webnovel

Satria vs Squad Bandit

Bandit lancer langsung menusukan tombaknya mengincar dada Satria, tapi dengan cepat dia langsung menghindar dan melompat ke belakang menjauhi kereta kuda tempat Nekora berada. Bandit yang memegang kapak langsung maju melesat dan mengayunkan kapaknya sekuat tenaga, Satria langsung menangkisnya dengan bilah tombak di tangannya.

Percikan api tampak muncul saat kapak itu menghantam tombak hitam yang dipegang Satria. Bandit lancer langsung melompat dari balik tubuh bandit yang membawa kapak, dia dengan cepat mengarahkan tombaknya kepada Satria.

"Matilah!" teriak bandit lancer sambil melemparkan tombaknya melesat menuju Satria.

Tapi Satria langsung memutarkan tangannya di tombak yang dia pegang, tombaknya langsung ikut berputar hingga kapak bandit yang masih menekan juga terpental. Tombak di tangan Satria berputar cepat tepat saat tombak yang dilemparkan lawannya datang.

'Trang'

Suara dentingan keras kembali terdengar saat ujung tajam dari tombak itu menghantam bilah tombak yang sedang Satria putar. Tombak musuhnya langsung jatuh tapi dari kejauhan bandit swordman sudah mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.

"Wind slash!" teriak swordman yang langsung menebaskan pedangnya ke arah Satria. Riuh angin yang bergemuruh langsung terdengar melesat menuju Satria yang sudah siap menghadapi musuhnya.

"Swordman," ucap Satria sambil melompat mundur untuk menjaga jarak.

Saat itu juga wujud tombak hitam di tangannya langsung berubah bentuk menjadi sebuah pedang hitam dengan bola Kristal hitam berada di atas pembatas gagang dengan bilah tajam pedang. Satria langsung menebas tehnik lawannya dengan pedang miliknya tanpa kesulitan sedikitpun.

"Mustahil," ucap bandit swordman saat melihat tehniknya dimusnahkan begitu saja dengan tebasan biasa.

"Meski pakaian dan senjatanya sudah di enchant tapi levelnya baru dua puluhan ya, sayang sekali. Padahal aku pikir ini akan menarik," ujar Satria yang langsung memainkan pedang di tangan kanannya.

"Water lance!" teriak bandit lancer yang ternyata sudah memungut lagi tombaknya. Kini tombaknya diselimuti oleh air yang berputar dan melesat menuju Satria.

"Akan aku tunjukan tehnik sesungguhnya dari seorang swordman," kata Satria sembari memulai ancang-ancang untuk menebaskan pedangnya.

"Fire slash!" teriak Satria yang langsung menebaskan pedangnya menuju ketiga musuhnya.

Saat itu juga riuh angin langsung bergemuruh seiring dengan lesatan api yang membara membentuk tebasan dari arah tebasan pedang Satria. Tebasan api itu melesat begitu cepat hingga menghantam tombak yang dilemparkan bandit. Terdengar suara letupan yang hebat dan menimbulkan asap hitam, tapi dari dalam asap hitam itu tebasan api Satria masih terus melesat.

'Ssrrtttzzz'

'Bbbbrrrrr'

"Aaarrrrgggghhh."

Dari mulai bandit yang memegang kapak, lalu bandit yang melemparkan tombak hingga terakhir bandit yang memegang pedang tubuhnya langsung tertebas menjadi dua dan terbakar. Mereka menjerit kesakitan sebelum akhirnya tumbang ke tanah dan hangus menjadi abu. Satria langsung memainkan kembali pedangnya.

'Bbbbhhooommrrrr'

Suara ledakan kencang langsung terdengar saat tebasan api Satria yang masih melesat menghujam tanah. Bongkahan-bongkahan tanah langsung berhamburan ke udara sebelum akhirnya hancur menjadi debu, deru angin yang riuh terdengar bergemuruh bertiup dari titik hantaman tebasan yang dilakukan Satria.

"Kelihatannya kualitas armor dan perlengkapan yang mereka pakai itu tidak sebaik perkiraanku," ujar Satria sembari menatap para bandit lainnya yang kini memelototinya dari kejauhan.

"Kepung dia!" teriak seorang bandit sambil mengacungkan pedangnya.

Saat itu juga belasan bandit dengan armor dan persenjataan lengkap langsung mengepung Satria dari berbagai sisi. Barang-barang jarahan yang mau mereka kumpulkan terpaksa mereka tunda dulu setelah melihat ketiga rekannya tumbang tak bernyawa. Sementara itu para petualang dan penumpang serta kusir dan pemilik kereta kuda hanya terduduk di tanah dengan tubuh diikat.

Mereka terlihat lemas tidak berdaya. Bahkan belasan petualang yang tergabung dalam satu squad yang pemilik kereta kuda sewa sebagai pengawal juga hanya bisa terduduk diam seakan tidak memiliki tenaga untuk melawan atau sekedar untuk berbicara. Jujur saja Satria masih heran bagaimana bisa mereka dilumpuhkan tanpa perlawanan seperti itu.

"Siapa pemimpin kalian?" tanya Satria sembari terus memainkan pedang di tangan kanannya.

"Apa urusanmu hah? Kau pikir dengan meminta maaf kepada bos kami kau akan dilepaskan begitu saja?!" bentak bandit yang membawa tameng.

"Aku bukannya ingin meminta maaf, tapi aku ingin melihat wajah pengecutnya. Di saat semua anak buahnya sudah muncul tapi pemimpinnya masih terus saja bersembunyi," jawab Satria tanpa rasa takut sedikitpun.

"Kelihatannya kau memang sudah bosan hidup ya!" bentak bandit wizard.

"Tidak, tapi kalian yang telah salah memilih lawan. Andaikan kalian mundur dan mengatakan dimana pemimpin kalian mungkin saja aku tidak akan menghabisi kalian di sini," tutur Satria sambil menancapkan ujuang pedangnya di tanah. Hal itu jelas semakin membuat para bandit yang mengepungnya kesal bukan main.

"Thunder strike!" teriak bandit wizard sambil mengangkat tongkat sihirnya. Saat itu juga dari langit langsung menyambar kilat menuju tubuh Satria.

"Level 40 ya," batin Satria yang langsung mengangkat pedangnya ke atas.

"Thunder slash!" teriak Satria sembari menebaskan pedangnya. Saat itu juga tebasan yang melesat dari arah pedang Satria menciptakan kilatan-kilatan petir yang menyambar menghantam kilat yang melesat ke bawah.

'Bbhhhaamrrr'

'Ttttaarrrr'

Terdengar suara dentuman hebat yang menggelegar di udara saat kedua serangan itu berbenturan, sambaran kilat langsung melesat kemana mana sesaat setelah benturan terjadi. Seorang bandit yang membawa tameng langsung melesat ke depan sedangkan di belakangnya bandit yang membawa pedang ikut berlari.

Dari dua penjuru mata angin bandit archer dan ranger langsung melepaskan anak panah mereka mengincar tubuh Satria. Tapi dengan gesit Satria menebas setiap panah yang mendekati tubuhnya. Bandit guardian yang tadi mendekat langsung menghantamkan tamengnya ke tubuh Satria namun berhasil dihindari dengan melompat ke atas.

Dua bandit swordman langsung menyambutnya di udara dengan tebasan pedang berayun mengincar kedua tangan Satria. Tapi dengan mudah Satria menangkis serangan mereka menggunakan pedangnya. Kedua kaki Satria langsung menapak di pundak bandit guardian yang ada di bawahnya.

Dua bandit assassin tiba-tiba saja sudah ada di dekat Satria sambil mengayunkan pisaunya mengincar leher Satria. Tapi jangkauan pisau lebih pedek dari pedang Satria yang lebih cepat berayun menebas kedua tangan mereka hingga bersimbah darah. Satria langsung menghentakan kakinya di pundak bandit guardian hingga tubuhnya terlontar ke atas dan tidak terkena cipratan darah lawannya.

"Fire spear!"

"Ice javelin!" teriak dua wizard yang langsung menggunakan sihir mereka. Tombak-tombak api langsung muncul dan melesat menuju ke arah Satria bersamaan dengan bongkahan-bongkahan es dari sisi yang berbeda.

"Fighter," ucap Satria. Saat itu juga pedang hitam di tangannya langsung berubah menjadi sebuah tongkat hitam panjang dengan bola Kristal hitam di tengah-tengahnya.

'Bhhaammrr'

'Bbbrrreeggghh'

Terdengar suara ledakan tombak api dan reruntuhan bongkahan es saat dihantam oleh tongkat yang Satria pegang. Melihat musuhnya masih bisa bertahan dari serangan bertubi-tubi tersebut bandit yang tadi mengacungkan pedangnya kembali mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Tiba-tiba saja pedang yang dia genggam langsung bersinar memancarkan cahaya gradasi warna hijau.

"Ho.. kelihatannya dia memiliki level yang tinggi juga," batin Satria yang malah tersenyum dan memegang tongkatnya secara diagonal dengan kedua tangannya.

Bersambung…

Siguiente capítulo