku.

“Mari pak ke depan kebetulan ada nasi bungkus buat bapak dari orang tadi ke sini katanya buat bapak soalnya tadi sambil menunjuk ke arah bapak,” katanya.

“Baik pak, terima kasih,” kataku, tapi Arjuna belum mau makan tanggung sebentar lagi Isya.

Sambil berbincang-bincang saja dengan marbot mesjid yang tadi bertanya padaku. Ternyata yang memberikan makan itu imam ketua RW setempat.

“Assalamualaikum pak, eh iya bapak sudah makan tadi saya titipkan nasi ke pak marbot,” tanya nya.

“Sudah saya terima pak tapi belum saya makan soalnya tanggung mau Isya sebentar lagi,” kataku.

”Terima kasih banyak pak semoga Allah membalas kebaikan bapak,” kataku..

”Amiin”sahutnya.

Beberapa menit kemudian Azan Isya berkumandang,

”Alhamdulillah...yuk kita masuk,” katanya.

”Mari pak silahkan,” sahutku, sambil kemudian mengikuti dia ke dalam mesjid.

Setelah sholat sunnah di lanjut sholat Isya berjamaah dan dilanjutkan dzikir setelah sholat dan melanjutkan kembali membaca waqiah.

Setelah selesai pak marbot menawarkan Arjuna untuk mampir ke rumahnya, dan saya ikut dengan dia ke rumahnya yang sederhana.

“Mari masuk pak,” katanya,

”Ya pak terima kasih,” Sahutku.

”Kopi hitam ya pak..?” tanya nya, Arjuna mengangguk setuju.

“Beginilah rumah saya pak walaupun kecil tapi rumah sendiri dan saya hanya punya anak 2 dah dewasa, yang pertama laki-laki dan kedua itu perempuan baru mau lulus MAN.

”Alhamduillah pak..."

”bersyukur selalu kepada Allah,” sahutku.

“Maaf pak, bapak mau mandi?” katanya menawarkan ke Arjuna.

”Maaf pak saya selama perjalanan Ngedan ini tidak boleh mandi,” jelasku.

”Badan saya bau ya pak?” kataku sambil mencium ke baju sholat ku yang apek tisak dicuci selama 6 hari.

“Hahahaha..tidak kok pak cuma kalau bapak pengen mandi kan biar segar,” katanya.

“Tidak sudah pak,” kataku.

Kopinya diantar oleh anak bungsunya, namanya Indah, seindah wajahnya yang cantik, memakai jilbab, kulitnya putih dan hidung agak mancung sedikit. Matanya indah, dan dia berkata,”mari pak silahkan kopi nya diminum,”sambil tersenyum indah.

“Wah, makasih mbak, senyumnya membuat hati saya deg-deg an pak..hahahaha..,” kataku.

Indah senyum dan melangkah ke dapur kembali.

“Silahkan pak diminum mumpung masih panas kopi nya,” kata pak Budi setelah tadi dia menyebutkan namanya.Indah. Dia kembali lagi ke arahku sambil membawa pisang goreng yang masih panas dan tisue,

”Silahkan pak mumpung masih panas,” katanya sambil meletakkan di atas meja.

“Makasih Indah, sekalian sini duduk,” kata pak Budi. Indah malu-malu kemudian duduk disamping pak budi.

"Ini pak Arjuna kenalin, terus katanya kamu ada sering sakit di betismu?”

“Pak Arjuna bisa ngobatin itu, dicoba mana betismu yang sakit', katanya. Indah ingin menarik celana panjangnya ke atas, tapi Arjuna melarangnya.

“Tidak usah mbak, sebentar ya saya coba obatin, mudah-mudahan Allah meridhoi kesembuhan mbak Indah,” kataku.

Arjuna mulai mengobati dengan menggunakan ijin kyai, dan setelah 5 menit dia menarik energi buruk yang dibetisnya Indah berkali-kali dan akhirnya selesai.

“Coba mbak jalan lagi,” kata Arjuna. Indah mulai jalan, jongkok berkali-kali dan banyak gerakan kaki dia coba.

”Alhamdulillah pak aku dah tidak sakit lagi betisnya..,” kata Indah

”Alhamdulillah, beneran indah?coba rasakan lagi...,” kata pak Budi.

“Iya pak sudah tidak sakit lagi,” kata Indah.

”Terima kasih ya pak, sudah tidak sakit sama sekali,” kata Indah sambil matanya terharu.

“Sama - sama Indah, saya hanya mendoakan saja yang menyembuhkan itu Allah, atas Ridho Allah mbak Indah bisa sembuh,” kata Arjuna.

“Alhamdulillah pak Arjuna, terima kasih banyak ya,”sambil pak Budi menyalami Arjuna.

“Sama-sama pak,” kata Arjuna.

Setelah itu mereka meneruskan ngobrol-ngobrol dengan seru.Tak berasa sudah jam 10 malam dan pak Budi menawarkan Arjuna untuk tidur di rumahnya, tapi Arjuna menolak dan pamit ke pak Budi.

“Saya tidur dekat mesjid saja pak, terima kasih atas kebaikan bapak,"

”Wah saya yang terima kasih pak,”sahutnya.

“Yuk saya antar ke mesjid nanti saya keluarkan karpet kecil disana dan kita sekalian ngobrol lagi disana,” kata pak Budi sambil memasukkan pisang goreng nya ke dalam kantong plastik dan Pak Budi minta Indah untuk membuatkan kopi lagi dua gelas dan diantarkan ke mesjid.

Sesampainya di mesjid dia lalu mengeluarkan karpet hijau agak panjang dan mengeluarkan bantal satu,”Ini pak silahkan Kalau mau istirahat silahkan,”kemudian dia duduk di atas karpet dan Indahpun datang ke mesjid membawa dua gelas kopi dan makanan kecil di toples dia kemudian pulang lagi dan tersenyum ke Arjuna sambil menganguk.

'Senyum mu manis sekali Indah' batin Arjuna.

Aku mengeluarkan nasi bungkus yang dikasih oleh Pak RW kemudian pak Budi mengambilkan air mineral gelas yang ada di dus dari dalam ruangan sebelah mesjid tempat menyimpan perlengkapan dan peralatan mesjid nya itu.

“Ijin makan dulu pak Budi,” kata Arjuna

“Ya pak, silahkan, maaf tadi dirumah saya tidak menyajikan makan malam buat bapak,” kata beliau.

“Ya tidak apa-apa pak,”sambil ku makan nasi bungkus dari pak RW itu.

Setelah selesai kemudian mengambil gelas air mineral di dus, kemudian mengambil rokok sebatang dan menghisap nya.

Setelah itu pak Budi pamit pulang setelah kami berbincang-bincang mengenai Iman dan ibadah secara hakikat.

“Silahkan pak Kalau mau istirahat saya pamit pulang dulu, assalamualaikum,” katanya.

“Wa'alaiakum salam,” jawabku.

Tak terasa setelah setengah jam Arjuna mengisap rokok 2 batang sambil mengopi, dia akhirnya tidur.

Jam 4 pagi Arjuna terbangun dan mengambil air wudhu sambil terus sholat hajat 2 rokaat, sambil menunggu waktu beduk subuh bersholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Sesudah sholat subuh dilanjut dengan dzikir, Arjuna duduk diluar sambil menghabiskan kopi yang sisa malam ditemani rokok yang masih ada. Setelah sejam kemudian dia Sholat Dhuha.

Berganti baju Ngedan nya dan kemudian berjalan keluar mesjid. Pak Budi ternyata juga masih di mesjid dan memberikan rokok sebungkus,”maaf pak Arjuna, ini ada rokok sebungkus buat menemani bapak merokok di jalan.*

“Terima kasih pak atas semuanya, saya pamit dulu melanjutkan perjalanan, assalamualaikum,” kataku.

“Wa'alaiakumsalam”.

*****

HARI KE TUJUH

Kuberjalan terus dan terus sambil berdzikir dalam hati atau kadang bersholawat ”Sololohu Ala Muhammad”.

Tak terasa sengatan matahari sudah mulai panas, kulihat Jam dinding di sebuah warung yang kelihatan dari luar,

”Wah dah jam 8 lebih pantes panas”.

Setelah warung sekitar 50 meter ada Gapura dan dibawah nya ada jembatan kecil di pinggir sebelah kanan dan kirinya. Arjuna duduk sambil mengeluarkan rokok sebatang kemudian menghisap nya.

Tidak lama kemudian dia ngantuk sekali dan menyender di tembok samping jembatan itu dan kemudian tertidur, diatas nya ada pohon rindang jadi agak adem sedikit.

Arjuna bangun, bingung ada dimana ini?baru ingat Kalau dia tertidur di pinggir jalan diatas jembatàn.

' Hhm...mulai panas ini, wah sebentar lagi mau dzuhur, jalan dulu deh ' batin Arjuna.

Tak terasa kulit pun merasa panas.sekali dan terik, telapak kakiku tidak terasa sudah mulai hampir melepuh dan Arjuna minggir lagi buat istirahat, ' Oh itu ada mesjid mungkin 200 meteran ya'

Akhirnya meneruskan kembali ke mesjid di depan sana

Sampailah dia di mesjid dan tiba-tiba muncul orang yang sedang bertolak pinggang.

”Heh, mau ngapain kamu?jangan masuk, sana pergi...," Aku liat dia dan kemudian keluar lagi dari mesjid itu, tak berapa jauh ketemu mushola kecil dan disitu sudah ada persiapan mau adzan Dzuhur, dia akhirnya masuk ke mushola itu.

Tanpa melihat kanan dan kiri Arjuna langsung masuk ke kamar mandi dan mengganti pakaian nya pake sarung dan baju koko. Setelah baju Ngedan nya dimasukkan kembali ke kantong keresek yang diikatkan tali rafia.

Abis wudhu langsung masuk mushola, adzan sudah berkumandang, setelah adzan selesai maka Arjuna solat sunah dua roka'at. Arjuna berdiri dan ke baris paling depan untuk ikut sholat Dzuhur berjamaah.

Para jamaah saling menunjuk untuk jadi imam, tak ada orang tua disana hanya banyak anak-anak muda tanggung. Akhirnya salah satu pemuda yang pakai sarung hitam mempersilahkan Arjuna untuk menjadi imam.

“Silahkan mas, jadi imam kami mas,”sambil menyatukan kedua tangannya ke depan dada kayak hormat meminta,

“Boleh mas?” kataku.

“Silahkan,” katanya.

Arjuna maju ke depan dan mulai Imami sholat dzuhur tersebut. Setelah salam Arjuna berdiri dan berjalan ke belakang untuk dzikir pondasi. Jamaah kemudian mulai meninggalkan mushola itu.

Tak terasa sudah sejam dia disana karena mau istirahat dulu abis kepanasan tadi.

Arjuna meluruskan kakinya dan tertidur sebentar.

Kebangun dan melihat jam dinding,

' Wah sudah sejam saya ketiduran, jalan lagi deh..'

Akhirnya dia ganti pakaian dulu terus langsung berangkat lagi sambil merokok di jalan, panas sekali jalan, terutama aspal yang seperti siap-siap melepuh kan kaki yang lewat di atasnya.

Arjuna sering berhenti dan istirahat dan sampailah dia di sebuah pasar dan ada mesjid Jamii dan Arjuna masuk dan mengganti baju Sholat dan kemudian melakukan Sholat Adzhar. Arjuna kelelahan karena panas dan melepaskan kaki palsunya yang terasa basah dan lengket didalam kaos kakinya, kemudian dia siram kakinya dan didiamkan sampai hilang airnya.

Adzan Maghrib berkumandang dan dia masuk ke mesjid untuk melakukan sholat Maghrib berjamaah, setelah solat dan dzikirnya selesai Arjuna duduk di luar teras mesjid dan merokok dan minum air di botol.

Tak ada orang yang peduli dengan dia sampai abis sholat Isya kemudian dzikirnya selesai, Arjuna ke teras luar mesjid, sepertinya mesjid ini biasa dikunci Kalau abis sholat Isya, maka Arjuna keluar ke teras mesjid karena akan melakukan dzikir waqiah. Setelah selesai dia ganti baju ke baju Ngedan.

Berjalan lagi Arjuna dan sampailah dia di depan warung bakso dan dia dipanggil sama tukang bakso nya.

“Mas, dah makan?” tanya ibu yang muncul dari kios nya.

“Belum bu,”sahut Arjuna.

“Sini masuk, ibu buat kan bakso dulu yaaa..minumnya pake es ya...?” katanya.

“Terima kasih bu,”jawab Arjuna.

Sambil duduk dia minum air mineral nya.

“Mas sini masuk ke dalam saja,” kata Ibunya.

“Hhmm disini ajah bu, saya kotor,” kata Arjuna karena dia lihat ada 3 orang yang makan bakso.

“Ya sudah ini bakso nya, Kalau mau nambah bilang aja yaa..,” katanya.

“Baik bu, terima kasih semoga dibalas Allah kebaikan ibu,” kataku sambil memegang mangkok bakso nya.

"Aamiin...,”sahut ibunya sambil mengusap mukanya dengan kedua tangannya.

Arjuna pun segera makan sampai habis, mungkin Ibunya melihat ke luar Arjuna cepet sekali makannya seperti kelaparan, dia keluar dan membawa semangkok bakso lagi ditambah sepiring nasi,

“Ini mas tambah lagi,” katanya.

“Ya bu terima kasih, semoga semua keluarga ibu sehat dan dijauhkan virus korona.” kata Arjuna.

“Aamiin...terima kasih doanya mas, oh iya kok tau Kalau anak ibu sedang sakit, sudah-sudahan sih bukan korona mas, sudah 5 hari ini sedang sakit demam tinggi dan bindeng suaranya, saya takut korona mas,” kata ibunya.

“Insha Allah dijauhkan bu, anak ibu dimana?” kataku.

“Dirumah mas, itu rumah saya di belakang,” katanya.

“Nanti setelah saya selesai habiskan bakso nya bisa saya ketemu dengan anak ibu?” kataku.

“Boleh mas silahkan dimakan dulu bakso nya,” katanya.

Kemudian Arjuna pergi ke sana setelah habis bakso nya, diantar oleh ibu nya. Saya liat anak itu agak kurus, dan saya pegang tangannya. Dengan doa ke Allah dengan ijin Kyai saya berusaha menarik energi buruk di sekitar kepala, dada, punggung dan kakinya. Arjuna membayangkan energi hitam yang ada di seluruh badan anak ibu itu ditarik ke telapak tangannya digenggam dan kemudian dibuang. Sesudah cukup maka Arjuna kembali keluar, dan alhamdulillah setelah itu anak ibu itu langsung dingin dan kembali segar.

“Bu, enak badan aku, tidak sakit lagi”, kata anaknya.

“Alhamdulillah nak..., terima kasih ya mas sudah obati anak saya sampai sembuh,” kata ibunya.

“Ya sama- sama bu, sewajib nya kita harus saling menolong sesama dan saya hanya mengobati Kalau sembuh Allah yang kuasa,”balas Arjuna.

“Saya pamit dulu ya bu, semoga cepat sehat lagi dek,” kata Arjuna sambil mengelus kepalanya.

“Ini dek buat adek dijalan,” kata ibunya sambil menempelkan uang ke tanganku Aku terima saja karena kata santri yang lain Kalau Ngedan dikasih uang jangan nolak, tapi harus disalurkan ke mesjid/mushola atau ke orang yang membutuhkan di jalan.

*****

Arjuna akhirnya pamit dan akhirnya berjalan kembali ke selatan, dan ditengah jalan bertemu nenek sudah tua menyeberang jalan sambil memegang karung bekas, dan dihampiri nenek itu kemudian diberikan uang itu ke nenek tersebut

“Nek ini ada rejeki buat nenek ya,” kataku sambil memberikan ke nenek itu.

“Oh terima kasih ya nak...terima kasih,” kata nenek itu.

“Ya nek, jaga kesehatannya,” kataku sambil berjalan lagi

Kuberjalan dan ketemu mushola kecil dan disitu kumasuk dan istirahat dan tidak lama kemudian saya mengganti pakaianku ke pakaian sholat.

Tengah malam ada yang masuk tiga orang sambil bawa senter,”Mas, maaf dari mana ya?” tanya nya..

“Maaf pak saya numpang istirahat dulu disini sebentar,” kataku

“Jun, kamu panggil pak RT gih, ini ada orang mencurigakan!!” kata dia.

Akhirnya aku ditanya lagi,”maaf mas, bisa melihat KTPnya?!"

”Dan maksud mas disini ngapain?” tanya nya selidik.

Akhirnya saya jelaskan mengenai amaliah yang saya sedang jalankan, mereka akhirnya paham dan pak RT dan pak RW nya yang juga sudah hadir akhirnya mengerti.

Cukup kaget juga Arjuna dan kuatir akan digebukin massa, tetapi dia punya KTP jadi tidak masalah.

“Bapak sudah makan belum?!” kata Pak RW nya.

“Sudah pak tadi dikasih bakso dan saya sudah kenyang sekali,”jawabku.

“Hei, din sana beli kopi dan gorengan buat bapak ini,” katanya memberikan uang ke Adin orang yang bersamanya tadi.

“Aduh pak jangan repot-repot pak,” kataku.

Ternyata memang didaerah itu sedang tidak aman, di masa pandemi virus korona yang dalam 2 bulan ini di Lokdown oleh pemerintah membuat masyarakat waspada terhadap orang pendatang.

Maklum saja, sudah 3 orang warga nya meninggal karena virus korona, dan di mushola itu juga sudah beberapa kali kotak amalnya dibongkar orang.

Karena memang sudah malam hari maka masyarakat menganjurkan Arjuna untuk tidur dan bermalam disana dan mereka menjamu Arjuna layaknya tamu baik. Alhamdulillah, rejeki tak kemana dan itu semua berkat tawaqal kita kepada Allah.

Besok pagi nya Arjuna di sholat Subuh disuruh untuk memimpin menjadi imam sholat subuh, dan seperti biasa orang disana memberikan sarapan yang enak setelah subuh, ada yag bawakan kue, nasi uduk, kopi, teh manis dan lainnya.

Setelah sholat dhuha, Arjuna berjalan kembali ke arah selatan dan mumpung masih pagi dia jalan agak cepat. Setelah beberapa kali istirahat karena kadang agak sakit, maka pas waktu lewat warung pinggir jalan dia lihat jam 11.12, Arjuna mencari mesjid dekat sana dan masih lumayan jauh sekitar 300 meter baru ketemu mesjid.

Arjuna masuk ke dalam toiletnya dan mengganti pakaian Ngedan nya ke pakaian sholat. Tak berasa sudah 7 hari perjalanan dia belum mandi, tapi memang sebelum perjalanan di pagi hari Arjuna selalu menjemur pakaian sholat nya dan pakaian ngedan nya agar kering, baru dia berangkat. Sehingga sarung dan baju sholat nya selalu kering dan tidak bau keringat.

Kalau ke arah kuningan biasanya mesjid Jamii itu selalu bergandengan dengan kantor desa, jadi di dalam mesjid jamii banyak staff kantor desa yang ikut sholat.

Kalau sholat di mesjid Jamii biasanya Arjuna sholat paling belakang agar tidak menimbulkan pertanyaan dari masyarakat sekitar dan abis sholat diusahakan pergi dan Kalau mau istirahat biasanya di tempat dipinggir jalan yang tutup misalnya di pos kamling, pos ronda, dan tempat yang bisa dibuat tiduran, kadang didepan gedung dan ruko kosong yang ada ubinnya.

Di masa pandemi virus korona banyak sekali gang-gang atau jalan yang ditutup warga agar bisa mengontrol pendatang baru atau warga yang mudik dari luar kota. Tapi anehnya Arjuna pernah tanya Kalau ditutup itu buat para debt kolektor yang suka nagih....hahahahaha...jadi tidaak jelas gitu yaa...

Setelah sholat dan dzikir Arjuna meneruskan kembali perjalanannya. Tiba-tiba ada motor berhenti di sampingnya, kaget Arjuna....

"Mas, mau kemana?” katanya. Orangnya sih masih muda, pakai batik, dan celana bahan sepertinya dia guru sekolah.

“Mau jalan ajah pak, tidak tau kemana arah kaki melangkah saja,” sahutku sekenanya saja.

“Ya sudah Sebentar ya, tunggu ajah disini dulu,” katanya,

”Kenapa mas?” tanyaku. Tapi dia langsung melaju ke arah depan dan balik lagi setelah 10 menit.

“Ini saya beli makanan dan minum mas,” katanya,

”Makanlah dulu”, katanya lagi.

“Ya mas terima kasih*, jawabnya. Sambil membuka bungkusan nya ternyata Mie ayam,

”Alhamdulillah, bapak tidak makan juga?” tanyaku.

“Tidak mas silahkan saja mas makan, saya sudah kenyang tadi abis makan di sekolahan,” katanya.

' Benar kan feelingku, dia pasti guru', batinku.

Setelah makan selesai dan minum air mineral botol aku mengeluarkan rokok dan menghisap sebatang.

”Rokok mas?” kataku.

”Oh ada mas ini saya punya rokok,” sambil mengambil di kantong celananya sebungkus rokok yang baru dibukanya.

Ternyata dia seorang kepala sekolah di sekolah SMP negeri, dia juga senang membantu dan ketemu dengan orang-orang musafir seperti Arjuna dan selalu membelikan makanan dan minuman sebisanya.

“Terima kasih pak atas makanannya, semoga dibalas kebaikan bapak oleh Allah,” kataku.

”Aamiinn...,” katanya.

Kemudian dia pamitan tapi sebelumnya dia menawarkan saya untuk diantar ke manapun Arjuna tuju, tapi ditolak secara halus oleh Arjuna.

Kemudian Arjuna langsung melanjutkan perjalanan ke arah depan, baru sebentar saja jalan sudah terdengar adzan Ashar dan Arjuna mencari mesjid dekat sana dan masuk ke mesjid untuk ganti baju sholat dan berwudhu.

Masuk ke dalam mesjid dan ikut sholat Ashar berjamaah. Selesai semua Arjuna tiduran sebentar diteras mesjid.

Mesjid pun langsung kosong dan Arjuna pergi lagi setelah ganti pakaian. Berjalan menyusuri jalan sebelah kanan agar bisa liat kendaraan yang ada didepan nya.

Sepertinya dia kenal daerah ini dan pernah ke tempat ini. Oh iya saya pernah ke sini bersama kawan saya waktu lebaran 2 tahun lalu.

Aku pergi ke arah kota nya dan sampailah di mesjid jamii dekat situ untuk sholat maghrib, dan melanjutkan ke arah desa yang pernah saya datangi dengan kawanku itu.tapi karena malam baru melewati dua desa Arjuna mampir ke mesjid besar dan sholat Isya pun dilakukan lanjut ke baca waqiah dan baca surat Al-khafi.

Capek rasa nya Arjuna tertidur dan sekitar jam 11 malam terbangun karena kedinginan dan pindah mencari tempat yang tidak terkena angin. Tiba -tiba ada orang yang datang, orang tua dan naik motor. Dia menghampiri Arjuna dan membawa makanan di dalam kantong plastik. Isinya sepotong ubi dan roti kering dan sebotol air mineral.

“Assalamualaikum pak ini saya bawa roti dan makanan sedikit Kalau lapar,” katanya.

“Wa'alaikumsalam terima kasih pak, repot-repot pak sudah malam” kataku.

"Maaf pak darimana asalnya pak?” tanyanya.

“Saya dari bekasi pak,” kataku.

“Dari bekasi?”

"Jauh pak, mau kemana arah nya?” tanyanya lagi.

“Kemana kaki melangkah pak,”jawabku.

Kemudian dia pulang dan saya kembali berusaha untuk tidur. Tapi tak bisa, akhirnya saya pergi ke depan mesjid nongkrong sambil merokok, disitu ada yang tukang jual nasi pecel ayam dan jualan tahu jeletot dan dia ngeliatin saya terus ke saya, sambil ngantuk saya berusaha mengisap rokok dan memang kadang masih ada yang lewat ya motor, mobil dan ada juga yang berhenti beli pecel ayam dan tahu jeletot.

Arjuna jalan lagi ke arah mesjid melewat gerobak mereka dan dia menyapa,”Pak, darimana dan mau kemana?".

“Saya tidak tau pak mungkin arah ke kota besok,” kataku.

“Sudah makan pak?” tanyanya.

“Kalau makan belum pak,” kataku.

“Sini pak saya buatkan soto ayam,” kata dia.

“Oh iya pak terima kasih,” sahutku.

Akhirnya Arjuna duduk di depan meja etalase nya, dan pak Udin namanya membuatkan soto ayam dan menggoreng sepotong ayam bagian leher dan usus ayam, kemudian memberikan ke Arjuna.

“Ini pak maaf Kalau cuma seadanya saja, mohon doa nya pak,” katanya.

“Oh iya pak terima kasih sekali pak, semoga bapak mendapatkan balasan dari Allah,” kataku.

“Aamiin....,” katanya.

Begitulah Allah menggerakkan manusia untuk berbuat baik semaakin keyakinan tinggi akan tawaqal maka Allah akan mencukupi kebutuhan kita...bukan KEINGINAN tapi KEBUTUHAN...karena Kalau Keinginan sudah Nafsu yang berbicara.

Makan malam yang tak terduga, mungkin saja tidak bisa tidur selain dingin karena lapar kali yaa....pikir Arjuna.

Terjadi obrolan ringan selama 1 jam kemudian mereka menutup warungnya dan Arjunapun pamit kembali ke mesjid.

Begitu sampai langsung tidur dan jam 4.10 terbangun karena terdengar pujian-pujian yang berasal dari dalam mesjid memakai speaker ke luar.

***

Note. Terima kasih Para Pembaca yang setia! saya harapkan kalian berikan Komen di setiap bab dan berikan Like dan jadikan Novel saya ini di dalam perpustakaan anda! Kami akan selalu mendoakan kalian selalu sehat dan dalam Lindungan sang Pencipta, Aamiin...

PERJALANAN SANG SALIK KAKI PALSU

By . SKI

Siguiente capítulo