webnovel

26. PERLOMBAAN MEMANAH PT. 1

Di sekolah Panji, dimana semua murid sedang senang karena bell berbunyi, bertanda pulang namun, Panji melihat selembar kertas di dinding sebagai pemberitahuan atau pengumuman sesuatu. Lalu, dia melihat isi pengumuman tentang perlombaan maupun hal lainnya, namun Panji melihat sebuah kertas berupa perlombaan panahan pada hari Kamis membuatnya senang hingga mempostingnya agar tidak lupa. Guru melihat Panji melihat postingan foto berupa perlombaan panahan Kamis hingga dia berkata,"kau mau ikut lomba panah Panji?",ujarnya

Panji terkejut sambil menatap sang guru dan berkata,"iya Bu Guru, aku selalu ingin ikut lomba itu nanti",ujar Panji yang merasa senang hingga melihat Guru memberikan brosur kepada Panji

"ambilah, di sekolah ini tidak ada yang pernah ikut lomba apapun bahkan, prestasi sangat menurun dan semua siswa dan Guru mencari seseorang untuk ikut lomba ini maupun lomba lainnya",ujar sang Guru yang mencoba mendorong Panji dalam lomba panah nanti

"baik Bu, aku akan ikut perlombaan ini dan menjadi juara di sekolah ini",ucap Panji yang senang untuk ikut lomba pemanah

Sang Guru senang dan berkata,"selamat berjuang Panji, semoga kau menjadi juara dan mempunyai siswa berprestasi dalam perlombaan pemanah di sekolah ini sebagai sekolah yang terbaik",ujar sang guru hingga Panji membalasnya,"amiin, ya sudah aku pulang dulu ya Bu Guru",tambahnya hingga pergi mengambil sepeda di tempat parkir

Guru melihat Panji pergi dengan sepeda dan berkata,"anak itu.... awalnya dia turun dari mata pelajaran matematika tapi, sekarang dia sudah lebih baik lagi dari pada sebelumnya, Bu Guru bangga kepadamu nak semoga, kau bisa meraih juara lomba pemanah untuk mempertahankan nama baik di sekolah ini",ucap di dalam hati

Panji mulai bersemangat untuk mengikuti perlombaan pemanah pada Kamis, lalu dia masuk kedalam bersama sepedanya dan disimpan di dalam garasi lalu, bertemu dengan XiangLing di dapur, Panji melihatnya dengan senyuman ke arahnya sambil pergi ke kamar dan langsung pergi ke negeri Liyue dan tak lama kemudian, saat sampai di kantor langsung bertemu Ganyu dan memperlihatkan sebuah brosur lomba pemanah tingkat dasar membuat Ganyu senang melihatnya.

"kau mau ikutan lomba pemanah Panji?",ucap Ganyu yang melihat brosur dari Panji

"iya Kak, Kakak..... aku.... tidak bisa berlatih sendiri karena itu",ujar Panji yang merasa kekurangan berupa kurangnya keseimbangan dalam cakra Cryo

"baiklah, latihannya nanti sore, kerjakan tugas rumahmu sebelum latihan ya?",ujar Ganyu yang selalu menasehati Panji

"iya Kak",jawab Panji yang sedang pergi untuk mengerjakkan tugas

"kalau ada yang susah, ke kantor Kakak ya Panji?",Ganyu tau kalau Panji susah untuk menulis jawaban dalam tugas rumahnya

Ningguan melihat mereka bahkan, melihat Panji yang telah pergi dari kantor kerjanya sambil pulang ke rumah untuk mengerjakkan tugas sekolah,"Hmmm, Panji..... dia selalu terburu-buru ke kantor menemui Ganyu. biasanya dia selalu membantu Ganyu tapi sekarang, dia pergi ada apa ya? tapi, namanya juga asisten..... yaah, terserah Ganyu dia yang memegangnya",ujar Ningguan didalam hati lalu, dia mengingat kembali saat bertemu dengan ibunya Panji, Rossa mengenai Panji maupun kegiatan Ganyu di kantornya. Kemudian, Ningguan sedang berbicara bersama Rossa mengenai tersebut.

"Nyonya, tolong nitip Panji ya?",ujar Rossa kepada Ningguan,"dia masih anak-anak, mungkin dia butuh seorang Kakak yang bisa mendampinginya",tambahnya

"iya tidak apa-apa Rossa, Panji ada di tangan Ganyu. Aku tau, dia selalu dekat dengannya Ibu Rossa, dan boleh ikut kerja bersama dia sebagai asisten Ganyu di tempat ini",balasnya kepada Rossa

"terimakasih Nyonya Ningguan, maaf aku bisa menjaga putraku tapi..... kedekatan Ganyu sangat erat dengan putraku. Aku kebetulan..... ada dia soalnya karena, sering kerumahku",ujar Rossa yang melihat Ningguan terkejut mendengarnya

"rumahmu dimana?",ujar Ningguan kepada Rossa

"di bukit Tianheng, putraku selalu membawa Ganyu kerumahku dan.... Dia lebih dewasa dan mengerti Nyonya",ujar Rossa yang senyum ke arah Ningguan namun, Ningguan membalas senyumannya ke arah Rossa sambil berkata,"boleh, Ganyu sudah dewasa hari ini.... aku baru tau kalau Panji selalu dekat dengannya",tambahnya

"Hmmm, iya Suamiku meninggal dan dia membutuhkan pengalaman dari Ayahnya tapi, karena itu.... hanya Ganyu yang bisa menjaga Panji",ujar Rossa kepada Ningguan

"suamimu meninggal akibat apa Nyonya?",ujar Ningguan menanyakan suami Rossa

"suamiku..... bertugas dan meninggal secara misterius, Panji kecewa dengan kehilangan seorang Ayah yang selalu memberi pengalaman untuknya. Tapi, Suamiku seorang polisi disananya Nyonya",ujar Rossa dengan nada pelan serta lemah lembut karena kehilangan sosok Ayah bagi Panji

"tidak apa-apa Nyonya, Takdir sudah ada disana, Panji sudah tidak kesepian lagi dan Ganyu sudah tau tentang Panji sampai kedekatan dia yang dianggap dirinya Kakaknya Panji bahkan, Panji sering kesini bertemu dengan Ganyu. Panji juga.... boleh ikut bantu Ganyu sebagai asistennya Nyonya, tidak apa-apa dia butuh pengalaman disini",ujar Ningguan kepada Rossa

"aah, aku senang hal itu bersama Ganyu, walaupun dia perempuan. Dia seorang pemanah, bahkan Panji sangat suka pemanah dibandingkan hal yang lain",ujar Rossa yang sangat gembira karena, tidak mengenal beban dalam tugas untuk mencari nafkah

"iya, dia suka memanah karena itu..... Panji dilatih olehnya sehingga dia tidak sendirian dirumah dan bosan bermain yang tidak benar",ujar Rossa yang merasa senang dengan kegiatan Panji dan Ganyu

Ningguan melihat Rossa pergi untuk melanjutkan pekerjaannya dalam mencari nafkah, hingga merasa khawatir dengan omongan dia dan mengerti tentang kondisi orang tuanya Panji tanpa ayahanda yang sudah tiada baginya. Sorenya, Panji pergi ke bukit tianheng dimana, Ganyu bersama Panji terbiasa berada di atas bukit tersebut untuk latihan pemanah bahkan, Panji melihat Ganyu sedang menunggunya untuk latihan.

"Kakak, aku sudah siap",ujar Panji sambil membawa pemanah untuk lomba

"oh, pemanah itu ya?",ujar Ganyu melihat pemanah yang dibawa Panji sangat berbeda dengan alat panah sebelumnya,"jadi ada pemanah khusus Panji?",tambahnya

"iya, Papap memberikan pemanah ini untuk lomba saja bukan untuk melawan musuh",jawab Panji yang melihat penampilan pemanah dari Ayahanda

"aku baru tau alat pemanah ini",ujar Ganyu sambil melihat dan memegang pemanah khusus lomba,"bagus..... aku tau caranya, tapi kau harus menyeimbangkan elemenmu ke biasa ya Panji?",tambahnya

"tentu Kak, agar tidak curiga kalau aku mempunyai kekuatan es",Panji yang siap untuk latihan keseimbangan

"baiklah, ikutin gerakkan kakak ya Panji?",ucap Ganyu yang memperlihatkan gerakkan latihan pemanas sampai latihan lainnya sebelum melakukan latihan keseimbangan

Panji melihat gerak-gerik Ganyu sambil mengikutin, lalu menggerakkan tangan sampai jari-jari kecil yang membuat Panji sulit namun, tetap semangat dalam latihan bersamanya bahkan, pergerakkan kaki sampai latihan perut membuat kecapean Panji sebagai musuh untuk malas latihan. Lalu, menggerakkan perut maupun pergelangan tangan sampai Kaki, hingga Panji tetap kuat dalam mentalnya dalam latihan bahkan, latihan memegang pemanah sekaligus dan pergerakkan lainnya hingga Ganyu menyuruh Panji membuang nafas.

"Hah, sekarang apalagi Kak?",ucap Panji yang semangat dalam latihan keseimbangan elemen

"sekarang keseimbangan tubuh dulu sebelum memulai latihannya",jawab Ganyu

"baiklah",ucap Panji yang semangat

Panji mengikuti latihan dari Ganyu dalam tata cara keseimbangan tubuh agar tidak cedera, lalu siap memegang pemanah sambil menarik anak panahnya dan menutup mata ketika melepaskan tali busurnya, anak panah mulai melesat ke depan dan mengenai sasaran. Dia terkejut serta tidak ada elemen Cryo di tubuh anak panahnya,"wah, tidak ada elemen cryo di anak panah itu",ujarnya.

"hmmm, jadi Panji kalau mau seperti itu, harus tenang nanti elemenmu tersimpan kalau tidak pakai tutup matamu Panji sambil menggerakkan panahmu kedepan",ucap Ganyu yang memberi tau tentang keseimbangan

"baiklah, akan aku coba Kak agar orang-orang tidak curiga dengan kekuatanku ini",ujar Panji sambil mencobanya dengan pelan-pelan

Ganyu melihat Panji sedang menggerakkan panahnya di tangan kanan, lalu anak panah di sebelah kiri hingga bersiap untuk dilepaskan, anak panah Panji mulai melayang tanpa elemen cryo. Lalu, dia telah mengenai sasaran target walaupun hanya sedikit terlihat di bagian sisi tajam berupa cairan membuat Panji terkejut melihatnya dengan jelas bahkan Ganyu berkata lagi,"kau harus terbiasa Panji kapan mulai bertanding?",ujarnya

"besok Kak, aku harus cepat-cepat untuk latihan pemanah besok bahkan, aku harus latihan keseimbangan dulu Kak",ujar Panji yang terburu-buru untuk latihan

"jangan terburu-buru Panji, tenanglah waktu masih panjang untuk latihan",Ganyu mencoba menenangkan Panji hingga melihat dia begitu tenang dengan cara mengeluarkan nafas dari mulutnya sambil bersiap untuk latihan kembali dengan teknik dari Ganyu

Panah mulai bergerak kedepan dengan pelan untuk melemaskan tenaga Cryo bahkan, menutup mata sebagai kekuatan cakra yang dimilikinya hingga bersiap untuk melepaskannya kedepan. Begitu melepaskan anak panah, Ganyu melihatnya sang anak panah mengenai bidiknya hingga memeriksanya dengan teliti hingga berkata,"bagus Panji lakukan lagi",ucap Ganyu yang telah melihat busur Panji menjadi normal namun, Panji mulai keletihan karena terlalu fokus.

"ternyata berat rupanya Kak, tapi aku harus semangat",ujar Panji sambil bersiap kembali untuk latihan keseimbangan

Ganyu merasa senang melihat kemajuan Panji, bahkan begitu berulang kembali lalu dia mengambil anak panahnya di bidiknya sambil menyimpannya untuk besok,"Hmmm, latihan terus Panji Kakak akan mendukungmu",ujarnya. Malamnya, Panji mulai kewelahan sambil mencabut beberapa anak panah di tempat bidiknya hingga Ganyu melihat Panji yang sedang mengambil anak panah dan dikumpulkan untuk besok.

"sudah Panji latihannya ya?",ujar Ganyu yang lemah lembut kepada Panji

"iya Kak, walaupun ada perkembangannya dan..... aku siap untuk bertanding besok",ujar Panji yang merasakan kelelahan dan semangatnya masih ada

"Hmmm, kalau begitu yuk kau lapar Panji habis latihan ditempat ini",ujar Ganyu yang mencoba mengajak Panji untuk makan

Panji merasakan perut lapar hingga berkata,"iya Kak, sepertinya aku butuh nutrisi sekarang",ucap Panji yang mencoba untuk pergi dari bukit tianheng hingga pergi ke kota untuk mencari makanan di kota Liyue

Sampai di kota, Ganyu mengajak Panji kelantai atas sambil bertemu dengan Keqing, Hu Tao, Zhongli, Xiao, dan Yan Fei dimana Panji belum kenal dengan Yan Fei termasuk dia yang bekum kenal Panji.

"wah ada orang baru disini",ujar Panji kepada Yan Fei

"iya, oh jangan-jangan Panji ya?",ujar Hu Tao yang melihat Panji tepat di depan mata

"iya namaku Panji Kakak...",Panji kebingungan nama dua orang tersebut

"aku Yan Fei, salam kenal",ujar Yan Fei kepada Panji

"aku Hu Tao salam kenal",ujar Hu Tao kepada Panji yang ingin tau dengan dirinya,"oh iya, tempat tinggalmu dimana?",tambahnya

"aku di bukit Tian Heng Kak Hu Tao tapi, aku bukan berasal dari sini. Aku dari Bandung",jawab Panji kepadanya

"tunggu dulu..... aku pernah ke sana sendirian... eh, atau.... sama Xiang Ling ya pergi kerumahmu di dalam gua Tian Heng?",ucap Yan Fei yang sudah merasakan tempat tinggal Panji

"kau lupa rupanya, Yan Fei",ujar Keqing dengan kesal melihat tingkah laku Yan Fei

"eheh, sepertinya sudah pernah kesana deh Panji, pantas saja Xiangling tidak ada disini ternyata ada dirumahmu ya, Panji?",ucap Yan Fei yang baru sadar dengan dirinya yang udah pernah kerumah Panji

"Haaaah, dasar Yan Fei membuatku kerepotan",ujar didalam hati Xiao, sambil nunduk kebawah hingga menatap lagi ke arah mereka,"sebaiknya Yan Fei ikut jalan-jalan sama Panji agar kau tau rumah Panji berada, kau tau ada sungai besar di belakang rumah halaman Panji",tambahnya dan mengingat kembali

"oh iya, aku tau itu. Panji kalau besok kita pergi ketempat sana sama aku",ujar Yan Fei yang akan mengajak ke rumah halaman belakang Panji

"aku tidak bisa, besok aku harus ikut lomba panahan nanti besok",jawab Panji kepada Yan Fei

"lomba panahan? dimana?",ujar Hu Tao yang selalu ingin tau dalam acara lomba panahan berada

"di lapangan Kak, disana sudah disediakan pembidik",jawab Panji dengan ngasal

"kalau mau kesana Hu Tao",ucap Zhongli kepada Hu Tao,"sebaiknya ikut saja sama Panji, tapi dia selalu dekat dengan Ganyu kan, Panji?",tambahnya sambil menatapnya dengan sedikit serius

"oh.... itu kan..... hanya..... latihan saja sama Kak Ganyu",ujar Panji dengan wajah memerah hingga menghilang seketika

"aaaah, pasti kau selalu dekat sama Kak Ganyu kan, Panji?",ujar Hu Tao dengan tatapan serius kepada Panji

"ah tidak Kak..... aku sama..... Kak Ganyu hanya latihan untuk besok",ujar Panji yang gemetar dan mencoba menahan kejujurannya tersebut

"Hmmmm? Kau mencoba menyembunyikan sesuatu ya dariku, Panji?",ujar Hu Tao yang tersenyum sambil mendekati Panji

"ah tidak, aku tidak...",ujar Panji terpotong sambil mendengar pesanan makanannya sudah datang hingga melihat Hu Tao mundur dan duduk kembali

"nah sudahlah Panji, lebih baik makan saja ya sama Kakak?",ucap Ganyu yang selalu eksis dan misterius dengannya

"iya Kak",jawab Panji dengan singkat sambil makan bersama-sama

Mereka pun makan di restoran termasuk Ganyu yang memakan sayuran, lalu menjelang malam tiba Ganyu mengajak Panji untuk pergi ke dalam rumah untuk istirahat setelah jalan-jalan maupun latihan sore tadi untuk besok, sesampai di rumah Ganyu melihat Panji masuk kedalam kamar mandi untuk mandi sementara Ganyu, diam dan duduk di atas tempat tidur hingga tak lama kemudian, Panji keluar setelah memakai pakaian tidur hingga Ganyu melihatnya.

"mau tidur disini sama Kakak",ucap Ganyu kepada Panji

"boleh Kak, aku juga..... mau sama Kakak",ujar Panji kepada Ganyu yang berada di atas tempat tidur

Ganyu pun langsung tidur, sambil merapihkan bantalnya di atas kepala hingga tidur bersama Panji disampingnya lalu, memeluknya kepada Panji agar bisa tidur dengannya sambil berkata dengan ucapan lemah lembut,"selamat malam Panji",ujarnya sambil mengeluskan kepala Panji agar tertidur

Paginya, menjelang pulang sekolah semua murid merasa gembira setelah melaksanakan kegiatan belajar dan langsung pulang kerumah atau mengerjakkan tugas namun, Panji pergi ke ruang BK untuk diminta ikut lomba pemanah dan menyetujuinya, lalu kepala sekolah datang untuk menemui Panji hingga berkata,"Panji kau yang menjadi peserta mengikuti pemanah?",ucap sang kepala sekolah kepada Panji,"tapi.... ada pendampingnya atau melatihmu untuk pergi lomba? Karena, wajib untuk diikuti Panji",ujar sang kepala sekolah kepada Panji lagi

"tentu, ada dirumah, Kakakku yang melatihku",ujar Panji

"kau yakin..... kau punya Kakak melatihmu?",ucap Kepala Sekolah kepada Panji

"iya",jawab Panji

"bawa kesini, untuk meminta penjelasannya dengan mendetail",ujar Kepala sekolah kepada Panji untuk menyuruhnya membawa Ganyu ke sekolah

Begitu Panji membawa Ganyu kesekolah, hingga kepala sekolah melihat Ganyu sambil memberikan kertas berupa persyaratan bagi pelatih pemanah kepada anak, lalu Ganyu menyetujui tentang tata aturan mainnya latihan pemanah yaitu, kecurangan maupun hal-hal lainnya. Panji melihat Ganyu berjabat tangan dengan kepala sekolah sambil berkata,"termakasih Bapak kepala sekolah, anda sudah mengundang Panji sebagai peserta perlombaan pemanah ini dan aku siap untuk menggantikkan pelatih atau guru olahraga Panji yang sedang sakit",ujar Ganyu yang senang untuk ikut melihat kompetisi lomba pemanah.

"iya Nona Ganyu, kami ikut berpartisipasi dalam perlombaan ini",ujar Kepala Sekolah kepada Ganyu

Mereka pergi ke dalam mobil saat menjelang siang hingga Ganyu bersama Panji dibelakang untuk pergi ke stadium pemanah, Ganyu dan Panji turun dari mobil sang kepala sekolah hingga melihat para penonton maupun para peserta yang ikut lomba pemanah tingkat dasar sampai tingkat atas membuat Ganyu terkejut melihat peserta tersebut.

"ternyata sainganmu pada tinggi Panji",ujar Ganyu yang hanya melihat ke arah kiri dan kanan sambil mencari tempat para peserta lomba pemanah

"itu bukan sainganku Kak",ucap Panji sedikit ragu sambil mencari angka atau nama peserta perlombaan pemanah tingkat dasar sambil melihat ke arah kiri yang merupakan arah untuk peserta tingkat dasar sambil melirik ke arah belakang,"Kak ayo kesana! Itu kelas dasar!",tambahnya sambil menarik lengan Ganyu kanan hingga terkejut melihatnya

"duh Panji, jangan terburu-buru",ujar sambil menahan tarikkan lengan Panji dan berkata,"Hah, tunggu dulu Panji, pelan saja jalannya. Pesertamu ada dua puluh lima orang",lanjutnya

Panji membuka jaket dengan memakai pakaian peserta lomba pemanah tingkat dasar dengan warna biru dan dasarnya putih hingga celananya panjang berwarna biru yang sesuai warna di bajunya membuat Ganyu senang melihatnya hingga mencoba untuk memberi tau tentang taktik dan lainnya hingga Panji mengerti walaupun sedikit dalam menjelaskan taktik dari Ganyu. Panji pun siap dan tenang karena Ganyu yang mencoba menenangkannya dengan lemah lembut hingga berkata,"jangan terburu-buru untuk mengambil poin Panji, nanti poinmu sedikit Panji",ucap Ganyu yang telah melihat fisik Panji dalam bertanding memanah nanti

"iya Kak",ucap Panji kepada Ganyu yang telah kasih tau tentang lomba pemanah sebelum dimulai

Beberapa saat lomba pemanah segera dimulai dari tingkat dasar, Panji bersama para peserta lainnya bahkan melihat lapangan luas dalam perlombaan pemanah sambil mencari nama dirinya yang sudah disiapkan. Lalu, setelah menemukan tempat peserta untuk Panji, lalu seluruh peserta telah menyiapkan pemanahnya sambil menarik anak panahnya kebelakang hingga melepaskannya kedepan hingga mengenai bidik sebagai penambahan point, mengeluarkan anak panah pun serentak hingga Ganyu melihatnya yang sangat jauh dan anak panah yang dilontarkan Panji tepat sasaran di point kedua dengan lingkaran kecil tidak lebih kecil. Lalu, para Juri maupun penilai mencoba mengamati sebanyak lima anak panah yang dikeluarkan olehnya bahkan, menilainya dengan poin-poin tersebut. Panji pun melihat para juri maupun penilai dengan professional hingga berkata didalam hati,"mudah-mudahan aku mendapat point yang tinggi dibandingkan yang lain",ucap didalam hati

Begitu para juri telah menulis semua point kepada peserta, hingga menyuruh para peserta membolehkannya untuk keluar dari lapangan karena, ada peserta lain yang belum mengikuti lomba pemanah. Ganyu pun pergi sambil menemui Panji yang telah berusaha mengikuti lomba pemanah dengan tenang sambil berkata,"hebat Panji sekarang tinggal menunggu poinnya dan Kakak mengerti tentang penambahan point sebagai juara",ucap Ganyu yang tersenyum ke arah Panji.

"iya sama-sama Kak, sekarang bagian grup B Kak. Boleh aku lihat?",ucap Panji sambil pergi ke tempat penonton

"boleh Panji, pasti ingin penasaran lawanmu nanti",ujar Ganyu yang tau tentang grup tersebut

begitu di tempat penonton, Panji melihat para peserta tingkat dasar yang sedang memegang anak panah kedepan hingga melepaskan anak panahnya hingga mengenai sasaran di pembidiknya. Hingga ada yang meleset ke pembidik, para Juri melihat dan menilai secara professional sambil menghitung beberapa anak panah yang dibidik oleh para peserta lomba namun, ada yang meleset sehingga mendapat mines satu bagi peserta yang telah meleset ke bidik. Lalu, perlombaan pun telah usai hingga semua peserta grup B mempersilahkan kepada para pesertanya untuk meninggalkan lapangan hingga menggantikan grup terakhir yang siap untuk melepaskan pemanahnya.

"ternyata ada anak panah yang meleset rupanya Kak",ujar Panji yang tatapannya tajam ke arah lapangan terbuka

"iya sayang, itu mendapat mines satu kalau anak panah tidak mengenai bidiknya, dapat kurangan satu",ucap Ganyu kepada Panji

"begitu ya? Aku sudah merasakannya Kak ternyata pembidik itu harus benar-benar fokus",ujar Panji dengan serius

"tidak juga Panji, santai saja untuk memanah ke arah bidik Panji. jangan terlalu fokus nanti kau kehilangan fokus yang berlebihan, harus diseimbangkan dengan tenang Panji",Ganyu memberi tau kepada Panji tentang lomba pemanah besok hingga berkata lagi sambil melihat kedepan,"sepertinya tingkat dasar sudah beres Panji, mau keluar tidak?",tambahnya

"tidak, aku ingin melihat tingkat SMP dulu, sepertinya sedikit deh yang ikutan lomba pemanah",ucap Panji yang melihat jumlah peserta tingkat SMP dalam lomba pemanah hanya sepuluh orang

Panji melihat pemandangan lapangan tersebut, sambil melihat pergerakkan anak panah mereka yang telah berhasil mengenai sasaran bidiknya namun, hanya tiga sampai empat orang meleset. Panji melihatnya dengan jelas sambil melihat kekuatan skill mereka, Ganyu hanya menemani Panji dari samping sambil berkata,"nanti kalau sudah melihat itu..... kita keluar yuk Panji?",ujarnya

"boleh Kak, sebentar lagi mau ke sore ya Kak?",ujar Panji sambil melihat Ganyu yang sedang melihat kedepan, dimana para peserta yang sedang fokus dalam membidik dengan anak panah hingga mengenainya, lalu mereka berhenti untuk memanah hingga para juri akan menilai poin tersebut sama seperti biasa.

Sorenya, Panji dan Ganyu telah melihat aksi pertandingan panahan tingkat SMP sampai tingkat SMA hingga Ganyu berkata kepada Panji,"Panji, kau harus berhati-hati ya dengan pemanahmu untuk bertanding besok",ujar Ganyu yang mencoba memberi tau dengan nada lemah lembut

"iya Kak, akan aku usahakan yang lebih baik dari pada ini",ujar Panji dengan senyumannya kearah Ganyu

Ganyu menatap Panji hingga tak lama kemudian, Panji melihat orang-orang maupun para peserta berlarian ke arah depan hingga mereka melihat pengunguman hasil lolos dalam lomba pemanahan ditingkat dasar sambil mencari nama dirinya yang lolos dari perlombaan pertama. hingga tak lama kemudian, Dia menemukan nama dirinya yang sudah lolos pertama dalam perlombaan pemanah sambil memberi tau kepada Ganyu tentang hal tersebut,"Kakak!",ucap Panji dengan semangat dan gembira kepada Ganyu,"aku masuk Kak!",tambahnya dengan senang hingga melihat rauk muka Ganyu tersenyum ke arahnya,"baguslah nanti Kakak lihat ya pengumumannya, masih banyak orang berkerumunan",tambahnya sambil menunggu semua orang pergi yang telah melihat hasil perlombaan pemanah pertama. Lalu, Ganyu melihat pengumumannya dan senang melihatnya bahkan, Panji sedang mengambil tas dan mendekati Ganyu yang sedang melihat hasil perolehan point dalam pemanah pertama, lalu dia melirik ke arah Panji dan berkata,"hebat Panji kau berada di peringkat ke tujuh dari lima belas orang",ujarnya sambil menatap senyum ke arah Panji,"Kakak bangga melihat perolehan tertinggi dalam lomba ini. Nanti pagi latihan lagi ya Panji karena besok yang masuk ke stadium ini Panji",ujarnya sambil menggaruk kepala Panji dengan pelan sambil pergi meninggalkan tempat.

Akhirnya mereka meninggalkan stadion pemanah hingga mereka pergi dengan alat teleportasi hingga sampai dirumah Panji bahkan, begitu sampai didepan pintu, Ganyu membuka pintunya dan tiba-tiba saja bertemu Rossa yang merasa bangga dengan kehadirat mereka berdua yang habis lomba pemanah dan berkata,"waah! Ganyu! Panji! Kalian berdua yang ikut dalam pertandingan Pemanah?",ucap Rossa yang tersenyum kepada mereka.

"tidak Mah",jawab Ganyu kepada Rossa,"aku sebagai mendampingi atau melatih Panji, Mah",tambahnya

"bagus kalau begitu Ganyu",ucap Xiangling yang sedang memegang makanan dari dapur

"oh iya Panji, Mamah barusan habis masak sesuatu untukmu Panji dan juga Ganyu",ujar Rossa yang telah memasak di dapur bersama Xiangling

Ganyu dan Panji melihat masakkan buatan Rossa dan Xiangling dari dapur berupa nasi goreng maupun makanan favorit Ganyu yang sudah disediakan di meja makan, lalu di meja makan melihat Keqing sedang makan bersama Qiqi dan Hu Tao.

"wah, Panji gimana? masuk tidak?",ujar Keqing kepada Panji yang senang dengan pertandingan pemanah

"iya, aku berada peringkat ke tujuh",jawab Panji kepada Keqing

"itu bagus Panji",ujar Rossa yang datang dengan membawa makanan untuk mereka,"tingkatkan lagi ya, Panji",tambahnya sambil menatap Ganyu,"Ganyu tolong latihan lagi sama Panji ya?",ujar Rossa,"dia pasti semangat karena, ada kamu".

"aaah, iya.... aku akan melatih Panji Mah",ujar Ganyu yang sedang menggeser kursi kebelakang dan menempatinya

"Hah, nanti pagi kita akan latihan lagi pasti akan seru dibandingkan tadi",ucap Panji

"iya, tapi jangan terlalu serius nanti, kehilangan fokus maupun tenaga dalam memanah Panji",ujar Ganyu yang mencoba memberi tau kelemahan Panji

"baik Kak, aku akan mencobanya lagi",ujarnya hingga makan

Ganyu tersenyum ke arah Panji hingga makan bersama-sama di meja makan, Xiangling senang mendengar mereka yang sedang membicarakan lomba pemanah untuk besok sambil pergi untuk memasak selanjutnya.

***

Siguiente capítulo