***
Manik cokelat itu memperhatikan punggung seorang manajer laki-laki yang membuka pintu dan mempersilakannya untuk masuk. Dia bisa langsung menemukan Benedict Andrean yang duduk di sofa dengan menyilangkan kaki dan tersenyum memandangnya. Sementara, pandangan Aletta terarah pada kue-kue kering dan dua gelas jus jambu di atas meja. Membuat alisnya sedikit mengerut. Kapan laki-laki itu menyiapkannya? Bahkan hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit.
Namun, Aletta tetap tersenyum simpul, berusaha untuk mengabaikan rasa terkejut dan bingungnya.
"Selamat datang, Nona Aletta," sapanya sembari tersenyum lebar. "Silakan duduk," sambungnya menunjuk sofa di hadapan Benedict yang berjarak sekitar dua meter darinya.
Aletta mengangguk kecil, menyampirkan rok panjangnya agar tertutup dengan benar dan duduk di hadapan Benedict sembari memangku berkas pertanyaan dan tape recorder. "Terima kasih," ujarnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com