webnovel

Tak Pantas Untukku

"Apa maksudmu? Ya tidur lah.. aku juga lelah berdiri seharian," Jawab Djaka dengan santai.

"Kenapa kau tidur di sini?"

"Memangnya kenapa? Memangnya aku harus tidur dimana?"

"Kau, kau bisa tidur di sofa itu! Atau kau tidur dibawah!" ucap Zaskia dengan gugup.

"Tidur di bawah? Kalau kau mau, ya kau saja silahkan! Kalau aku gak mau. Aku lelah dan ingin istirahat di tempat yang nyaman. Jika aku tidur di bawah punggungku akan sakit."

"Cih, dasar egois."

"Egois? Memangnya kenapa jika kita berdua tidur di sini? Tempat tidur ini cukup luas. Dan… dan kita adalah suami istri."

Apa yang Djaka katakan memang benar, tapi apa yang ia katakan itu justru membuat Zaskia bergidik ngeri membayangkan sesuatu yang tidak-tidak akan di lakukan oleh Djaka dengan dalil seorang suami.

"Kau, jangan macam-macam ya Joko. Awas saja jika kau berani mendekatiku atau menyentuhku seujung kuku saja! Aku tak akan membiarkanmu hidup!" ucap Zaskia mencoba mengancam walau dirinya sebenarnya sudah sangat takut dan sangat gugup.

Di luar dugaan Djaka kini justru berguling mendekati Zaskia membuat perempuan itu sedikit demi sedikit bergerak semakin menepi karena menjauhi dirinya. Ekspresi yang di tunjukkan Zaskia begitu lucu bagi Djaka membuat Djaka justru semakin iseng untuk menggoda Zaskia.

"Heh cukup, jangan mendekat lagi! Kalau tidak,"

"Kalau tidak apa? Kau mau apa?"

"Aku akan berteriak."

"Hahahaha.. gau sudah gila ingin berteriak di kamar hotel? Hahaha.." Djaka tertawa dengan keras mendengar apa yang perempuan di dekatnya ini katakan. "Memangnya siapa yang akan menolongmu saat kau berada di dalam kamar hotel bersama dengan suamimu di malam pertama pernikahan mu?"

"Aku. Aku.. Cukup ya Joko, kau memang adalah suamiku, tapi asal kau tau saja aku tak mau memiliki suami sepertimu. Seharusnya aku menikah dengan Alvin, bukan denganmu. Aku tidak mencintaimu, jadi jangan harap kau bisa macam-macam kepadaku!"

"Macam-macam?" Djaka yang melihat Zaskia ketakutan walau mencoba berkata dengan tegas untuk membuatnya jera namun justru hal itu membuat Djaka semakin ingin melakukan hal lebih.

Djaka kini menarik tangan Zaskia mendekat kepada dirinya dan ia juga bergerak maju mendekati istrinya. Dalam hitungan detik saja kini Zaskia sudah berada di bawah kungkungan Djaka. Ia sengaja menindih tubuh Zaskia agar perempuan itu tak bisa berkutik.

"Apa. Apa yang kau lakukan?" tanya Zaskia terbata-bata. Hangat napas perempuan itu bahkan bisa Djaka rasakan dengan jarak yang hanya beberapa senti saja. Zaskia kini sama sekali tak bergerak, ia bagaikan mematung menjadi batu. Tubuh Djaka dan Zaskia saling bertumpuk dan hanya kain dari pakaian masing-masing yang memisahkan mereka.

"Kau pikir apa yang akan aku lakukan?"

"Lepaskan aku!"

"Jika aku tidak mau?"

"Joko aku membencimu, lepaskan aku! Lepaskan!" kini Zaskia mulai histeris dan mulai meronta. Ia juga berusaha untuk mendorong tubuh Djaka agar menjauh dari tubuhnya. Namun usahanya rupanya sia-sia. Djaka justru kini mendekapnya dan membuat Zaskia menjadi merasa risih dan jijik.

Perempuan itu merasa sangat takut, ia takut akan di perkosa oleh suaminya sendiri ia mencengkeram sprei karena merasa takut, tangannya menyentuh kelopak bunga mawar yang memang bertaburan di atas tempat tidur empuk berselimut kain putih dan gold tersebut. Ironis memang, ia akan di perkosa oleh suaminya sendiri di kamar pengantin yang yang sudah di hias indah, dan dimalam pengantin yang seharusnya menjadi malam indahnya bersama dengan Alvin, kini justru menjadi malam yang mencekam bersama dengan Djaka.

Djaka kini mengentuh rambut Zaskia, dan memainkannya. "Dengarkan aku! Rambutmu, tanganmu, tubuhmu, bahkan juga seluruh hidupmu adalah milikku mulai sekarang. Dan aku bebas melakukan apapun dengan sesuatu yang sudah menjadi milikku.," Ucap Djaka setengah berbisik yang membuat Zaskia semakin bergidik ngeri.

Mendengar semua itu Zaskia menjadi sangat takut, walaupun sebenarnya ini bukanlah sebuah malam pertama bagi dirinya. Ya, Zaskia memang sudah bukan perempuan yang suci lagi, ia yang merupakan perempuan jaman sekarang yang di bilang kekinian memang sudah tak lagi perawan dimalam pernikahannya. Ia sudah menyerahkan mahkota berharganya itu kepada Alvin sebelum mereka menikah, walaupun pada akhirnya mereka justru memang tak jadi menikah.

"Kau gila, kau sangat kasar. Alvin bahkan tak pernah berbuat seperti ini kepadaku, dia selalu memperlakukanku dengan lembut." Ucap Zaskia yang justru membuat Djaka tersenyum.

Alvin memang selalu sukses membuat Zaskia bertekuk lutut, pria itu selalu romantis dan membuat Zaskia jatuh hati dan klepek-klepek kepadanya sampai-sampai ia rela melakukan apapun kepada Alvin termasuk menyerahkan kesuciannya yang selama ini ia jaga dengan baik.

"Dengarkan aku baik-baik! Kau memang istriku saat ini. Tapi aku, aku tak akan menyentuh bekas adikku. Kau bahkan juga bukan perempuan idamanku, kau tak pantas untukku."

Apa yang Djaka katakan bagaikan sebuah tamparan keras bagi Zaskia, ia merasa di hina dan di permalukan. "Percaya diri sekali kau? Memangnya kau ini siapa? Kau bahkan hanya penjual bakso, dan kau bilang aku tak pantas untukmu? Memangnya kau ini sempurna? Tidak, kau bahkan jauh lebih rendah dan lebih buruk di bandingkan Alvin yang lebih sempurna darimu," Teriak Zaskia dengan kesal karena Djaka yang terlalu percaya diri.

"Aku memang penjual bakso, tapi penjual bakso ini adalah suamimu sekarang bukan Alvin.," Jawaban Djakan bagaikan sebuah tamparan keras bagi Zaskia yang hanya bisa tercengang.

Kini Djaka menarik dirinya menjauh dan meninggalkan tubuh Zaskia yang tampak masih menegang karena masih shcok dan tercengang dengan apa yang terjadi dan mendengar apa yang Djaka katakan.

Namun kini setidaknya Zaskia bisa merasa sedikit lebih lega karena Djaka tak berbuat apapun kepada dirinya, walaupun hal itu tak menutup kemungkinan sesuatu hal yang buruk itu akan terjadi di lain hari.

"Kau jangan merasa menang dan juga senang dulu karena aku tak menyentuhmu malam ini. Aku merasa kau belum pantas untukku, dan aku… aku akan menjadikanmu dan mengubahmu untuk menjadi pantas menjadi istriku, menjadi milikku," Ucap Djaka dengan santai sambil berbaring di sisi sebelah kanan tempat tidur. Ia memilih untuk memejamkan matanya dan mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat letih.

Sementara itu Zaskia yang ada di sisi kiri kini hanya bisa terdiam dan merasa shock, ia memilih membelakangi Djaka dan menekuk tubuhnya memeluk dirinya sendiri dan perlahan suara isakan tangis terdengar walaupuan Zaskia mencoba untuk menahannya. Ini memang benar-benar hari yang terburuk yang ada di dalam hidupnya. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya hal seperti ini akan terjadi di hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya. Seharusnya malam ini ia menikmati malam pengantin dengan Alvin bukan dengan Djaka.

Siguiente capítulo