"Jadi, apakah kita boleh menetap di sini?" tanya Roland.
"Baiklah kalau begitu, kalian boleh menetap di sini kebetulan tempat ini sedang kosong dan aku juga butuh rekan di sini untuk menemaniku. Dan juga sebagai permintaan maafku pada mu," tatap Rafid pada Roland, sepertinya dia masih merasa bersalah pada Roland karena memukul, menyerang, dan mengancam nya tadi.
"Baiklah, seperti nya kita memang butuh tempat seperti ini untuk mengistirahatkan tubuh kita," balas Roland.
Malamnya, Kachi melihat Line duduk di sofa ruangan hotel itu, ia duduk memegang perutnya dengan satu tangan dan bersender dengan pasrah di sofa itu.
"Hei Line, sekarang beritahu aku soal-
"Hentikan itu kau wanita kepo, tanya orang lain saja, jangan tanya aku," Line membalas tanpa menoleh padanya.
Kachi menjadi agak kesal dan berjalan pergi.
"Baiklah jika kau malas mengatakan nya," dia berjalan pergi dan kebetulan bertemu dengan Roland yang sedang berdiri memandang dari jendela hotel itu, dia menatap bawah dengan membawa senapan nya dan memakan roti putih yang ia bawa tadi.
"Roland," panggil nya membuat Roland menoleh dengan pipi besarnya karena memakan roti tadi.
"Roland, bisa aku tanya sesuatu?"
"Ada apa? Soal apa dulu."
"Ini soal Line, aku ingin tahu apa yang dilihat para orang di pandangan banyak agen kriminalisasi sepertinya," tatap nya dengan serius.
". . . Kenapa kau ingin tahu itu?"
"Tak apa, Line sudah memberikan izin soal memberitahuku dari mulut mu sendiri nantinya."
". . . Hm.... Bagaimana aku harus mulai... Line, dia di pandangan banyak agen, dia di sebut "Pembunuh Iblis" tapi jika di pandangan lain, aku tidak tahu lagi, karena kami hanya sebatas bertemu dan bersangkutan soal agen."
"Kenapa kau bilang dia di sebut lain dalam pandangan lain juga? Apakah kalian tidak bersama? Bukankah Line ada di organisasi agen tertentu yang sama dengan mu?"
". . . Hahaha, kau salah paham. Kami berdua bertemu di militer dan aku bukan asli dari agen, aku hanya di tugaskan oleh agen, karena itulah saat itu aku tahu bahwa Line yang pernah masuk militer malah terlihat di salah satu agen yang memberi perintah pada militer, dari sana kau tahu, dia menggunakan kedok mata mata sendiri, mengganti identitas nya sebanyak 509 kali selama satu tahun berlalu, karena itulah agen lain yang sangat terkenal di internasional sangat susah mencarinya. Fbi sudah memburunya selama 15 tahun, Cia 10 tahun dan yang lain nya. Karena hal ini juga, dia selalu pergi ke banyak negara mengikuti tugas dan menyelinap, dan itu membuat nya mengusai banyak bahasa, mengusai 68 bahasa verbal dan tertulis, dan 120 bahasa lain nya," kata Roland.
"Wah wah ternyata begitu, aku harus lebih dekat dengan Line untuk mencocokan nya dengan adik ku, tapi tetap saja bahwa dia itu adalah sosok kriminalitas," kata Kachi.
"Kenapa kau begitu berpikir bahwa dia itu adalah orang yang begitu?"
"Yah, dia penjahat kan?"
"Hm? Coba katakan padaku kenapa kau bisa berpikir bahwa Line itu adalah seorang penjahat?" tatap Roland.
"Yah karena dia adalah kriminal di mata agen, bukankah kau bilang sendiri?"
". . . Itu hanyalah publik yang menganggap nya begitu, dia sebenarnya adalah buronan gen, manusia yang harus diteliti, publik menutupi rencana agen dengan hal itu karena itulah dia disebut kriminal di telinga kami. Tapi, dia tak pernah melakukan kejahatan yang di catat hukum, mereka hanya semata begitu. Jadi kau tidak bisa menganggap nya begitu," kata Roland dengan wajah serius.
"Um, kalau begitu, bagaimana kau tahu bahwa dia bukanlah seorang kriminalitas?"
"Karena aku adalah rekan paling dekat nya."
--
Di sisi Line. Dia duduk di kursi meja bar dan Rafid memberikan minuman racikan padanya karena dia baru saja meracik untuk Line.
"Sebelumnya bisa aku tahu sesuatu?" Rafid menatap membuat Line menoleh dengan tatapan datarnya.
"Apa kau tahu soal insiden ametis tepatnya meteor jatuh sebelum kiamat ini terjadi?" tanya Rafid dengan wajah serius yang berada di hadapan Line di antara meja itu.
"Insiden itu di sembunyikan oleh pihak agen besar dunia dari bawah tanah dan mereka bertepatan sedang mencariku, mereka curiga aku yang membuat insiden itu," balas Line dengan serius.
"Bagaimana insiden itu terjadi dan bisa kau ceritakan padaku? Karena bertepatan pada waktu itu, aku berada di kemiliteran dan masih penasaran dengan hal yang di sembunyikan bahkan kemiliteran tidak tahu akan itu, kudengar mereka juga mencari mu karena mereka berpikir bahwa percobaan sepertinya masih harus di tangkap," kata Rafid.
Lalu Line terdiam dan menoleh sedikit ke sekitar lalu menghela napas panjang.
"(Kupikir ini akan baik baik saja jika dia ikut tahu soal hal ini,)" pikir Line.
--
Bar Bawah Tanah adalah lokasi bawah tanah yang dioperasikan oleh Tempat tentara bayaran, pembunuh, pembelot, dan penjahat dari segala kehidupan berkumpul dengan tujuan berbeda- beda: baik menyelesaikan tugas demi mendapat bayaran, atau minum-minuman dan bersantai, sampai mengambil sasaran pembunuhan berikutnya. Bahkan ada juga yang datang untuk memberi tugas. Etosnya jelas: apa pun yang bisa membuatmu kaya.
Tetapi Bar bawah tanah juga milik laboratorium ilegal dunia. Darley dan Riplay akan datang ke sana.
"Masih belum menemukan 'Manusia Kehormatan itu', Dr. Riplay?" tanya Darley yang mengikuti nya hingga sampai ke bawah tanah.
"Jika bukan karena amukan dari Saber- Thooth, aku pasti sudah membuat penemuan yang sangat bagus, karena jika saber- Thooth saja yang melarikan diri dan aku masih punya manusia percobaan itu, pastinya aku bisa menguasai dunia hanya dengan lelaki muda itu Manusia baru saja menghilang, dia akan kembali," balas Riplay.
"Bahkan jika Manusia Kehormatan itu kuat, dia masih bisa digiling menjadi debu oleh batu besar itu."
"Itu mungkin benar, tapi dia pasti bisa menyelamatkan diri dan akan terus menggali soal batu meteor yang perlahan akan jatuh terus menerus ke bumi ini."
Tak lama kemudian, suara gelas pecah berdering, diselingi dengan jeritan dan olok-olok yang tak beraturan-perkelahian bar harian telah dimulai.
Hal itu tidak membuat mereka berdua terdiam, mereka hanya duduk tak mempedulikan hal itu. Ripley memberikan secarik kertas pada Darley yang ada di depan nya.
"Organisasi curiga Manusia Kehormatan masih hidup?"
"Yang penting adalah mencari tahu apa alasan utama yang membuat Semua nya yakin bahwa dia pergi ke tambang. Adapun apa dia hidup atau tidak, petinggi bilang itu tidak masalah."
--
Pada hari dimana Erikal Mining membeli hak penambangan pusat dari kota beberapa tahun yang lalu. Ini adalah pertaruhan besar bagi sebuah perusahaan yang berada di ambang kebangkrutan.
Setelah menemukan urat bijih yang besar dan kaya, mereka mengirim sejumlah besar bahan bangunan dan peralatan ke dalam tambang. Mereka juga mendirikan pabrik peleburan dan menarik pekerja dari kota-kota terdekat. Bisnisnya tengah meledak. Para eksekutif di Erikal sangat gembira, mereka mengharapkan perubahan haluan yang hebat.
Namun, tiga bulan kemudian, virus itu melanda dunia, tepatnya virus kiamat ini yang menyebabkan keruntuhan ekonomi. 500 gram kristal tidak dapat ditukar dengan 500 gram makanan-dan kamu tidak bisa makan uang-jadi tambang itu menjadi tanah tak bertuan.
Sekarang, hanya ada Terinfeksi yang berkeliaran dan masih mengintai di antara reruntuhan tambang. Peralatan penambangan yang ditinggalkan tergeletak di samping poros tambang yang setengah dieksplorasi. Beberapa penambang yang terinfeksi masih mengenakan pakaian bekas dan topi kuning. Lampu sorot di pinggirannya sama matinya, hanya ada untuk hiasan saja. Baju terusan Erikal Mining Company mereka sobek dan compang-camping, beberapa sobekan kain untuk membungkus tubuh mereka yang membusuk. Mereka menyeret kapak di belakang mereka, meninggalkan bekas roda panjang yang tertinggal di belakang mereka.
Distrik pusat pertambangan telah lama dilupakan oleh dunia sampai sebuah meteor melesat melintasi langit suatu hari. Menelusuri langit, memenuhi angkasa dengan cahaya ungu dan menerangi awan.
Itupun terjadi sebelum wabah ini di mulai dan diperkirakan akan benar benar datang.
--
"Apa maksud mu? Jadi meteor itu masih ada di tambang penuh mayat berjalan itu?" tatap Rafid dengan tidak percaya.
"Yah begitulah, meteor itu akan membuat serum khusus tapi ada juga yang menyimpan nya untuk dirinya sendiri. Karena itulah kita harus ke sana," balas Line.
"Lalu apakah itu semua perkiraan meteor jatuh?"
"Ya, meteor jatuh pada tanggal 9 Desember, itupun masih pada saat saat yang awal... Mutan mutan akan mulai beregenrasi dengan meteor itu termasuk yang aku temukan. Yakni makhluk zombie raksasa dan tanaman pengendali manusia.... Pastinya akan ada lagi virus yang di sebabkan oleh meteor itu."
"Lalu, apa yang terjadi pada tambang itu sekarang?"
"Di sana tak ada orang, pastinya hanya ada makhluk makhluk itu yang menguasai tempat itu... Tak ada celah untuk masuk ke sana dan inti dari tambang itu adalah ada serum meteor yang akan menjadi pelengkap dari 10 serum yang harus di gabungkan," kata Line.
"Itu artinya, kita harus bisa mencari cara untuk mengambil stempel dari meteor itu," Rafid menatap serius.
Lalu Line mengangguk. "Ngomong ngomong, kenapa kau bisa ada di tempat seperti ini?" tatap Line membuat Rafid terdiam sebentar.
Lalu dia menghela napas panjang. "Setelah aku mengantar Kachi menggunakan Van di gedung milik Direktur ternama Rudi, aku terus menginjak gas sampai di jalanan itu dan menemukan tempat ini.
Tempat ini gelap tanpa lampu. Saat itu aku berpikir aku tak punya jalan hidup lagi karena dunia telah kiamat hingga aku menyalakan banyak lampu dan penerangan di hotel ini.... Hotel ini sepi ketika aku datang, tapi karena sudah beberapa lama tidak dapat memancing makhluk itu, aku hanya bisa menghabiskan waktu ku di sini, mungkin mereka tidak datang karena aku menutup pintu ini rapat rapat dan hanya penerangan yang ada untuk menarik orang lain dan rupanya kalian yang datang.... Aku bersyukur bertemu Kachi meskipun kita hanya bertemu sebentar," kata Rafid membuat Line tersenyum dan mengangguk.