webnovel

Emangnya Kenyang Dengan Ketawa?

Hari terik suasana pasar riuh, apa gak kering tenggorokan? Ya keringlah. Kalo udah gini enaknya minum yang seger-seger, es dawet solusinya. Bapak pedagannya bener, pesan sama dia langsung tersaji, gimana gak, sibapaknya yang buat langsung.

Pedagangnya gak marah, mungkin udah bestian sebab tempat dagangnya deketan. Sama si bapak dibuat porsi jumbo, santal dan gula merahnya menyatu dalam jiwa. Hening minum gak liat kanan kiri begitupun dengan nenek.

Yang merana si Dipta.

Pemuda itu duduk dikursi kayu kecil yang dijual sibapak, gak pakek izin main duduk aja. Tapi bisa jadi ajang promo gratis juga, pembeli gak usah ragu kalo kursinya gak kuat. Dipta dudukinnya tahan, belum lagi para pembeli yang lalu lalang senyum-senyum melihat kearahnya, siapa yang gak senyum-senyum, ganteng gitu.

"Pak, pesan sepuluh, dibungkus. Gak usah pake es," ucap juragan nyonya.

Si bapak pedagang mengangguk lalu berteriak pada temannya sipedagang dawet, udah agak sepi.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo