📌 PART 36
Setelah menghantar Raihan pulang ke condo nya , kini Hazim pula yang tiba di rumahnya . Segala beg bagasi yang di bawa di keluarkan dari kereta alphard mewah itu . "𝖳𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝗄𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗅𝖺 𝗉𝖺𝗄𝖼𝗂𝗄 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 𝗁𝖺𝗇𝗍𝖺𝗋 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗇𝗂" . Ucap Hazim sopan sambil menundukkan sedikit kepalanya tanda hormat kepada pak Khairul selaku pemandu kepada 𝗌𝗒𝖺𝗋𝗂𝗄𝖺𝗍 𝖼𝗂𝗍𝗒𝗁𝗈𝗅𝖽𝗂𝗇𝗀'𝗌 milik Tengku Firdaus .
"𝖠𝗌𝗌𝖺𝗅𝖺𝗆𝗎𝖺𝗅𝖺𝗂𝗄𝗎𝗆 , 𝗆𝖺𝗄 , 𝖺𝖻𝖺𝗁 , 𝖨𝗆 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗇𝗂" . Laung Hazim sambil membuka pintu utama rumahnya . "𝖶𝖺𝖺𝗅𝖺𝗂𝗄𝗎𝗆𝗎𝗌𝗌𝖺𝗅𝖺𝗆 , 𝖺𝗅𝗁𝖺𝗆𝖽𝗎𝗅𝗂𝗅𝗅𝖺𝗁 𝖨𝗆 𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂" . Sahut makcik Zaitun yang keluar dari ruang dapur sambil mendapatkan Hazim yang berada di ruang tamu . "𝖬𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗁𝖺𝗍 ? 𝖺𝖻𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗇𝖺 ?" . Tanya Hazim sambil memegang kedua-dua tangan mak nya . "𝖬𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗁𝖺𝗍 , 𝖺𝗅𝗁𝖺𝗆𝖽𝗎𝗅𝗂𝗅𝗅𝖺𝗁 , 𝖺𝖻𝖺𝗁 𝗄𝖺𝗆𝗎 𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖺𝗍 𝖺𝗍𝖺𝗌 , 𝗍𝖾𝗇𝗀𝖺𝗁 𝗋𝖾𝗁𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝖽𝖺𝗇" . Balas makcik Zaitun .
"𝖠𝖻𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗄𝗂𝗍 𝗄𝖾 𝗆𝖺𝗄 ?" . Tanya Hazim lagi sambil merangkul bahu mak nya untuk duduk di sofa bersama . "𝖧𝗆𝗆 , 𝖻𝗂𝖺𝗌𝖺𝗅𝖺 𝖨𝗆 , 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗎𝖺-𝗍𝗎𝖺 𝗇𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗉𝖾𝗇𝗒𝖺𝗄𝗂𝗍 , 𝗉𝖾𝗇𝗒𝖺𝗄𝗂𝗍 𝗉𝖾𝗇𝖺𝗍" . Usik makcik Zaitun sambil tersengih-sengih . Hazim yang mendengar gurauan mak nya itu turut tergelak kecil . "𝖬𝖺𝗄 , 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗂𝗄𝗂𝗍 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗄 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 ?" . Soal Hazim sambil meraih tangan makcik Zaitun . "𝖨𝗆 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗉𝖺 ? 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗅𝖺𝖺" . Balas makcik Zaitun lalu tangannya menepuk lembut tangan Hazim .
"𝖬𝖺𝗌𝖺 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 𝖽𝖾𝗄𝖺𝗍 𝖫𝗈𝗇𝖽𝗈𝗇 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗍𝖺𝗄 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝗆𝖺𝗄 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗁 ?" . Tanya Hazim sambil memandang muka tua mak nya . Makcik Zaitun terkedu apabila mendengar Hazim menanyakan soalan begitu . "𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖨𝗆 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗆𝖺𝗄 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 ? 𝖨𝗆 𝖺𝖽𝖺 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 ?" . Soalan di balas dengan soalan . "𝖨𝗆 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗃𝖾 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗄 , 𝖨𝗆 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝖺𝖽𝖺 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗅𝖺𝗀𝗂 . 𝖬𝖺𝗄 , 𝗉𝗅𝖾𝖺𝗌𝖾 𝗆𝖺𝗄 , 𝗃𝗎𝗃𝗎𝗋 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 , 𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅 𝗄𝖾 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 ?" . Sekali lagi Hazim menanyakan soalan yang sama .
Makcik Zaitun mulai di serbu serba salah dalam dirinya , lidahnya kelu untuk membicarakan hal yang sebenar . Namun Hazim masih menanti dengan penuh sabar , '𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘤𝘪𝘬 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 , 𝘮𝘢𝘬𝘤𝘪𝘬 𝘵𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘯𝘢𝘬 𝘴𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘩𝘴𝘪𝘢 𝘯𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 . 𝘭𝘢𝘨𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘩 𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘪 , 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨' . bisik hati makcik Zaitun sebelum memulakan bicaranya . "𝖲𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 , 𝗆𝖺𝗄 𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗆𝖺𝖺𝖿 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖨𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 𝗆𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗀𝗂𝗍𝖺𝗎 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖨𝗆 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗄𝖺𝗆𝗎 𝗄𝖺𝗍𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗆𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗍𝗎" . Jelas makcik Zaitun sedikit demi sedikit .
"𝖠𝗉𝖺𝖺 ! 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅 𝗅𝖺 𝖽𝗎𝗀𝖺𝖺𝗇 𝖨𝗆 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗇𝗂 . 𝖬𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝗆𝖺𝗄" . Sahut Hazim tersentak . "𝖨𝗆 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 ?" . Tanya makcik Zaitun dengan nada mendatar . "𝖨𝗆 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗍𝖺𝗎 𝗉𝗎𝗇 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝖨𝗆 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗍𝗎 𝗃𝗎𝗀𝖺𝗄 . 𝖨𝗆 𝗍𝖺𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗄 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗍𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝗍𝗂𝖽𝗎𝗋 , 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖨𝗆 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝗄𝖾𝗉𝗎𝗍𝗎𝗌𝖺𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖺𝗌𝗎𝗄 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 . 𝖣𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗍𝗎 𝖨𝗆 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍𝗂 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖽𝖺𝗁 𝗄𝗈𝗌𝗈𝗇𝗀 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀-𝖻𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖺 . 𝖳𝖺𝗉𝗂 𝖨𝗆 𝖼𝗎𝖻𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗉𝗎𝗋𝖺-𝗉𝗎𝗋𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 , 𝖨𝗆 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗆𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗋𝗌𝗎𝖺𝗋𝖺 , 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗍𝗎 𝗆𝗎𝗌𝗍𝖺𝗁𝗂𝗅 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖺𝗄 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗁 𝗌𝗎𝖺𝗋𝖺𝗄𝖺𝗇" . Kedengaran nada Hazim yang mulai sebak .
"𝖬𝖺𝗄 𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗆𝖺𝖺𝖿 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖨𝗆 , 𝗆𝖺𝗄 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗇𝖺𝗋𝗇𝗒𝖺 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 𝗇𝗂𝖺𝗍 𝗉𝗎𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗋𝖺𝗁𝗌𝗂𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗇𝖽𝖺 𝗇𝗂 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝗍𝗎 𝖺𝗍𝖺𝗌 𝗉𝖾𝗋𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 . 𝖨𝗆 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍-𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖨𝗆 , 𝖨𝗆 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗍𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗄𝖺𝗋𝖺 𝗍𝗎" . Nada makcik Zaitun sedikit tegas . Hazim menundukkan kepalanya , air mata nya mulai menitis di tangannya . Melihat keadaan Hazim yang sedih , makcik Zaitun terus memeluk tubuh anak nya itu . "𝖨𝗆 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗌𝖺𝖻𝖺𝗋 , 𝖨𝗆 𝗄𝖺𝗇 𝗄𝗎𝖺𝗍 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖨𝗆 𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅-𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖺𝖽𝖺𝗉 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝖨𝗆 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺𝗇𝗒𝖺 . 𝖨𝗆 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗋𝖽𝗂𝖺𝗆 𝖽𝗂𝗋𝗂 , 𝖨𝗆 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝖻𝖾𝗇𝖼𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖨𝗆" . Pujuk makcik Zaitun sambil mengusap-ngusap belakang Hazim .
"𝖳𝖺𝗉𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗁𝖺𝗄𝗂𝗄𝖺𝗍𝗇𝗒𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗇𝖼𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖨𝗆 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗉 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖨𝗆 𝗇𝗂 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗄𝗂 𝗍𝖺𝗄 𝗀𝗎𝗇𝖺 . 𝖨𝗆 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗌𝖺𝗅 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝖻𝗎𝖺𝗍𝖺𝗇 𝖨𝗆 𝗍𝖾𝗋𝗁𝖺𝖽𝖺𝗉 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁" . Sayu Hazim sambil menyeka air matanya . "𝖪𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖨𝗆 𝗋𝖺𝗌𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁 , 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝖼𝖺𝗋𝗂 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 . 𝖨𝗆 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗃𝖾𝗅𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗋𝖿𝗂𝗄𝗂𝗋 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖽𝗂𝗋𝗂 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝗎 𝗄𝗈𝗍𝗈𝗋" . Pujuk makcik Zaitun sekali lagi . "𝖳𝖺𝗄𝗉𝖾𝗅𝖺 𝗆𝖺𝗄 , 𝖨𝗆 𝗇𝖺𝗂𝗄 𝖽𝗎𝗅𝗎 , 𝖨𝗆 𝗇𝖺𝗄 𝗋𝖾𝗁𝖺𝗍 , 𝖾𝗌𝗈𝗄-𝖾𝗌𝗈𝗄 𝗅𝖺 𝖨𝗆 𝖻𝗂𝗇𝖼𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗁𝖺𝗅 𝗇𝗂" . Pamit Hazim dan terus mengatur langkah nya naik ke bilik . '𝖺𝗉𝖺 𝗅𝖺 𝖺𝗀𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗌𝗂𝖻 𝖨𝗆 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖨𝗆 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗍𝖺𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗋𝗄𝖺𝗁𝗐𝗂𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖭𝗂𝗄 , 𝗄𝖺𝗐𝖺𝗇 𝖨𝗆 𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂' . Gumam hati makcik Zaitun .
𝗣𝗢𝗩 𝗛𝘂𝗺𝗮𝗶𝗿𝗮 .
Aku mengeringkan rambutku dengan alat pengering yang terpasang berhampiran meja soleknya yang berhadapan depan pintu bilik air . Mata ku tidak lepas memandang tubuh Nik dari belakang yang memakai baju 𝘀𝗶𝗻𝗴𝗹𝗲𝘁 berwarna hitam sedang menyiapkan sedikit kerjanya dengan bertemankan lampu meja . Setelah aku merasakan rambut ku telah kering , aku biarkan saja terhurai tanpa bersisir , baju mandi di tubuhku belum ku lepaskan . Lantas kaki ku mulai melangkah ke arah Nik yang sedang sibuk menghadap laptop nya , laju saja tangan ku memeluk leher suami ku itu .
Aku melihat wajah Nik yang sedang tersengih apabila tangan ku memeluk lehernya sambil mendaratkan ciuman di pipi nya . "𝖶𝖺𝗇𝗀𝗂𝗇𝗒𝖺" . Ringkas Nik bersuara . Aku hanya tersenyum mendengar suara nya yang garau , "𝖧𝗆𝗆 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺-𝖺𝗉𝖺 𝗍𝖺𝗄 ? 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖼𝖺𝗄𝖺𝗉 𝗅𝖺 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗆𝖺𝗌𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 , 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝖺𝗄𝖺𝗂 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝗄𝖾𝗃𝖺𝗉 𝗅𝖺𝗀𝗂" . Kataku yang masih kemas memeluk lehernya . Nik terus menutup laptop nya dan menarik tangan ku lembut , aku pun terus berdiri di sampingnya sambil menatap lama wajah kacak nya . Dengan pantas tangannya menarik pinggang ku dan terus terduduk di atas ribanya .
Dengan rasa yang berdebar-debar , tanganku terus merangkul lehernya , wajah ku separas dengan wajah kacak nya . Bibirnya terus mengukirkan senyuman , namun aku masih terkedu ! terkedu apabila duduk di atas ribanya . "𝖧𝗆𝗆 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗇𝖺𝗄 𝗉𝖺𝗄𝖺𝗂 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝗄𝖾𝗃𝖺𝗉 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 ?" . Tanyaku apabila tangan Nik sudah bermain dengan rambut ku . Tangannya terhenti dari membelai rambutku , pinggangku di rangkul dengan ketat , dia mendekatkan sedikit wajahnya ke wajah ku yang membuatkan kepala kami bermain laga . Hembusan nafas kasar nya dapat aku rasakan di wajahku , Nik mulai mendongakkan kepalanya lalu mencium ubun-ubun ku dengan penuh kasih sayang .
Setiap kali Nik membuatku rasa nyaman dan selesa , setiap kali itu juga la dia membuatku terkedu ! "𝖧𝗆𝗆 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 .. 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝗋𝖺𝗌𝖺 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗍 𝗄𝖾 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝖺𝖽𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗇𝗂 ?" . Tanya ku yang ingin menjauhkan debaran di jantung ku . '𝘵𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘨𝘪' . bisik hati ku yang mulai menggelabah ingin melepaskan diri . "𝖲𝖾𝗅𝖺𝗀𝗂 𝖻𝖺𝖻𝗒 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗍 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝖺𝖽𝖺 , 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗍𝗎 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗋𝖺𝗌𝖺 𝖻𝖺𝖽𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗍" . Balas Nik dengan nada gatal sambil tangannya mengusap perutku walaupun berlapik namun jelas terasa yang dia sedang memegang perutku .
Aku mulai mengetap bibir ku , '𝘵𝘶𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 , 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘳 . 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘯𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 ! 𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘭𝘢𝘳𝘪' . bicara ku dalam hati . "𝖢𝖺𝗇 𝗂 𝗄𝗂𝗌𝗌 𝗒𝗈𝗎𝗋 𝗅𝗂𝗉𝗌 ?" . Tanya Nik sambil memandang bibir ku . Cahaya pada malam itu di dalam bilik hanya bertemankan lampu meja kerja Nik , dalam keadaan yang malap itu , aku masih jelas melihat wajah Nik yang kacak . "𝖲𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 ? 𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺𝖺𝖺 𝖽𝗂𝖺𝗆 ? 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗀𝗂 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗄 𝗃𝗎𝗀𝖺" . Rengek Nik dan terus mencantumkan bibirnya ke bibir ku . Aku melihat matanya tertutup sedang leka dia mencium bibir ku , aku hanya membiarkan dia melakukan aktivitinya tanpa membalas ciuman nya yang sarat dengan kecintaan .
Dia pun melepaskan bibirnya dengan perlahan , dia menatap wajah ku dengan pandangan yang tajam . "𝖫𝖾𝗉𝖺𝗌𝗇𝗂 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗉𝖺𝗇𝗀𝗀𝗂𝗅 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝗄𝖺𝗍𝖺𝖺𝗇 𝘀𝗮𝘆𝗮𝗻𝗴 . 𝖲𝗈 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝗎𝗇 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝖻𝗂𝖺𝗌𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗋𝗂 𝗉𝖺𝗇𝗀𝗀𝗂𝗅 𝗮𝗯𝗮𝗻𝗴 . 𝖠𝗇𝖽 𝗇𝗈𝗐 , 𝗂 𝗋𝖾𝖺𝗅𝗅𝗒-𝗋𝖾𝖺𝗅𝗅𝗒 𝗅𝗈𝗏𝖾 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗋𝖺𝗌𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗍𝗎𝖻𝗎𝗁 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 . 𝖣𝗈𝗇'𝗍 𝗅𝖾𝖺𝗏𝖾 𝗆𝖾 𝖺𝗅𝗈𝗇𝖾 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀" . Setelah Nik menghabiskan kata-katanya , dia terus mendaratkan kepalanya di dada ku , tangannya memeluk erat pinggangku seperti tidak ingin di lepaskan untuk sementara . Aku pun membalas pelukan di lehernya sambil mengusap lembut rambut tebalnya serta hitam pekat itu , bau shampoo di kepalanya sangat wangi , dan perlahan-lahan aku mencium nya sekilas . "𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝗎𝗇 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗃𝗎𝗀𝖺𝗄 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾𝗁𝗂𝗅𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗄 𝗁𝗂𝗅𝖺𝗇𝗀 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀" . Kataku lembut , tanpa aku sedar , air mataku mulai bertakung di tubir mata .
Nik mengangkat wajahnya , mata ku dan juga matanya bertentangan , "𝖩𝖺𝗇𝗃𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗄𝖺𝗋𝖺 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 ?" . Tanya Nik sambil memegang wajah ku dengan kedua-dua telapak tangannya . "𝖸𝖺𝖺 , 𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗄 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗃𝖺𝗇𝗃𝗂 ?" . Balasku sambil memandang anak matanya . "𝖠𝗇𝗍𝖺𝗋𝖺 𝗄𝗂𝗍𝖺 𝖻𝖾𝗋𝖽𝗎𝖺 , 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗌𝗂𝗆𝗉𝖺𝗇 𝖺𝗉𝖺-𝖺𝗉𝖺 𝗋𝖺𝗁𝗌𝗂𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 , 𝖽𝖺𝗇 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎 𝗃𝗎𝗀𝖺𝗄 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗌𝗂𝗆𝗉𝖺𝗇 𝗋𝖺𝗁𝗌𝗂𝖺 𝖺𝗉𝖺-𝖺𝗉𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀" . Jelas Nik lembut , lalu dahi ku di kucup lama . Aku memejamkan mata ku untuk mengumpulkan segala kekuatan dalam hati ku . "𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗃𝖺𝗇𝗃𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀" . Kataku perlahan namun cukup untuk di dengar . Nik mulai melepaskan tangannya dari memegang wajah ku namun beralih ke pinggang ku semula , "𝖳𝖺𝗉𝗂 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝗎𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗃𝖺𝗇𝗃𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗍𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗄𝖺𝗋𝖺 . 𝖲𝖾𝖺𝗇𝖽𝖺𝗂𝗇𝗒𝖺 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗅𝖺𝗉 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 , 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗆𝗎𝗅𝗎𝗍 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇 , 𝗉𝗅𝖾𝖺𝗌𝖾𝖾 .. 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋 𝗉𝖾𝗇𝗃𝖾𝗅𝖺𝗌𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗋𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝖽𝖺𝗁𝗎𝗅𝗎 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗆𝖾𝗆𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗄𝖾𝖽𝗎𝖺 𝖻𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗉𝗂𝗁𝖺𝗄 . 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝗍𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗌𝖾𝖺𝖽𝖺𝗇𝗒𝖺 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗇𝗂 𝗌𝖾𝗋𝖻𝖺 𝗄𝖾𝗄𝗎𝗋𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 , 𝗇𝖺𝗆𝗎𝗇 𝗁𝖺𝖽𝗂𝗋𝗇𝗒𝖺 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗁𝗂𝖽𝗎𝗉 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗋𝖺𝗌𝖺 𝗁𝗂𝖽𝗎𝗉 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖾𝗅𝖺𝗁 𝗅𝖾𝗇𝗀𝗄𝖺𝗉 𝗍𝖺𝗇𝗉𝖺 𝗄𝖾𝗄𝗎𝗋𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗍𝗎 𝗅𝖺𝗀𝗂" . Jelasku panjang lebar , namun itulaa yang terbuku di hati ku sekarang . "𝖠𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗃𝖺𝗇𝗃𝗂 , 𝗐𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝗉𝖺𝗉𝗎𝗇 𝗃𝖽𝗂 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗇𝗂 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝖻𝖾𝖼𝖺𝗎𝗌𝖾 𝗒𝗈𝗎 𝖺𝗋𝖾 𝗆𝗒 𝗐𝗈𝗆𝖺𝗇 𝗋𝗎𝗅𝖾𝗋 𝗂𝗇 𝗁𝖾𝗋 𝗈𝗐𝗇 𝗋𝗂𝗀𝗁𝗍" . Balas Nik dengan lembut , sekali lagi dia memeluk tubuh erat . Aku berasa terharu apabila mendengar bait-bait indah yang di ucapkan oleh Nik , dialah mr . dingin tapi romantik .