Kyoto 15 Desember. Luke Flashback
Kisah ini bermula ketika semuanya sudah terjadi dan tidak akan bisa di bilang menjadi yang satu satunya selamat di dunia ini. Tepat pada tanggal 14 desember di kota Kyoto, semuanya bisa di bilang sudah terlalu banyak terjadi, bahkan menjadi seperempat yang hanya tersisa.
Termasuk orang yang benar benar ingin sendiri di sini, dia benar benar betah jika ingin hidup sendirian. Semua ini bermula ketiika terlihatnya seseorang yang sudah lama di tinggalkan oleh suga. Orang yang di tinggalkan itu adalah seorang Polisi yang mengurung Suga terakhir kali bersama dengan tersangka yang menjadi gila hanya untuk memberitahu virus ini sudah menyebar dimana mana. Hingga Luke tertinggal di apartemen itu sendirian, mau bagaimana lagi, itu adalah keputusan nya sendiri untuk bertahan hidup sendirian dan hanya ada persedian dan kewaspadaan yang menghampirinya.
Pada beberapa hari awal, dia sudah bisa memastikan bahwa persediaan nya akan habis tak tersisa bahkan untuk satu minggu saja, jadi dia memutuskan untuk mengambil beberapa peralatan dan menjarah setiap tetangga apartemen itu, meskipun dia juga mendapatkan banyak makanan dari hasil menjarah selama beberapa hari dan persediaan nya bisa pas untuk satu minggu ke depan, dia tetap harus bisa melatih dirinya menyesuaikan kondisi untuk bisa bertahan hidup dengan tenaga.
Dia menyiapkan pisau yang ia ukir dan asah hingga tajam, pistol tembak yang harus ia irit pelurunya dan pukulan yang harus di lakukan beberapa kali untuk menghancurkan rahang zombie yang begitu banyak dan bisa saja menyerang nya.
Hingga tanggal 15 ini, Dia memutuskan untuk berburu di hutan terdekat.
"(Aku mungkin harus berburu untuk mendapatkan makanan yang sangat banyak, yang harus aku mulai adalah sebuah hutan dengan banyaknya hewan buruan....)" dia menyiapkan senjata. Lalu menghirup napas dalam dalam dan menggretek kepalanya.
"(Aku harus menjaga diriku, meskipun aku tak bisa bersosialisasi, tapi aku ini adalah Polisi, aku bahkan masih berpikir banyak soal lelaki kemari yang bernama Suga. Dia bahkan lebih berani dari pada aku, aku tak boleh kalah, karena selama beberapa hari aku sudah keluar masuk di berbagai pintu apartemen aku akan lanjut ke level berikutnya,)" dia berjalan ke balkon pintu kaca, lalu melihat ke bawah, dia bahkan melihat sangat banyak sekali zombie zombie di luar sana yang sangat banyak dan bahkan bisa mengggigit kapanpun.
"(Untuk jaga jaga, aku akan mengunci tempat ini dan kembali lagi ke sini, karena aku keluar hanya untuk berburu,)" dia lalu berjalan keluar dari pintu apartemen nya dan mulai bertarung hingga dia benar benar bisa keluar dari apartemen.
"(Hahaha…. Setelah beberapa hari berlatih keberanian, memang sangat mudah… Tapi tetap saja, sekali tergigit, aku bisa saja sudah mati dan pikiran ku kacau…)" pikirnya dengan antara sombong pada mereka dan takut jika dia tergigit virus mereka.
Hingga ketika ia terus berjalan dengan berani menghabisi beberapa zombie yang berjalan pelan padanya, Dia akhirnya sampai di hutan bagian selatan. Yah, hutan itu adalah tempat dimana Tuan Rudi, Imea dan yang lain nya mengalami tragedi pembunuhan dalam semalam. Dan yang tak di temukan adalah Imea, Nian bahkan bayi kecil.
Belum di ketahui keadaan mereka, tapi Luke hanya menjalani waktunya untuk berburu di hutan itu.
Dia menyiapkan pistolnya dan siap menerkam suara yang bahkan akan datang ke tempatnya.
"(Waktunya masih terlalu pagi dan ini benar benar sangat segar, para makhluk itu tak mungkin bisa berlari cepat hanya karena ingin menerkam ku juga, hanya pelu sibuk menerkam hewan yang akan datang,)" dia bersembunyi di semak semak.
Tapi siapa sangka, dia mendengar suara kecil.
"Ugu… Gu… Hu....." seperti suara bayi yang masih kecil dan tertawa diam sendiri.
Seketika Dia menjatuhkan pistolnya dan menoleh ke belakang.
". . . (Apa itu tadi, apakah hanya imajinasiku?)" dia terdiam sebentar hingga benar benar lama, ketika suara tak muncul lagi, dia Kembali mengambil pistolnya yang jatuh tadi, tapi siapa sangka, suaranya malah datang lagi.
"Gu…u..."
Suaranya semakin jelas membuatnya kembali terdiam.
"Apa yang terjadi, tidak mungkin kan bayi ada di sekitar sini…"
Dia memutuskan untuk berdiri, melihat sekitar dan semakin fokus mempertajamkan pendengaran nya. Hingga suara bayi itu tertawa.
"Hua.. Gugu…. Kee..." tak bisa menyimpulkan suara bayi, anggap saja bayi itu tertawa dan bergumam sendiri, itu membuat Luke semakin mudah mencari sumber suaranya dengan berjalan lebih dekat.
Hingga Ia sampai di depan pohon yang lebih besar dari teman teman nya yang lain. Luke terhenti di sana dan seketika suara bayi menangis begitu saja.
"Hua!!... Oek... Oek..."
Hal itu membuat Luke terkejut segera menuju ke arah lain pohon dan rupanya, di bawah pohon besar itu ada lubang kecil dan suara bayi itu berasal dari sana. Dia berlutut dan melihat dengan senter di dalam dan rupanya benar. Itu bayi dengan selimut tebal dan kempeng di bibirnya, dia berhenti menangis ketika melihat seseorang yang datang dan seseorang yang datang itu adalah Luke.
"(Astaga, bagaimana bisa ada bayi di sini, dan bayinya sungguh sangat sibuk sendirian begitu...)" pikirnya dengan bingung, lalu memutuskan untuk menarik selimut yang melindungi bayi itu, hingga selimut beserta bayi itu tertarik keluar tubuhnya.
Tampak seorang bayi laki laki yang menatap Luke dengan tatapan tanpa dosa. Luke terdiam melihat sekitar lalu mengulurkan jari padanya, seketika bayi itu meraih jarinya dan meletakkan nya di bibirnya, dia menghisap jari luka membuat Luke berpikir bahwa bayi itu sedang kehausan.
"(Tidak mungkin, umurnya sama seperti dia baru saja lahir, terlihat seperti 1 minggu dia lahir, dimana Ibunya, apakah Ibunya pergi atau sengaja di tinggalkan,)" Luke terdiam ragu hingga ia melihat satu botol susu yang jatuh di antara selimut dan botol itu bekas habis susu kosong membuat nya mengambil botol itu.
"Apa ini..... Artinya orang tuanya sengaja meninggalkan nya, mungkin tadi malam ketika bayi ini tidur dan ketika aku kemari, kebetulan dia bangun, untung nya tak ada zombie di sekitar sini saat dia berbicara bahasa bayi tadi..... Sekarang aku harus tahu maksud ini semua, orang tua nya bisa saja meninggalkan nya karena sesuatu yang terdedak, yeah, itu bisa saja..." ia berpikir dengan serius. Tapi tiba tiba ia mendengar suara dari arah belakang, suara zombie yang akan mendekat.
Dia terkejut dan memutuskan untuk mengambil bayi itu dengan menggendong nya dan berdiri, dia membawa kabur bayi itu pergi dari hutan tersebut.
Ia berhasil sampai di apartemen dengan ngos ngosan, lalu menatap bayi itu, tetapi dia terkejut dan teringat sesuatu.
"(Astaga, aku lupa, untuk berburu, ke hutan malah ambil bayi dan bukan nya berburu.... Haiz.... Bagaimana ini...)" dia menggeleng kecewa, lalu memutuskan untuk meletakan bayi itu di ranjang, tapi bayi itu menangis dan dia sepertinya kehausan membuat Luke repot jika zombie zombie itu terdengar tangisan bayi yang keras.
"(Aku harus mencari susu…)" dia berjalan ke balkon apartemen dan rupanya di sana ada supermarket kecil yang bisa saja menyimpan susu, karena supermarket itu menjual khusus susu bubuk dan cair.
Dia lalu melihat sebuah mobil mobilan keranjang yang selalu dia gunakan, lalu berpikir serius hingga mendapatkan ide.
Dia menatap bayi itu. "Jangan khawatir, aku bisa mendapatkan susu untuk mu..." kata Luke.
Dan begitulah bagaimana di tunjukan sebuah mobil remote bisa ada keranjang di tubuhnya dan mengambil susu kaleng yang masuk ke keranjang dan Luke yang menarik keranjang itu ke atas lewat balkon.
Dan sekarang dia terlihat mendapatkan susu kaleng itu yang sangat besar dari ukuran susu bubuk.
Dia tersenyum kecil dan ke dapur, mulai membuat susu untuk bayi itu.
Setelah jadi, dia berjalan mendekat ke bayi itu yang sudah menunggu lalu memberinya susu dengan adanya botol susu khusus bayi yang ada di selimut bayi itu.
Di saat itu juga, bayi itu langsung menghabiskan nya dalam beberapa menit lalu Luke membuat bayi itu untuk sendawa tercerna. Hingga ketika sudah sendawa, dia meletakan bayi itu di ranjang dan seketika bayi itu menutup mata tertidur dengan nyenyak.
Luke tersenyum melihat itu. "Semudah ini merawat bayi, apa karena bayi ini memang terlalu tenang.... Kau lelaki yang akan kelak tumbuh menjadi bayi yang bisa bertarung..." ia menatap senang.
Tapi terpikir sesuatu soal baju bayi.
". . . Mungkin aku harus mencuci bajumu dulu, untuk sementara biarkan selimut membuat mu hangat," Luke melepas baju bayi itu.
Tapi siapa sangka, dia benar benar terkejut ketika melihat sesuatu di bagian pusar bayi itu.
Bagian pusarnya, berwarna hitam dan hijau, seperti ada urat yang berwarna itu dari sana, tapi itu di dalam kulit.
"Apa ini....?" dia panik sebentar. "Tidak mungkin bayi ini terinfeksi kan.... Dia masih bisa hidup dan normal...." dia benar benar tak percaya, hingga akhirnya menganggap itu hanyalah kelainan genetik dalam kelahiran nya.
Lalu berjalan ke kamar mandi mencuci baju bayi selama bayinya tertidur.
Hingga pada malam hari, Luke menutup semua kaca jendela dan menutup nya dengan gorden lalu menyalakan lilin.
Dia menatap ke bayi kecil itu yang masih tertidur pulas dari tadi pagi.
"Kenapa dia tidak bangun dari tadi pagi.... Aku benar benar khawatir..... Hei... Bangunlah," Luke terpaksa membangunkan bayi itu dengan pelan, dan akhirnya bayi itu bangun, dia mendadak langsung menangis membuat Luke terkejut.
"Astaga, kau pasti haus..... Kau tidak minum dari tadi pagi...." Luke segera membuatnya susu untuk bayi itu hingga dia kembali memberi susu bayi itu yang meminum dengan cepat.
Luke yang melihat itu menjadi tersenyum. "Kau benar benar manis, kau membuat ku terlihat seperti ayah di sini, padahal umurku baru 25 ke atas... Tapi aku sudah merasa mudah merawatmu.... Baiklah, aku akan menamai mu seseorang yang aku rawat hingga besar...."