Jose tidak berlama-lama mencari barang temuannya. Kali ini dia memegangi sebuah pot kecil dengan tanaman hias. Tapi, bukan sebatang bunga, melainkan sebatang kaktus cantik yang memiliki duri sangat unik.
Aku tidak akan berbasa-basi, setelah Jose mengakhiri belanjaannya.
"Yuk, cabut!" Jose membukakan pintu.
Sementara aku harus mengikuti dirinya, ah, bukan. Dia yang ikut dengannya ke acara wisudanya Riko. Pasti menyusahkan jika Riko harus menghadapi pria seperti Jose. Kami tidak bercakapan banyak, perjalanan pun dimulai dengan segala batin tertutup.
Beberapa lama kami melewati perkotaan panjang. Tibalah di kampus pilihan Riko—tempat bersinggah menimba ilmu. Dia akan menjadi seseorang yang mahir dalam perangkat lunak atau semacamnya.
Aku memang kurang paham dengan pembelajaran teknik demikian. Tampaknya, Jose mengenakan jas hitamnya yang memang terkesan arogan.
"Hei, apa lo mau ikut juga nih?" Aku menelengkan kepalaku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com