webnovel

Hari Paling Sial

[Kaisar?] batin Felicia saat melihat tato kalajengking di kaki Kaisar. Gadis ini masih menundukkan kepalanya meminta maaf, tapi di dalam hati ia mengumpat sembari berharap cemas Kaisar tak mengenalinya.

Doa Felicia terkabul, Kaisar pergi tanpa sepatah kata pun, ia bahkan tak menghirauakan permintaan Felicia yang menabrak tubuhnya. Ada hal lain yang jauh lebih penting yang menyita fokus Kaisar. Kaisar harus bergegas mencari bubur bayi untuk Gadis imut kesayangannya.

"Kok gue diacuhin sih??" Felicia bergumam, tadi minta jangan kenal, sekarang marah pas diacuhin. Maunya apa, sih? Dasar cewek … eh.

"Apa dia juga biasa secuek itu dengan orang lain? Cih, dasar arogan!! Kuli aja belagu!" Felicia menoleh ke arah Kaisar, kesal karena cowok itu mengacuhkan permintaan maafnya. Setidaknya kan bisa bilang iya sebagai wujud sopan santun pada orang lain.

Kaisar celingak celinguk seakan sedang terburu-buru mencari sesuatu. Kelakuannya membuat Felicia penasaran. Gadis itu lekas meninggalkan troli belajaannya sembarangan dan mengendap-endap untuk menyelidiki Kaisar.

Kaisar berhenti di bagian susu dan makanan bayi. Dengan segera sudut matanya yang tajam menyapu rak-rak di area itu untuk memilah bubur mana yang pas untuk Gadis. Felicia mengintip di balik rak seberang, rak khusus area pria. Tanpa sengaja Felicia meraba-raba patung yang memajang celana dalam pria dewasa dan singlet. Tangan Felicia meraba bagian, ehem … tonjolan celana dalam.

"Ngapain dia di bagian bayi?? Apa dia membeli bubur bayi untuk bayinya?? Jangan-jangan Kaisar sudah punya anak??!" Felicia menatap penuh selidik.

Benar saja, Kaisar mengamati sesaat dan membeli beberapa kotak bubur bayi dan memasukkannya ke dalam keranjang. Ia juga membeli popok untuk Gadis. Felicia yang melihatnya mendelik tak percaya. Jangan-jangan Felicia tidur dengan suami orang.

Oh … sialan, harusnya Felicia tahu, badboy macam Kaisar pasti punya anak di usia muda.

Pikiran Felicia mulai merancu ke mana-mana. Berbagai pertanyaan tanpa arah muncul di dalam benanknya. Entah sudah berapa banyak wanita yang bertekuk lutut di hadapan Kaisar. Entah sudah berapa banyak pula wanita yang ia hamili. Dan bayi ini?? Anak ke berapa?

[Argh!! Brengsek, kenapa juga gue ketemu bad boy kayak dia?!!] pemandangan itu membuat Felicia semakin salah paham dengan Kaisar. Ia kira Kaisar benar-benar pria nakal yang suka menggauli wanita sembarangan. Muncrat ke sana sini dan bikin banyak gadis-gadis hamil. Buktinya, sudah punya bayi dan juga istri masih saja menerima rayuan Felicia pas dia mabuk.

Felicia yang kesal dan marah meremas-remas kain sempak pada patung pajang. Membuat semua orang yang lewat melirik geli sembari cekikikan.

"Ehem!" Deheman seorang bapak-bapak berkumis membuat Felicia tersentak dari lamunannya.

"Geser dikit donk, Neng. Saya mau ambil sempak." Bapak itu wajahnya tersipu merah karena melihat tangan Felicia masih saja meremas bagian depan sempak boxer manequin.

"Ehem … cari suami aja, Neng. Masa elus punya patung. Ga enak di lihatin orang, ntar di sangka Jablay hlo, Neng." Bapak tadi menegur dengan pelan-pelan.

Felicia sadar, ia melihat apa yang dipegangnya dan langsung melepaskan tangan dari ayam si patung. Wajah Felicia tak hanya merona tapi sangat merah sampai ke telinganya. [Bisa-bisanya aku pegang … ah … sudahlah!!] jerit Felicia dalam hati, tak ada cara untuk menjelaskan. Tak mungkin ia mengatakan pada bapak itu kalau ia hanya sedang menguntiti Kaisar. Bisa dibilang Jablay akut.

"Ma … maaf, saya cuma mau beli sempak untuk suami saya. Jadi saya raba supaya tahu bahannya halus apa enggak. Kan saya nggak mau burung suami saya sampai lecet," gagap Felicia mencari-cari alasan tak ingin disangka maniak. Ia mengambil dua kotak sempak dan lekas meninggalkan area itu.

Kaisar melihat ke arah Felicia ingin tahu dengan apa yang terjadi, kenapa ada keramaian? Felicia bergegas membuang muka saat pandangan mereka bertemu. Dengan kedua kotak sempak menutup wajah, Felicia memutar arah untuk kembali ke trolinya.

"Shit!! Shit! Aku harap Kaisar tak melihatku sedang mengawasinya diam-diam!! Duh, mau di taruh di mana mukaku?" Felicia menyelonong dengan kereta dorongnya pergi ke kasir, mengakhiri belajaannya hari ini. Ia harus segera pergi dari sana sebelum Kaisar menemukannya.

Felicia celingukan mencari Kaisar, ia harus was-was supaya tak bertemu lagi dengan pria itu. Ujung sepatunya mengetap tak sabaran di depan kasir.

"Semuanya lima ratus ribu." Tukas penjaga kasir.

"Ini," jawab Felicia sembari mengeluarkan kartunya.

"Terima kasih, selamat datang lagi." Felicia menyahut belajaan tanpa menjawab ucapan dari si kasir karena begitu takut bertemu dengan Kasiar.

"Syukurlah!! Gue nggak ketemu sama bad boy itu." Felicia menghenyakkan pantatnya pada jog mobil. Ia merasa lega karena tak berpapasan lagi dengan Kaisar. Sudah seharusnya Felicia menghidar dan tak lagi berhubungan dengan pria beristri. Apa lagi sampai KEPO dengan kehidupan pria itu.

"Mau dia punya sebelas anak juga bukan urusan gue!! Lupain, Cia!! Lupaian kejadian malam itu. Elo kudu bisa move on dan menata hidup yang baru." Felicia melemparkan belanjaannya ke kursi penumpang dan kembali fokus pada kemudi.

Tangan Felicia memutar kunci mobil, tak menyala, mobil Felicia tak mau distarter. Mobil itu sepertinya kembali ngambek alias mogok.

"Ke … kenapa lagi sih?? Padahal baru saja keluar dari bengkel, belum juga di pakai seharian, udah macet lagi. Dih, ah!!" Felicia menggerutu karena setelah berkali-kali mencoba, mobil itu tetap tak bergeming. Hanya suara starter singkat bagaikan kambing kecekik yang terdengar.

Felicia keluar dari dalam mobil dan mencoba membuka cap depan tempat mesin mobilnya terletak. Asap menguap lantaran panas karena mesin tak kunjung menyala. Felicia terbatuk singkat dan mengusir asap di depan wajah. Ia mengusap wajahnya yang berkeringat dengan kasar. Sungguh hari yang sial!

"Hari paling sial di dunia!! Bangun sudah diperhadapkan dengan kenyataan pahit kalau gue tidur dengan laki orang. Siang ini gue di sangka maniak sama bapak-bapak, dan sekarang mobilnya mogok lagi. Shit! Nyebelin." Felicia mengoceh-oceh tak karuan. Saat itu pula Kaisar yang kebetulan sedang menuju area parkir motor melihat Felicia sedang kesusahan dan menghampirinya.

"Kenapa? Mogok?" tanya Kaisar.

"Iya nih, Mo—AKH!!" Felicia yang melihat wajah tampan Kaisar langsung berseru dan membekap mulutnya sendiri.

Tatapan Kaisar dan Felicia bertemu. Kaisar dengan mata tajamnya dan Felicia dengan mata bulat yang semakin bulat karena melihat pria yang paling ingin ia hindari di dunia ini.

Well … hari ini memang hari paling sial di dunia bagi seorang Ratu Felicia Atmadja.

—*****—

Please please vote dan comment

Siguiente capítulo