Juragan nyonya mengangguk, "bagi mereka Dipta tidak lebih seperti kucing jalanan yang berlindung dibalik tembok bangunan mewah. Semua terjadi karena kesalahan nenek dan kakek."
Hening tidak bisa berkata-kata.
"Meski begitu, mana boleh mereka memperlakukan saudara sendiri seperti itu," ucap Hening pada akhirnya.
"Tapi itulah yang terjadi sayang," balas juargan nyonya, "kamu ingin tau kenapa dia diantar kerumahmu?"
Hening menatap juragan nyonya kemudian mengangguk, "ya, aku ingin tau."
"Semakin hari Dipta semakin sulit dikendalikan. Setiap malam balap liar, pulang dini hari, senangnya berkelahi. Wajahnya tidak pernah mulus. Namun begitu nenek tidak bisa marah begitupun kakek. Tapi, kakek harus tegas agar Dipta tetap takut padanya. Karena tidak bisa menghadapinya lagi, kami putuskan mengantarnya kerumahmu, agar dia tau artinya hidup dan bagaimana memanfaatkannya dengan baik."
"Begitukah?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com