webnovel

15. Alam Bawah Sadar

Tanpa membutuhkan waktu yang lama, seketika tubuhnya Fajar mengejang sambil berteriak, mulutnya terbuka sambil mata melotot menatap langit seolah-olah Rumini ingin keluar dari tubuhnya Fajar melalui mulutnya yang terbuka ini.

Seketika saja tubuh Fajar terbang sedikit ke atas dan tiba tiba langsung jatuh ke bawah dalam keadaan lemas, teman-teman pun menangkapnya agar Fajar tidak sampai jatuh ke tanah.

Fajar pun masih dalam keadaan tubuh yang lemah, matanya terpejam kami coba membangunkannya dengan sebisanya kami.

"Bangun Jar,ayo bangun Jar, ayo sadar Jar, ada keluarga di rumah nunggu kepulangaan kamu." ucap si Risma.

"Ayo bangun, ayo kamu pasti bisa." bilang Putri sambil menyemangati juga membasuh dahi fajar yang cukup berkeringat.

Akupun yang berada di dekatnya, masih berusaha untuk menetralisir kondisi Fajar agar tetap stabil dan tidak kehilangan banyak tenaga setelah apa yang telah menimpanya tadi aku terus memanjatkan doa-doa yang bisa.

Ada Shella yang coba membangunkan Fajar dengan cara menepuk-nepuk pipi sebelah kanan dan kiri wajah.

Kami berusaha sekuat tenaga untuk bisa membangunkan Fajar, agar dia tidak terlalu lama terlelap diantara dunia alam bawah sadarnya.

Kurang lebih 5 menit kami mencoba untuk membangunkannya, tiba tiba tubuh Fajar memberikan respon bergerak, dia mulai bisa membuka kedua bola matanya secara perlahan dia pun sedikit kebingungan sambil menatap wajah kami dan langit.

Fajar sedikit kebingungan apa yang telah terjadi padanya dimana dia sekarang berada.

Aku dan teman-teman mungkin cukup bersyukur karena Fajar sudah kembali sadar aku pun mencoba menanyakan kepadanya beberapa pertanyaan.

"Ini coba tebak tanganku berapa?" ucapku sambil menunjukkan gesture 2 jari di depan wajahnya.

"Ini angka 2." ucap Fajar dengan nada yang lemah.

"Ini siapa namanya Jar ?" sambil aku menuju ke arah Siswanto.

"Ini namanya Siswanto, teman di sekolahan kita bukan hehehe." ucap Fajar memegang tangan Siswanto.

Dan teman-teman pun mengucap rasa syukur karena keadaan Fajar yang sudah kembali sadar tanpa kekurangan satu apapun.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga Jar. Lain kali kamu jangan melamun ya." ucap Mas Simon yang memegangi tangan Fajar akhirnya melepaskan pegangannya dari kaki Fajar.

"Apa yang sedang terjadi Mas dan dimanakah aku sekarang ini kenapa kalian semua berkumpul memegangi tangan kaki dan juga kepala? Coba jelaskan apa yang sedang terjadi. "ucap Fajar Sambil membangunkan kepalanya untuk duduk bersandar di depan teras tenda kami, akan tetapi dia tidak bisa bangun akibat tali yang masih melilit tangan dan juga kakinya nya.

"Dalam pikiranku tadi, aku sedang berada di sebuah tempat yang sepi, seperti goa di teman seorang perempuan berambut panjang, tubuhnya tercabik cabik dengan muka yang sudah hancur, dia mengejarku terus tanpa henti sampai akhirnya aku terjun ke sebuah jurang dan tubuhku terhempas jatuh hancur terbentur batu di bawah jurang." ucap Fajar menceritakan kondisinya saat kesurupan.

"Apa yang sedang terjadi kenapa kalian mengikat kaki dan juga tanganku ku ? tolong lepaskanlah aku ingin duduk." ucap Fajar yang ingin duduk bersandar di depan teras tenda.

Tanpa pikir panjang Siswanto dan Mas Simon melepaskan tali yang melilit di kaki, tangan dan kepala Fajar, setelah itu Siswanto pun mengumpulkan tali tersebut dan menaruh tali tersebut di dalam tenda kami kembali.

"Kamu tadi sedang mengalami kesurupan Jar, makanya kami semua mengikat kaki dan tanganmu biar tidak meronta-ronta, karena kamu tadi ingin lari ke arah utara karena disana adalah jurang yang dalam, namun tidak ingin kamu terjadi sesuatu." ucapku kepadanya.

"Apakah benar yang terjadi kepadaku itu tadi? aku tadi hanya seolah-olah melihat perempuan terus dengan rasa kaget aku pun pingsan dan tidak mengingat apapun yang terjadi kepadaku." ucap Fajar padaku.

"Iya benar, tadi kamu setelah dikuasai oleh perempuan yang kamu lihat tadi di tempat mengambil air di mata air." ucapku kepadanya.

"Aku minta maaf kepada kalian ya, aku tadi sudah melanggar pantangan membuang air kecil di dekat mata air itu, aku sungguh minta maaf aku pun menyesal telah menyusahkan kalian semua." ucap Fajar dengan penuh penyesalan sambil menundukkan kepalanya.

"Iyaa sudah tidak apa-apa, sekarang ini kamu minum air ini untuk menetralisir kondisi tubuhmu setelah dikuasai oleh makhluk-makhluk yang tak kasat mata tadi." ucapku padanya sambil memberikan segelas air yang sudah aku berikan doa-doa, agar Fajar selalu tetap dalam kondisi waspada dan tidak mudah diganggu oleh makhluk-makhluk lain.

Fajar pun menerima air minum yang aku berikan.

"Minum sampai habis ya Jar, agar tubuhmu kembali sehat seperti semula." ucapku sambil menyuruhnya menghabiskan air minumnya.

Tanpa menunggu lama Fajar pun meminum perlahan air minum yang aku berikan. Setelah ia menghabiskan air minumnya dia pun memberikan gelasnya kepadaku kembali.

"Sekarang coba kamu berkumur Jar, dengan air biasa ini." aku memberikan sebotol air biasa untuk dia berkumur.

"Air ini untuk membuang semua aura jahat tadi telah menguasai diri mu tadi, setelah berkumur kamu muntahkan kembali air ini, semoga saja air ini membawa aura jahat yang tertanam dalam dirimu untuk keluar dan kamu buang jauh-jauh." ucapku kepadanya.

Fajar pun mulai berkumur karena telah mendengar dari nasehatku.

Fajar langsung mendengar nasehatku lalu dia berkumur dengan cepat, mungkin dia bersemangat ini segera mengeluarkan aura jahat yang telah menguasainya tadi.

Setelah dia berkumur Fajar, menyampaikan kondisi tubuhnya kepadaku bahwa kondisi tubuhnya sudah sedikit terasa enak dan terasa lebih ringan, daripada sewaktu dia berangkat naik setelah mengambil air di mata air yang tadi.

"Tubuhku sekarang sudah terasa lebih sehat dan berisi jadi sudah ringan dan kuat untuk berdiri melanjutkan pendakian ke puncak." Ucap Fajar padaku.

"Ya sudah sekarang kamu istirahat saja dulu di dalam tenda, sambil memulihkan tenaga mu dan teman-temannya yang lain untuk melanjutkan memasak makanan yang tertunda tadi akibat kejadian yang kamu alami tadi." jawabku kepada Fajar.

"Siap, terima kasih banyak atas bantuannya, aku tidak tahu apa yang terjadi kalau tidak ada kamu mungkin saja aku bisa sudah terjun ke dalam jurang sana." ucap Fajar berterimakasih padaku.

Dan teman-teman yang lainnya membantu Fajar berdiri lalu masuk ke dalam tenda setelah itu aku dan teman-teman ya melanjutkan memasak makanan karena kami sudah mengalami kelaparan.

Tenaga yang sudah terkuras dan sangat cukup lapar atas kejadian tadi membuat waktu kami akan makan tertunda.

Dan teman-temannya kembali ke posisi awal Mas Ryan dan Mas Simon kembali pada posisi awal bagian perapian, sedangkan Risma, Putri dan Shella kembali mempersiapkan makanan aku dan Siswanto pun membersihkan peralatan-peralatan yang akan kami gunakan nanti.

Saat sambil memasak makanan kami pun saling mengobrol mengisi keheningan pada malam hari itu, kami sambil memasak tertawa bercanda agar pikiran kami tidak kosong kejadian yang telah dialami Fajar tadi tidak terulang kembali kepada kami.

"Ayo nih kita lebih cepat masaknya, ini aku udah cukup lapar banget harusnya tadi kita udah makan cuma ya mau gimana lagi tadi tertunda." ucap Siswanto sambil membersihkan peralatan yang akan digunakan kan.

"Iya udah sabar aja, namanya juga musibah mau atau tidak mau yang kita alami harus kita terima sebagai pembelajaran kita aja agar lebih berhati-hati saat kita nanti melanjutkan pendakian, jadi kita harus saling mengingatkan ya." ucap Putri mengingatkan kami semua.

"Untung aja, tadi ada kamu jadi kita semua yang awalnya panik sudah mulai sedikit lega karena kamu bisa menguasai keadaan dan menetralisir tubuh Fajar ." ucap Mas Ryan sambil menepuk pundak ku.

"Ah bisa aja Mas Ryan ini, itu tadi hanya satu kelebihan ku mas, jadi ya harus saling tolong-menolong kalau kita saling membutuhkan." ucapku menjawab ucapan Mas Ryan.

Siguiente capítulo