Malam semakin larut, entah kenapa hujan mendadak turun. Mesti tidak deras namun sudah mampu membuat hawa dingin dan suasana menjadi romantis.
Air hujan turun pada dinding kaca, membasahi taman bunga di belakang villa. Luar biasanya pemandangan yang di buat oleh sang pencipta alam, sepertinya semesta pun mendukung percintaan dua insan manusia yang saat ini sedang duduk termenung.
Cherish menaruh kepalanya bersandar di pundak Alfino. Keduanya menikmati hujan yang turun. Alfino menggenggam tangan Cherish dengan erat, keduanya berbagi luapan rasa cinta lewat sentuhan.
Alfino sesekali mengecup pucuk kepala Cherish, menikmati aroma bunga yang masih terasa wangi meski pun sudah seharian penuh berjalan-jalan. Alfino tak ingin kebersamaan ini berakhir. Namun bagaimana mungkin ia menculik Cherish?
Jujur saja, Alfino sangat ingin berlaku egois dengan membawa kabur Cherish dan membuang semua yang dia punya. Tapi … apa dengan berlaku egois Cherish akan bahagia??
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com