Zayn hanya mengangguk sambil melihat cewek yang ditunjuk Rafi. "Cantik," ucap Zayn pelan namun dapat didengar oleh temannya.
"Iya cantik. Tapi suka canggung kalo mau manggil dia," sambung Ghatan.
"Kenapa?" tanya Zayn bingung.
"Cewek itu namanya Ijah. Kan nggak enak kalo pas manggil tuh anak. Masa manggilnya gini, 'Jah Ijah' kan nggak enak," ucap Devan dan sukses membuat Zayn tertawa.
"Cewek secantik itu namanya Ijah? Hahahaha." Zayn tertawa terbahak-bahak.
"Ada lagi." Rafi menutup mulut Zayn.
"Noh, lo liat cewek yang lagi berdiri disana?" tanya Rafi dengan jari telunjuknya yang menunjuk cewek
tersebut.
"Kenapa lagi dia?" tanya Zayn.
"Namanya Marni. Kan gile tu. Padahal nama nyokapnya Veronica," ucap Devan.
Kali ini, Zayn tidak tertawa. Ia masih mencerna ucapan Devan. "Nggak kebalik tuh?"
Rafi, Ghatan, dan Devan hanya mengedikkan bahu.
"Ada lagi. Dia cantik banget, imut, adek kelas kita." Ghatan kembali berbicara dengan wajah sangat antusias.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com