webnovel

Aku budakmu

"Mulai sekarang kau adalah budakku, Natalie Mckent. Apapun yang aku minta, kapanpun itu kau harus siap melayaniku tanpa bantahan jika sedikitpun kau berusaha untuk kabur dariku aku akan memberikan hukuman pada seluruh keluargamu, terutama pada adikmu tercinta Lindsay." Ucap Chris lantang dan penuh penekanan.

Susah payah aku menelan salivaku sendiri saat ini karena setiap kalimat yang Chris ucapkan padaku bagai hukuman pancung yang seakan siap menebas leherku hingga putus kapanpun itu.

"Apa jaminannya kau bisa menepati janjimu itu, Chris? Kau bisa saja kan bermain curang dibelakangku selama aku menjadi budakmu nanti." Aku bertanya mencoba memastikan.

"Heh, kau meragukanku, honey? Kurasa kau tahu aku adalah pria yang berprinsip, kau bisa pegang kata - kataku ini. Jika tidak, kau akan bebas menjadi budakku." Sahutnya percaya diri.

Cukup lama kami bertatapan seakan hanyut dalam pikiran masing - masing. Entahlah, aku rasa karena suasana ini dan kebersamaan ini yang mengingatkan kami saat masih bersama dulu. Menyesakkan memang, jika mengingatnya. Aku dan Chris harus berpisah karena keadaan, tapi itu semua adalah masa lalu yang kini harus terkubur. Aku harus melupakannya mulai dari sekarang karena mulai besok dia sudah menjadi milik orang lain, yang tak lain adalah adikku sendiri.

"Aku menunggu hadiah darimu, Nat. sebagai calon kakak iparku sudah seharusnya kau memberikan hadiah pada adik iparnya bukan?" Ucap Chris tiba - tiba membuyarkan lamunan sentimentilku.

"Hadiah...??" tanyaku bingung.

"Tentu saja kau harus memberikanku hadiah, apalagi kau kini sebagai budakku sudah sepantasnya kau memberikan pelayanan pada tuanmu ini" ucapnya kembali dengan menyerigai padaku.

"A-ku belum memikirkan hadiah itu" sahutku ragu.

"Kenapa kau harus bingung, kau sudah menyiapkan hadiah untukku sekarang disini bukan?" Chris berkata penuh percaya diri.

Aku menatapnya bingung masih belum mengerti apa yang ia maksudkan.

Dengan penuh percaya diri, ia membawa tubuhku kini kepelukannya dan menekankan tubuhnya padaku dengan erat hingga aku sulit untuk bernafas selama beberapa saat.

"Chris apa yang kau lakukan?!" Tanyaku panik.

Kini ia menyunggingkan senyuman nakalnya padaku. Tangannya yang agresif menyentuh dadaku yang membusung karena dipeluk erat olehnya. Aku mencoba sekuat tenaga lepas namun apalah dayaku tenaga Chris lebih kuat. Kupukul sekuat tenaga dadanya yang bidang itu dengan tanganku tapi semuanya terasa sia - sia saja karena Chris tak bereaksi apapun, ia justru semakin menyerigai lebar padaku yang ketakutan.

"Kau adalah budakku, Natalie Mckent. Aku minta sekarang kau layani aku dengan baik lebih bagus lagi jika aku sampai puas!" Perintahnya lantang.

"Kau gila, Chris!! Aku kakak iparmu! Aku budakmu tapi bukan berarti aku harus memberikan tubuhku untuk dirimu bukan?!" Teriakku mencoba berontak.

"Aku rasa kau memang sengaja bodoh didepanku, Natalie. Budak tetaplah budak, semua hal sekecil apapun itu kau tak punya wewenang sama sekali untuk menolak tuannya. Karena segala hal yang ada dalam dirimu adalah milikku sekarang, bahkan kau sama sekali tak berhak atas dirimu sendiri!"

Ucapan Chris bagai petir yang menyambar dan meluluh lantangkan tubuhku hingga tak bersisa. Begitu hinakah aku dimata dia sekarang?

Chris Raven yang dulu kukenal baik dan kucintai kini telah berubah menjadi seperti seorang psikopat yang mengerikan. Lebih tepatnya ia kini seperti dibutakan oleh dendam dan kebenciannya sendiri.

Hingga saat itu dengan tubuhnya yang kuat dan berotot ia membawa paksa tubuhku dan menjatuhkannya begitu saja dengan kasar di sofa besar yang tak jauh di dekat meja bar.

"Aaargggghhhhtt jangan...!!! Aku menjerit saat dia seperti kesetanan menyambar dan merobek paksa gaun pendek merah yang kukenakan hingga tak bersisa.

Kukumpulkan kekuatanku agar aku bisa melawannya dengan sisa kekuatan yang kumiliki. Hingga entah kekuatan darimana aku berhasil mendorong tubuhnya menjauh dariku dengan tendanganku. Tak kupedulikan kondisi tubuhku yang kini hanya mengenakan bra dan dalaman saja, aku tetap berlari menghindar darinya dan berusaha mencapai pintu keluar.

Namun naas, aku kalah cepat dari Chris.

Dia berhasil menangkapku dan menyeret tubuhku kembali ke sofa besar itu.

"Lepaskan aku, brengs*k!!! Lepaskan!!!!" Aku berontak keras dengan sekuat tenaga, menendang kedua kakiku ke udara mencoba berontak dan lepas dari tubuhnya yang mendekap erat tubuhku dari belakang.

"Kau tak bisa lari dariku budak!!!" Serunya lantang.

"Layani aku jika kau dan keluargamu ingin selamat!!" Ancamnya keras.

Dengan kekuatan besarnya Chris membawa tubuhku hingga ke sebuah kamar mewah dan menghempaskannya begitu saja di ranjang besar yang ada di kamar itu. Mengunci pintunya dan mendekap tubuhku dengan kasar.

"Kau brengs*k sialan Chris!! Bajing*n!!!" Teriakku panik, ia menarik tubuhku kembali ke ranjang saat aku mencoba untuk lari.

Kupukul wajahnya yang kini tampak begitu mengerikan itu sekenanya dengan tanganku sekuat tenaga namun semua sia - sia. Sosok Chris yang kini kulihat seperti bagai sosok yang sangat berbeda, matanya penuh nafsu dan dendam yang menyala - nyala.

"Diam dan menurutlah budak!!!" Tegurnya kasar seraya menampar keras pipiku hingga aku jatuh tersungkur begitu saja di tepi ranjang. Kepalaku pening seketika saat kepalaku membentur tepi ranjang yang terbuat dari besi yang kokoh. Sakit dan nyeripun kurasakan di pipiku yang kini mungkin memerah.

Aku menatap pria mengerikan di depanku dengan pandangan kabur, namun aku masih dapat merasakan dengan jelas saat ia mengendongku dan membawa tubuhku ke ranjang.

Ia mulai melepas jas dan seluruh pakaian yang dikenakannya dan dengan seringainya yang menakutkan ia menatapku dalam - dalam. Hanya itu yang aku ingat sebelum semua berubah menjadi gelap.

***

Siguiente capítulo