Namun pas aku melihat benda pipih ini, ternyata Elmeera yang menghubungiku. Hah, Elmeera baru menghubungi ku? Oke, dari sekian jam, bahkan puluhan jam Elmeera baru menghubungi ku?
Itu juga membuat aku sangat gelisah saat mendapati siapa yang telah menghubungi ku. bukannya aku bahagia ketika Elmeera menghubungiku, tapi malah takut sekali. aku takut dia marah karena dia pasti sudah mengetahui semuanya dari Pak Bramantyo, kalau dia sudah memergoki aku juga Audrey di sebuah restoran.
Dan aku yakin kalau kali ini Elmeera menghubungiku, pasti dia akan marah bahkan sampai mau meninggalkan aku. Apa yang harus aku lakukan? apa aku harus bicara kalau semua ini hanya pura-pura? Atau aku tidak menjawab teleponnya saja? Tidak, tidak. Itu bukan ide yang baik. Jika seperti itu Elmeera akan semakin marah padaku dan pastinya tidak akan pernah mau memaafkan ku lagi.
Sehingga membuat aku terpaksa untuk menjawab panggilan telepon dari Elmeera, meski dengan sangat ketakutan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com