Bryan membuka matanya lalu menggeliat pelan. Tidurnya terasa nyenyak, sampai tidak menyadari malam telah tiba. Dengan malas dia mencari keberadaan ponselnya. Dengan tertidur setidaknya Bryan melupakan semua kemarahannya akibat perbuatan Jonathan. Namun, ketika terbangun, dia kembali mengingat Elisa. Hatinya mulai merasa cemas pada kondisi Elisa yang terlibat pertengkaran dengan Jonathan.
"Sudah jam segini?" Bryan terkejut, dia kemudian mendudukkan diri untuk melihat sekelilingnya, benar saja malam telah tiba. Dia masih bisa melemaskan otot tubuhnya setelah tertidur. Sambil duduk di tepi ranjang, Bryan menatap ke arah jendela di samping kamarnya. Pikirannya menerawang ke segala arah. Tentu saja yang ada di dalam pikirannya adalah Elisa.
"Aish, Elisa sekarang bagaimana ya?" tanyanya. "Apa dia baik-baik saja?" gumam Bryan perlahan. Dia merasa hatinya tidak tenang karena terus kepikiran pada Elisa. Ada semacam ganjalan besar di dalam relung hatinya karena mencemaskan kondisi Elisa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com