Ariela melihat suaminya yang sudah tidur. Pria tampan itu selalu saja memanjakan dirinya. Ariela sendiri tidak pernah menyangka, jika suatu saat nanti ia akan dipertemukan dengan pria baik yang begitu sempurna.
Ariela tersenyum, perlahan-lahan ia turun dari ranjang tidurnya. Ariela ingin mengambil minum tapi sayangnya air tersebut habis.
Ariela memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia membawa teko airnya yang kosong. Ariela melihat rumah besar yang terlihat sepi.
Sama seperti di rumahnya sendiri, jika malam tiba maka sebagian lampu akan dimatikan. Para pelayan juga sudah tidak ada lagi di dalam rumah mewah seperti ini.
Hening ... Ariela membuka lemari pendingin. Ia menuang air lalu tiba-tiba lampu utama dapur menyala. Ariela terkejut, ia melihat ke belakang. Lalu tersenyum kaku saat melihat Ibu mertuanya ada di sana.
Ada perasaan tidak enak, Ariela juga merasa gugup dan lidahnya terasa kelu.
Cornelia tersenyum. "Kenapa tidak minta pelayan saja?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com