webnovel

RANJANG BERDARAH

Mister Adam sudah tidak sabar dan langsung menyuruh Honey menungging di sofa. Ia melepas handuknya sendiri, seketika terlihat tubuh gempalnya yang berbulu.

"Luar biasa memang barangmu, Sayang. Hohoo, aku segera ingin memasukinya," ucap Mister Adam terkagum dengan kedua bokong Honey Bee yang menantang. Perempuan itu menungging, sehingga membuat punggungnya yang mulus itu semakin membuat Mister Adam berahi.

Tak ingin membuang waktu, pria gempal itu langsung memasukkan pusakanya!

SSSHH!!!

Honey tersentak pada tusukan pertama, merasa sakit sebab miliknya belum basah.

Bagaimana mau basah? Sebenarnya ia tak bernapsu sama sekali, malah boleh dibilang ia merasa jijik. Sehingga ketika Mister Adam memasuki dirinya, Honey merasa perih.

Sayangnya rasa perih itu harus ia tahan dulu, sebab pria gempal itu tidak ingin tahu sama sekali. Ia terus menyerang bagian kewanitaan yang padahal selalu Honey rawat dengan hati-hati. Sehingga barang bagus dan mulus itu kini teracak-acak, seperti haimau yang mencabik-cabik mangsanya. Hal itu membuat Honey meronta-ronta, tangannya meremas sofa demi menahan rasa perih yang sedang ia terima.

"Hohohoo, bagus! Bagus! Terus mengerang kesaitan seperti itu, aku sangat menyukainya!"

PLAKK!!

Mister Adam bahagia saat menghajar bokong kenyal itu, lebih-lebih mendengar mulut Honey yang mendesah dan memekik. Ini seperti kepuasan tersendiri bagi orang yang menyukai gaya 'kekerasan' ketika bercinta. Lambat-laun tak terasa, sekujur badan Honey sudah berkeringat. Perempuan cantik itu terus menahan posisi menungging, menerima hentakan-hentakan kasar dari arah belakang yang terus menusuk seperti belati tajam.

AGGGRRHHH!!!

CROTT!!!

Cairan milik Mister Adam menculat, tepat ketika ia mencabut barangnya dari tubuh Hoeny Bee. Laki-laki gempal itu sangat lega sebab sudah sampai di puncak permainan. Mukanya memerah seperti babi kepanasan, dan napasnya tersengal-sengal akibat gerakan olahraga yang barusan ia lakukan. Sebentar kemudian ia merebahkan tubuhnya ke sofa.

"Ahh, luar biasa kamu, Sayang. Kau selalu bisa membuatku merasa puas. Bukan seperti istriku yang jalang sialan itu!" Mister Adam memuji Honey, sekaligus mengutuk istrinya sendiri. Ia mengambil remote yang ada di meja kemudian mendinginkan suhu AC.

"A-aku ... ingin lagi, Tuan," suara Honey lirih, dan itu sangat mengejutkan Mister Adam.

"Apa kau bilang? Kau ingin lagi? Hohohoo, tidak biasanya kamu mengatakan hal itu, Sayang. Tapi aku sangat senang mendengarnya. Coba beritahu aku, kenapa kau menginginkan lagi?"

Tentu saja karena Honey sudah merencanakan sesuatu. Bahkan semua percakapan sekarang ini diam-diam Honey pun sudah merekamnya, dengan sebuah kamera tersembunyi yang menempel di dekat jam dinding, untuk mengabadikan kejadian malam hari ini.

"Entahlah, aku malu untuk mengakuinya. Tapi biar kukatakan jika aku sangat bernapsu dengan Anda, Tuan," Honey Bee berkata malu-malu, tertunduk dan wajahnya memerah. Kedua tangannya juga sengaja menutupi buah dadanya, sebab ia tahu Mister Adam akan terpancing jika Honey melakukan gerakan seperti itu.

Segera birahi Mister Adam bangkit kembali. Burung yang tadinya sudah merasa cukup puas kini akhirnya harus tegang, seperti sedang mencari mangsa.

"Ronde kedua?" tanya Mister Adam berdiri.

Honey kembali menungging membelakangi, menyerahkan daging kenyalnya. Tapi kali ini bukan di sofa, melainkan Honey sengaja berpindah posisi, menungging di atas kasur, "Ya, Tuan, ronde kedua."

"Ah, baiklah, kau memang nakal! Ternyata kau ingin bermain di kasur ya sekarang? Hohoho," Mister Adam tertawa. Ia mendekati Honey Bee dan langsung menepuk daging kenyal itu hingga membuatnya bergetar. Kedua bokong Honey yang putih langsung memerah, mengecap permukaan telapak tangan.

PLAK!!

PLAK!!

"Aw! Pe-pelan, Tuan, pelan-pelan..."

"Hohohoo, jangan mendikteku. Aku tahu apa yang mestinya kulakukan, jadi terimalah ini, Sayang," Mister Adam lalu memajukan perutnya, membuat benda pusakanya yang sangat bau itu perlahan menembus barang kewanitaan milik Honey.

Ronde kedua dimulai.

Seperti sebelumnya, Mister Adam lagsung menghajar kedua bokong itu dengan gerakan sangat cepat dan menusuk sangat dalam. Ia menghentak-hentak, maju dan mundur, napasnya memburu, serta sesekali tangannya memberikan tepukan-tepukan kasar untuk kedua bongkahan daging putih itu.

Honey mendongak! Mengerang kenikmatan. Merasakan barang milik laki-laki gempal itu yang terasa hangat dan menusuk.

"Ahh, sshh ... nikat sekali, Tuan, terus lakukan seperti itu ... shhh," Honey merasa nikmat dengan permainan ini. Bahkan tanpa terasa kedua pahanya membuka dengan sendirinya, membuat posisinya semakin lebih menungging.

Tapi, apakah benar perempuan itu sedang menikmati permainan ranjang ini? Tentu saja jawabannya tidak! Sebab sebenarnya, ia hanya sedang bersandiwara menikmati semua ini. Honey ingin membuat Mister Adam terus menghabiskan tenaganya dengan mencumbunya, agar nanti pria itu bisa lemas tak berdaya kebhabisan tenaga. Rencananya Honey ingin membuat Mister Adam merasakan klimaks sekali lagi, dan nanti, ketika waktunya sudah tepat, ia akan mengambil pisau yang sudah tersembunyi di balik bantal itu, lalu langsung menikamnya tanpa ampun!

Itulah rencana Honey yang sesungguhnya!

Mister Adam yang mempunyai bobot tubuh 120 Kg itu terus bergerak brutal, membuat ranjang hampir ambruk. Pria itu mencumbu Honey seperti kesetanan. Apa lagi sebelum memulai percintaan ini dirinya sudah dalam keadaan setengah mabuk, sehingga birahinya bertambah-tambah meledak.

Sementara Honey terus bersandiwara dengan terus mengeluarkan suara-suara desah yang menggoda dari bibirnya. Ia meracau sendiri, meremas-remas buah dadanya, sebagai ekspresi seolah-olah sedang sangat menikmati percintaan di atas ranjang ini. Sesekali demi memancing hasrat pria gempal bajingan itu, Honey pun mengatakan pujian-pujian yang menyenangkan.

"Anda sangat hebat, Tuan.."

"Oh, sshh... terus begitu, Tuan..."

"Hajar aku terus ... oh, shh, aku sangat suka dengan barang milik Anda yang sangat besar dan memuaskan lubang milikku..."

Begitulah yang terus terjadi di atas ranjang itu. Percintaan semakin panas saja, hingga tak terasa di atas sprei putih itu sudah tercecer banyak keringat yang keluar dari tubuh Mister Adam. Tentu saja baunya sangat menyengat! Mister Adam seperti baru saja tercebur di sebuah kolam hingga membuat sekujur tubuhnya basah!

"Sayang, sayang, ak-aku mau keluar..."

"Ya Tuan, keluarkan saja, sshh, oh, ayo keluarkan cepat!"

"Agrrrhhhh!!!"

Tubuh Mister Adam mengejang, bergetar hebat, kemudian dari pusakanya menyembur deras cairan putih pekat! Keringatnya sudah banjir tidak terhitung lagi, sprei itu basah kuyup dipenuhi oleh ceceran air keringat yang bau menyengat!

Maka dengan ini ronde kedua pun berakhir, lalu tubuh berbobot lebih dari 1 kwintal itu segera ambruk terbaring lemas di ranjang!

"Tuan? Tu-tuan ... a-aku ingin lagi," ucap Honey malu-malu, yang sebenarnya ia hanya sedang mengetes saja.

Rupanya Mister Adam sudah sempurna tak bergerak. Dadanya naik turun dengan napas tak beraturan, serta kedua matanya terpejam. Tangannya pun terkulai tak berdaya, ia benar-benar kehilangan tenaga sempenuhnya.

Dan inilah berarti adalah waktu yang sangat tepat guna melancarkan aksi. Untuk memastikan bahwa pria bajingan itu sudah lumpuh, Honey tampak menggoyang-goyangkan tubuh besarnya.

Sempurna! Tidak ada respon apapun dari Mister Adam.

Lalu, perlahan-lahan Honey segera mengambil pisau yang sudah disembunyikan. Jujur saja ia ragu, namun rasa benci yang sudah mengakar sangat kuat menumbuhkan keberanian perempuan cantik itu.

Dengan badan yang telanjang, serta selangkangan yang terasa perih sehabis dihajar habis-habisan, Honey menggengam kuat-kuat pisau besar tersebut. Tangannya gemetar, dan matanya tampak melotot tajam ke arah wajah Mister Adam yang sedang memejam.

Dan inilah saatnya...

"MATILAH KAMU BAJINGAN!!" pekik Honey sangat lantang!

Kemudian COK!! COK!! COK!!!

Mengerikan! Tiga kali tusukan langsung dihujamkan tepat ke perut besar itu!

Siguiente capítulo