webnovel

Bab 80

Sudah lebih dari seminggu sejak saya dan Qin er menikah, ini semua karena tuntutan Qin er, saya juga tidak tahu apa yg akan di lakukan Chen fan, sepertinya di tetap tenang walaupun sudah di hijaukan.

dan sekarang di depanku banyak badut melompat sedang mengomel tentang pernikahan ku, yang satu adalah sepupunya dan yg lain adalah orang yang di jodohkan untuk Qin er.

"Qin er apa kamu sudah memutuskannya?"

"Qin er akan bersama mu sampai mati"

"mulai hari ini saya bukan dari keluarga su atau fang, ibu, ayah, kakek maafkan Qiong, Qiong sangat mencintai yang chao dan sudah mengandung anaknya, jadi tolong lepaskan kami, Qiong tidak ingin kalian terluka" kata Qin er yang masih dalam pelukanku

"ok kalian sudah mendengarkan, jadi mari kita berpisah, jangan ganggu kebahagian suami istri kami, saya tidak peduli tentang latar belakang kalian" saat itu kami langsung berbalik dan berjalan pergi keluar dari kediaman keluarga su

"kalian hentikan untukku" kata salah satu keluarga

"pengawal hentikan mereka"

saat itu banyak pengawal dan beberapa pemain seni bela diri mulai menghadang jalan, tapi berbagai senjata yg muncul dari kehampaan di belakang ku menyerang mereka satu persatu, ada yg kepalanya terpenggal, tertusuk di perut, dan masih banyak lg, yang membuat lantai menjadi genangan darah di bawah tatapan orang orang.

tapi kami tidak peduli, kami tetap berjalan keluar dan mengabaikan mereka.

"Nero, Qin er sekarang orang miskin, Nero harus memberi Qin er makan" kata Qin er dengan genit

"ok ok, mari kita nikmati hidup di dunia Nero, kita muncul di dunia ini hanya untuk bersenang senang"

"kapan kita akan masuk ke alam yg lebih tinggi"

"itu menunggu waktu, Nero tidak tahu jalannya, hanya menunggu Chen fan membuka jalan"

"hum ternyata Nero memanfaatkan Chen fan, apa ini juga alasan Nero memperkosa Qin er"

"siapa yg memperkosa Qin er"

"siapa lagi jika bukan orang jahat sepertimu"

"ya ya tapi rasanya enak, jadi Nero akan sering memperkosa Qin er"

"lakukan sesukamu, selama tidak terlalu kasar"

________________

selama ini kami menghabiskan waktu bulan madu di Jepang dan sekarang bersiap kembali.

di sebuah kapal pesiar, kami berdua berjalan di koridor menuju acara jamuan makan karena mendapat undangan dari teman yg berada di jepang, saat masuk ke ruang perjamuan kami melihat Chen fan dengan seorang gadis berambut putih, tentu saja kami langsung menghampirinya.

"oi oi ada Chen fan, Qin er kebetulan sekali, ayo duduk bersama, lihat di sudah punya pacar yg cantik tanpa mengabari kita" kataku sambil duduk di meja Chen fan bersama Qin er

"apa yg kalian lakukan disini" kata Chen fan dengan santai

"kami baru saja pulang dari bulan madu di Jepang, kami juga melihat pertarungan mu di menara, he he he keren" kataku dengan santai sambil memberi jempol pada Chen fan

"kapan kalian menikah, kenapa tidak mengundang ku" kata Chen fan dengan wajah bingung

"karena memang tidak ada upacara, kita kawin lari, biarku ceritakan " setelah itu saya menceritakan kejadian kawin lari tersebut

"kalian benar benar, lalu apa yg akan kalian lakukan selanjutnya"

"apa lagi, gin er menurut mu apa lagi yg harus kita lakukan"

"hmmm, jalan jalan, menikmati pemandangan, makan makanan yg enak, buat bayi tiap malam, itu saja selama kita bersama"

"puffff" tawa seorang wanita cantik yg entah dari mana tiba tiba berdiri di antara saya dan Chen fan

"OOO nona ini seperti hantu, tiba tiba muncul sangat ajaib, sama seperti mu Qin er" kata ku sambil memandang Qin er

"kapan Qin er menjadi hantu dan tiba tiba muncul" kata Qin er dengan geram

"bukankah Qin er tiba tiba muncul di hati ku"

"Nero" kata Qin er dengan mata lembut

"ya Qin er ku" kataku sambil memandang Qin er

"atau kita kembali ke kamar saja, mainkan 5 putaran lagi" kata Qin er

"bukan kah kita baru saja memainkan 5 putaran, Qin er sendiri yg minta jalan jalan"

"itu itu Qin er tiba tiba basah lagi"

"kalian memberi makanan anjing pada tuan muda" kata wanita di sebelah Chen fan

"Chen fan, kamu terlalu kejam terhadap wanita, lihat pacar mu menginginkannya, kamu seperti kayu mati, jangan hanya memukul orang saja, nikmati sebelum menyesal"

"dia bukan pacarku" kata Chen fan sambil menggelengkan kepalanya.

"OOO nona manis ternyata nasib mu sangat sial, lebih baik nona membeli beberapa alat peraga"

"ha ha ha" tawa wanita hantu

"Qin er sepertinya wanita hantu ini tertarik pada suami mu, hati hati dia menculik suamimu, sorot matanya sangat serakah, suami mu merinding"

"kamu siapa yg wanita hantu, siapa yg menginginkanmu, jangan terlalu percaya diri"

"oi Chen fan kamu dengar itu, dia tidak menginginkanku, berarti dia menginginkan mu, hati hati dimalam hari, wanita yg sudah di kendalikan oleh nafsu sangat berbahaya, kesucian mu sudah terancam" kata ku pada Chen fan, dan dia hanya menggelengkan kepalanya

"kamu, aku kesini karena penasaran melihat kalian yg masih santai saat ada pertarungan serius di sana" katanya sambil menunjuk ke orang yg berkelahi

"menurutmu siapa yg akan menang"

"tentu saja yg kuat yg akan menang, jangan tanyakan pertanyaan bodoh mu pada ku"

"kamu bodoh, keluarga mu semua bodoh, kenapa orang bodoh mu bisa mendapatkan wanita cantik ini" kayanya dengan geram sambil menunjuk ku

"itu karena kamu bodoh dan tidak bisa memikirkan alasannya" kataku dengan santai sambil menggelengkan kepalanya, yg membuat wanita itu semakin geram

"Nero, jangan goda wanita hantu ini lagi, Qin er takut dia tidak akan bisa tidur malam ini dan terus memikirkan mu" kata Qin er yg bersandar di lengan ku

"kalian berdua benar benar pasangan tak tahu malu"

"Nero ayo pergi ke kamar, pertarungan yg membosankan dan wanita itu sepertinya ingin memakan mu" kata Qin er sambil menyeret ku

"ok ok, Chen fan, itu wanita rambut putih, dan wanita hantu kami pamit dulu"

"tunggu kalian berdua, beraninya kalian menghina pertandingan kami" kata salah satu orang

"Nero kirim saja dia ke laut dengan cepat, Qin er sudah basah"

"ok ok" kata ku langsung membuka portal di bawah kakinya dan mengirimnya keluar dari kapal, di awan tatapan kaget semua tamu, orang tersebut menghilang, dan kami pun pergi dengan lancar

Siguiente capítulo