Cukup lama Sheisha menangis dalam diam di atas dada William hingga beberapa saat kemudian, Sheisha mendengar sesuatu yang berbunyi di layar monitor yang ada di samping William.
Kedua mata Sheisha perlahan terbuka, dan menatap ke arah layar monitor dengan tatapan tak berkedip saat melihat garis lurus yang di lihatnya kini bergerak naik turun dengan pelan.
"William!! kamu...kamu hidup kembali?" panggil Sheisha menangkup wajah William yang masih terpejam rapat.
Untuk memastikan apa yang di lihatnya, Sheisha kembali melihat ke arah layar monitor. Dan ternyata benar, garis di layar monitor masih bergerak naik turun seiring dengan dada William yang berdetak naik turun dengan pelan.
Airmata Sheisha mengalir deras tidak percaya dengan apa yang terjadi pada William. William hidup kembali demi dirinya.
"Ya Tuhan, terima kasih Ya Tuhan! kamu mendengarkan doaku! Kamu telah mengembalikan William padaku!" ucap Sheisha menangis penuh kebahagiaan.
Setelah sadar dari kebahagiaannya, Sheisha menekan tombol emergency dan keluar berteriak memanggil dua asisten Dokter yang menjaga di luar ruang operasi.
Tidak lama kemudian Dokter yang menangani William masuk ke dalam ruang operasi dengan di temani dua asistennya.
"Nona... sebaiknya anda keluar sebentar, biar kita membantu Tuan William. Ini suatu keajaiban yang jarang terjadi di dunia ini." ucap Dokter sambil memeriksa keadaan William.
Dengan hati mengucap syukur berulang kali, Sheisha keluar dari ruang operasi dan menghampiri Harry yang berdiri tegak di depan ruang operasi.
"Ada apa Shee? kenapa Dokter datang dengan tergesa-gesa? apa terjadi sesuatu?" tanya Harry sambil memegang kedua bahu Sheisha.
Sheisha tidak mampu menjawab pertanyaan Harry selain memeluk tubuh Harry dengan sangat erat.
"Harry, William telah kembali. William kembali padaku. William hidup kembali Harry!!" ucap Sheisha seraya menangkup wajah Harry kemudian memeluk kembali Harry dengan hati di penuhi kebahagiaan.
"Apa yang kamu katakan Sheisha? benarkah William hidup kembali? katakan padaku sekali lagi! apakah William telah kembali?" tanya Harry menangkup wajah Sheisha dengan tatapan tak percaya.
Sheisha menganggukkan kepalanya berulang kali dengan air mata yang mengalir deras di kedua pipinya
"Benar Harry, William telah kembali. William hidup kembali demi aku. Aku tidak bisa hidup tanpanya Harry dan Tuhan mendengarkan apa yang aku katakan. William telah kembali untukku Harry." ucap Sheisha sambil memeluk Harry dengan sangat erat.
Dengan perasaan masih tak percaya, Harry membalas pelukan Sheisha tak kalah erat.
"Syukurlah kalau William telah kembali Sheisha. Tidak ada alasan lagi kamu untuk bersedih sekarang. Kamu harus bahagia bersama William." ucap Harry ikut merasa bahagia melihat Sheisha bahagia.
"Ya Harry, kita akan segera menikah. Aku akan menikah dengannya Harry." ucap Sheisha masih tenggelam dalam pelukan kasih sayang Harry.
"Tentu, kamu akan segera menikah dengan William. Aku yang akan menemanimu dalam pernikahanmu Sheisha." ucap Harry memeluk Sheisha dengan perasaan dan hati yang sangat sedih. Tapi dia harus mengikhlaskan Sheisha untuk William sahabatnya.
"Ya Harry, kamu yang akan menemani aku di pernikahanku nanti." ucap Sheisha menangis dalam kebahagiaan.
Dengan sebuah senyuman, Harry mengusap air mata Sheisha dengan penuh kasih sayang.
"Sekarang jangan menangis lagi. Kita tunggu kabar dari Dokter, semoga William dalam keadaan baik-baik saja." ucap Harry dengan tatapan penuh.
Sheisha menganggukkan kepalanya dengan pelan. Kedua matanya mulai terasa berkunang-kunang, tubuhnya terasa lemas dan kedua kakinya terasa tidak mampu lagi menahan tubuhnya.
"Harry akuuuu...." Sheisha tidak meneruskan ucapannya pandangan gelap seketika, tanpa sadar tubuhnya sudah jatuh dalam pelukan Harry.
"Sheisha!! apa yang terjadi padamu Sheisha!" panggil Harry berulang-ulang sambil menepuk pipi Sheisha.
Dengan perasaan cemas, Harry mengangkat tubuh Sheisha dan membawanya ke ruang UGD.
"Dokter... Dokter!! tolong! temanku tiba-tiba pingsan, tolong periksa dia Dokter." ucap Harry dengan perasaan cemas.
"Kami akan memeriksanya. Tunggu sebentar." ucap Dokter tersebut kemudian memeriksa keadaan Sheisha.
Tidak berapa lama kemudian, Dokter selesai memeriksa Sheisha.
"Bagaimana keadaan Sheisha Dokter?" tanya Harry dengan cemas.
"Keadaan pasien baik-baik saja. Dia pingsan karena kelelahan saja, berikan dia vitamin yang cukup agar tenaganya pulih kembali." ucap Dokter tersebut dengan ramah.
"Terima kasih Dokter." ucap Harry seraya mendekati Sheisha yang terlihat pucat.
"Sheisha, sadarlah Sheisha. Kamu membuatku kuatir." ucap Harry seraya mengusap lembut wajah Sheisha.
Beberapa saat yang lalu, hatinya begitu sedih saat William telah kembali dan akan segera menikah dengan Sheisha. Dan sekarang hatinya semakin sedih melihat Sheisha jatuh pingsan karena kelelahan.
"Kamu harus bahagia Sheisha, aku tidak bisa melihat kamu bersedih atau menangis. Kamu adalah kebahagiaanku. Kamu bahagia maka aku bahagia." ucap Harry menatap penuh wajah Sheisha.
Dengan penuh cinta, Harry mengusap telapak tangan Sheisha agar segera sadar.
Perlahan kedua mata Sheisha terbuka, dan melihat Harry yang fokus dengan mengusap-usap telapak tangannya agar menghangat.
"Harry." panggil Sheisha dengan suara lemas.
Harry mengangkat wajahnya dan tersenyum merasa lega setelah Sheisha sadar dari pingsannya.
"Kamu sudah sadar Sheisha?" ucap Harry seraya mengusap wajah pucat Sheisha.
"Ada apa denganku Harry?" tanya Sheisha dengan tatapan bingung melihat dirinya di ruang UGD.
"Kamu pingsan Sheisha, kamu terlalu lelah." ucap Harry dengan suara lembut.
"Begitukah? aku tidak bisa mengingatnya, hanya merasa lelah saja." ucap Sheisha sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing.
"Karena kamu sudah sadar, kamu tunggu di sini ya. Aku akan membelikan makanan untukmu. Kamu lemas, kamu membutuhkan makanan dan vitamin." ucap Harry dengan penuh perhatian.
Sheisha menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Aku ikut denganmu saja, aku ingin melihat William, Harry." ucap Sheisha sambil menggenggam tangan Harry dengan erat.
"Tapi keadaan kamu masih lemas Sheisha. Kamu masih belum kuat untuk berjalan. Kamu tunggu di sini saja ya. Aku segera kembali." ucap Harry menatap penuh wajah Sheisha.
"Tidak Harry, biarkan aku ikut denganmu. Aku takut sendiri saat ini. Aku masih mencemaskan keadaan William." ucap Sheisha dengan tatapan memohon.
"Kamu selalu keras kepala Sheisha, dan kamu pasti tahu aku tidak bisa menolakmu." ucap Harry dengan perasaan tak menentu melihat sikap manja Sheisha padanya.
"Hem... karena aku tahu kamu sangat menyayangiku Harry, dan aku juga menyayangiku." ucap Sheisha dengan tersenyum lemah.
Harry terdiam sejenak, kemudian bangun dari duduknya dan mengangkat tubuh Sheisha dalam pelukannya.
"Harry, apa yang kamu lakukan? aku bisa jatuh." ucap Sheisha dengan refleks memeluk leher Harry yang sedang menggendongnya.
"Kamu tidak kuat berjalan Sheisha, karena kamu keras kepala terpaksa aku harus menggendongmu. Kita akan ke kantin sebentar, setelah itu kita melihat keadaan William." ucap Harry sambil menggendong Sheisha berjalan keluar menuju ke kantin rumah sakit.