Puluhan pasang mata menatap gemas ke arah Nauka yang sedang bermain di ponsel Bagas. Gadis itu tengah memainkan game tample run yang baru saja di download nya.
Sekarang ini Nauka berada di ruang meeting petinggi perusahaan. Membantu Bagas untuk mengacaukan meeting dan menyeleksi siapa saja investor licik yang ingin menjatuhkan perusahaan abangnya.
Se absurd absurd nya Nauka, gadis itu punya mata yang jeli untuk mengetahui niat terselubung seseorang dengan melihat mimik wajahnya. Tentu itu merupakan sebuah anugerah yang Nauka syukuri.
"Kenapa pada liatin Nauka semua sih? Tuh, liat layarnya nganggur. Ingat keluarga di rumah, ada yang harus dinafkahin, bukan nyumbang harta ke para jalang profesional." Julid Nauka saat beberapa pria yang sudah ubanan dengan perut buncit menatap lapar padanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com